Gus Muwafiq Disorot Karena Sebut Masa Kecil Rasulallah, Pernah Nonton Muhammad The Messenger of God?
Gus Muwafiq Disorot Karena Gambaran Masa Kecil Rasulallah SAW, Sudah Pernah Nonton Muhammad: The Messenger of God?
Gus Muwafiq Disorot Karena Gambaran Masa Kecil Rasulallah SAW, Sudah Pernah Nonton Muhammad: The Messenger of God?
POS-KUPANG.COM - Gus Muwafiq Disorot Karena Gambaran Masa Kecil Rasulallah SAW, Sudah Pernah Nonton Muhammad: The Messenger of God?
Pernyataan Gus Muwafiq dalam sebuah ceramah mendapat sorotan dari masyarakat . Dalam sebuah tausiah asisten pribadi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu menyebut Nabi Muhammad ingusan dan tidak terawat ketika kecil.
Pernyataan KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq dalam sebuah tausiah mendapatkan kritik keras dari masyarakat.
Polemik pun bergulir lantaran asisten pribadi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu menyebut Nabi Muhammad ingusan dan tidak terawat ketika kecil.
Bagaimanakah masa kecil Rasulallah Muhammad SAW?
Sebuah film produksi Iran menyajikan sekelumit kisah masa kecil Nabi Muhammad Rasulallah SAW, " Muhammad: The Messenger of God ".
Film karya sutradara Majid Majidi. Majid merupakan sutradara yang pernah masuk nominasi Oscar.
Proses produksi yang menghabiskan anggaran hingga hingga 40 juta dolar atau setara Rp 560 miliar dilakukan di Iran.
Film ini menceritakan masa kecil Nabi Muhammad ketika diasuh oleh ibunya Siti Aminah, sang kakek Abdul Muthalib dan juga sang paman Abu Thalib.

Tak ada penampilan fisik Nabi Muhammad SAW di sini. Hanya ditampilkan sosok putih yang bercahaya.
Majid sendiri mengakui bahwa dia membuat film ini untuk memerangi Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam.
Dikutip dari wikipedia, Muhammad: The Messenger of God adalah sebuah film epik Islam Iran 2015 yang disutradarai oleh Majid Majidi dan ditulis bersama dengan Kambuzia Partovi.
Film tersebut berlatar belakang abad keenam dimana sebuah kisah bercerita tentang masa kecil Nabi Muhammad SAW.
Film tersebut menjadi produksi berbiaya terbesar dalam sinema Iran pada saat ini.
• VIDEO Viral Gus Muwafiq, Mantan Asisten Gus Dur, yang Dituding Hina Nabi, Gus Miftah Ikut Komentar
• FPI Laporkan Gus Muwafiq ke Bareskrim karena Dianggap Menghina Nabi Muhammad
Pengembangan Muhammad: The Messenger of God dimulai pada 2007 dan Majidi menulis bagian pertama dari permainan latar-nya pada 2009.
Pada 2011, sebuah set kolosal dibuat di kota Qom dekat Tehran yang disiapkan untuk kebanyakan adegan dalam film tersebut.
Beberapa adegan difilmkan di Amerika Selatan. Pada saat proses pemfilman, Majidi bekerja dengan sebuah tim sejarawan dan arkeolog untuk karya tentang akurasi kehidupan awal Nabi Muhammad SAW.
Pengerjaan pasca-produksi dimulai di Munich pada akhir 2013 dan selesai pada 2014. Sinematografi-nya dirampungkan oleh Vittorio Storaro dan skor film-nya dikomposisikan oleh A. R. Rahman.
Film tersebut tayang perdana di Festival Film Internasional Fajr pada 1 Februari 2015 namun tidak jadi karena kesulitan teknikal.
Untuk para kritikus, pembuat film dan jurnalis, sebuah penayangan istimewa diadakan di Cinema Farhang, Iran pada 12 Februari 2015.

Film tersebut dirilis di Iran serta di Festival Film Dunia Montreal pada 27 Agustus 2015. Film tersebut terpilih sebagai entri Iran untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-88.
Pemeran:
Mahdi Pakdel (sebagai Abu Talib)
Sareh Bayat (sebagai Halimah)
Alireza Shoja Nouri (sebagai Abdul Muttalib)
Mohsen Tanabandeh (sebagai Samuel)
Dariush Farhang (sebagai Abu Sufyan)
Siamak Adib (sebagai Hanatte)
Seyed Sadegh (sebagai Hatefi)
Mina Sadati (sebagai Aminah)
Mohammad Asgari
Ra'na Azadivar
Sadegh Hatefi
Kontroversi
Disadur dari CNN yang dikutip dari Reuters memberitakan, Iran baru saja membuat film yang bujetnya memecahkan rekor negaranya, US$40 juta atau setara dengan lebih dari Rp 560 miliar.
Film itu bahkan disutradarai nomine Oscar, Majid Majidi. Tak main-main, film yang disponsori negara itu berjudul Mohammad, Messenger of God atau Muhammad: The Messenger of God.
Itu merupakan film tentang kisah hidup Nabi Muhammad, atau Rasulallah SAW bagi umat Muslim.
"Saya membuat film ini untuk memerangi gelombang baru Islamofobia di dunia Barat. Interpretasi Barat atas Islam adalah penuh kejahatan dan terorisme," ujar Majidi saat diwawancara Hezbollah Line, majalah konservatif di kalangan Iran.
• Masuk Daftar Cekal di Australia Tahun 2019, WNI 21.324, Indonesia Masuk 10 Besar, Malaysia Terbanyak

Mohammad, Messenger of God atau Muhammad: The Messenger of God adalah film pertama dari trilogi kehidupan Nabi Muhammad yang direncanakan Majidi.
Film itu berdurasi 171 menit, dan fokus pada kehidupan masa kecil Sang Nabi.
Sebagaimana aturan dalam Islam untuk, wajah Nabi Muhammad sama sekali tidak diperlihatkan dalam film itu.
Sekali waktu Nabi Muhammad hanya diperlihatkan sebatas bayangan. Waktu yang lain lagi kamera digunakan sebagai "mata" Nabi Muhammad sehingga penonton bisa melihat sudut pandangnya.
Sekali, ditampakkan seorang bocah laki-laki sedang bermain. Ia diibaratkan Muhammad, tetapi hanya ditampakkan dari belakang. Tidak dijelaskan siapa aktor lelaki muda itu.
Film itu baru dirilis di Iran, Kamis (27/8) lalu. Diprediksi film itu akan memecahkan rekor box office domestik. Namun masalahnya, ada golongan yang meminta film itu dilarang tayang di Iran.
Mengutip Reuters, Universitas Al-Azhar di Mesir tidak puas dan meminta itu dilarang. Diketahui, Al-Azhar merupakan kampus Sunni prestisius di sana.
"Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar.
Itu berkaitan dengan kehidupan sang aktor yang memerankan Muhammad. Di kehidupan nyata, bisa saja ia pemabuk atau pemain perempuan. "Itu tidak bisa diterima," katanya.
Menurut Sami Yusuf, salah satu musisi Islam terkondang yang ikut menyanyi untuk lagu tema Mohammad, Messenger of God pelarangan tayang film itu terlalu dipolitisasi.
"Kebanyakan reaksi itu terlalu politis," katanya pada Reuters. Pembuat film itu adalah Syiah.
"Saya pun yakin orang-orang di Al-Azhar dan lainnya yang mengkritik film ini belum menontonnya. Mereka hanya melawannya karena itu seperti mengekspor budaya Iran," ujar Yusuf.
Ia sendiri mendukung film itu karena belum banyak film tentang Muhammad, apalagi dibandingkan Yesus atau nabi lain di Kristen.
Menurutnya, itu memalukan. "Anda tidak bisa terus mempelajari Nabi Muhammad dan jatuh cinta pada hidup serta karakternya.
Jika film ini membuat orang-orang di seluruh dunia tahu nabi kita lebih baik dan melihat betapa baik dia, tugas kita selesai," ujar Yusuf berpendapat.
Sementara itu, belum ada komentar dari Arab Saudi tentang film itu.
Memfilmkan nabi memang seperti tabu dalam Islam. Film tentang Nabi Muhammad saja hanya pernah ada satu, The Message (1976). Sutradara Suriah, Moustapha al-Akkad yang menggarapnya. Aktor Anthony Quinn menjadi paman Nabi Muhammad.
Film itu tidak menampakkan wajah Muhammad di layar, namun banyak kelompok Muslim yang tersinggung.
Akkad sendiri akhirnya meninggal dalam bom bunuh diri di Amman pada 2005, meski tidak diketahui apakah itu berhubungan dengan film.
Sebelumnya, Nabi Muhammad juga pernah diwujdkan dalam buku serta kartun. Itu pun selalu membuat marah umat Muslim. Kartun yang dipublikasikan di surat kabar Denmark pada 2005 menimbulkan protes yang mengakibatkan banyak orang meninggal, penyerangan ke kedutaan, serta pemboikotan.
Gambar satire majalah Perancis, Charlie Hebdo diikuti penembakan oleh militan Islam yang akhirnya menewaskan sekitar 12 orang di kantornya, Januari lalu.
Pemimpin Iran bahkan pernah mengeluarkan fatwa bagi umat Muslim untuk membunuh penulis Salman Rushdie pada 1988 karena menulis The Satanic Verses. Novel itu dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam. (* / POS-KUPANG.COM)
• Jangan Ketinggalan, Ayo Cari Tahu Film yang Akan Putar di Bulan Desember dan Waktu Penayangannya
• Waktu Mustajab Sholat Tahajud, Bacaan Niat, Doa dan Amalan Paling Dianjurkan Agar Doa Dikabulkan
• Keutamaan dan Keistimewaan Hari Senin Dalam Agama Islam, Ini Deretan Dalilnya yang Perlu Diketahui
• Inilah Waktu Terbaik Sholat Dhuha Agar Rezeki Lancar, Lengkap dengan Niat dan Tata cara Pelaksanaan