Warga TTS Tewas Disambar Petir

Dona Nenoliu Tewas Disambar Petir Camat Amanuban Selatan Imbau Warga Jauhi Pohon Saat Hujan

Soal Dona Nenoliu Tewas Disambar Petir Camat Amanuban Selatan imbau warga jauhi pohon saat musim hujan

Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
Istimewa POS-KUPANG.COM
Sarci Tanu sedang memeluk jenazah anaknya yang tewas disambar petir, Senin (2/12/2019) siang. 

Soal Dona Nenoliu Tewas Disambar Petir Camat Amanuban Selatan imbau warga jauhi pohon saat musim hujan

POS-KUPANG.COM | SOE - Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu mengucapkan turut berduka atas kepergian Dona Nenoliu (22) yang tewas, Senin (2/2019) siang akibat tersambar petir.

Korban diketahui tersambar petir saat sedang menerima telepon di bawa pohon asam. Saat korban disambar petir, diketahui saat itu hujan telah turun beberapa saat.

Belajar dari peristiwa yang dialami Dona, Jhon menghimbau kepada seluruh warga Amanuban Selatan untuk tidak berteduh di bawah pohon besar pada saat hujan. Selain rawan disambar petir, dikhawatirkan, jika pohon tersebut tiba-tiba tumbang bisa terkena warga yang berteduh di bawahnya.

Ini Kronologi Kejadian Dona Nenoliu Korban Tewas Disambar Petir di TTS

"Kalau mau berteduh ketika hujan, sebaiknya di rumah warga saja karena lebih aman. Kalau di bawah pohon besar resikonya cukup tinggi," sarannya.

Ketika ditanyakan apakah dirinya akan menghadiri pemakaman Dona esok hari, Jhon mengatakan, akan ada perwakilan dari pihak Kecamatan.

Diar tak bisa menghadiri acara pemakaman karena harus menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan yang digelar di Kupang.

Begini Hasil Visum Terhadap Jenazah Dona Nenoliu Korban Tewas Disambar Petir di TTS

"Besok pak sekcam yang ikut pemakaman kakak. Saya posisi besok ada undangan ke Kupang," ujarnya.

Untuk diketahui, niat Dona Nenoliu pria lajang berusia 22 tahun untuk menerima telepon di bawah pohon asam justru berujung petaka. Dona tewas seketika tersambar petir, Senin (2/12/2019) siang saat tengah menerima telepon di bawah pohon asam.

Ayah korban, Mikael Nenoliu yang dihubungi pos kupang.com melalui sambungan telepon seluler, Senin (2/12/2019) membenarkan kejadian yang menimpah anak pertamanya tersebut.

Diceritakannya, Koran bersama ibu dan kedua adiknya dalam perjalanan pulang dari Puskesmas Panite menuju rumahnya di Desa Mio usai berobat.

Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba hujan mulai turun sehingga korban bersama sang ibu dan kedua adiknya memilih berteduh sejenak di salah satu rumah kosong.

Saat berteduh, muncul panggilan telepon masuk di handphone milik korban. Korban pun langsung menyebar ke sebelah jalan tepatnya di bawah pohon asam guna mengangkat telepon.

Bebelum beberapa saat korban tiba di bawah pohon asam, tiba-tiba petir turun dan langsung menyambar tubuh korban. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved