Terungkap Apa yang Dia Lakukan Setiap Hari di Bank, Pengemis Tajir Tertangkap Bawa Rp 194 Juta
Muklis (65), seorang pengemis asal Sungai Penuh, Jambi diamankan Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Sela
POS KUPANG.COM--- Muklis (65), seorang pengemis asal Sungai Penuh, Jambi diamankan Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Selatan.
Dia membawa uang Rp 194,5 juta kemudian diamankan saat keluar dari Bank BNI Cabang Pondok Indah Arteri, Kebayoran Lama pada Jumat (29/11/2019) pagi.
• Kapten Maung Bandung Supardi Dibela Bobotoh, Ada yang Mencaci, Pujian untuk Robert, Kata Bobotoh
"Saya pindah ke bank ini sejak tahun 2015. Dia udah ada di sekitar sini. Mangkalnya suka di deket JPO Bungur sana," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (30/11/2019).
Nursalim melanjutkan Muklis kerap kali datang ke bank tersebut untuk menukarkan uang.
"Seminggu sekali dia pasti ke sini bawa uang buat ditukar," tambahnya.
Pihak bank dan petugas sekuriti tak merasa curiga dengan kehadiran Muklis.
Sebab, Muklis datang hanya untuk menukarkan uang.
"Tetap ngelayanin aja. Dianggapnya nasabah. Kan dia ke sini tukar uang, yaudah. Kita kan tahunya dia memang pengemis biasa," ungkapnya.
• Diduga Dibunuh Usai Pulang Sekolah, Gadis SMA Ini Tewas Bersimbah Darah di Rumpun Bambu
Muklis, lanjut Nursalim, tak pernah menjawab ketika ditanya oleh petugas sekuriti.
"Saya udah kenal dia lama. Tapi Orangnya enggak ngomong. Ditanya dia enggak bakal jawab," bebernya.
Ketika beredar kabar Muklis diamankan oleh petugas sosial, pihak bank sudah tak terkejut.
Sebab, ia juga pernah ditangkap atas kejadian serupa beberapa tahun silam.
"Di grup wa banyak yang ngomongin dia. Tapi memang sebagian sudah tahu sebelumnya pernah ditangkap juga," pungkasnya.
Kepergok Mengemis di Depan Bank
Mukhlis Pengemis Tajir di Kebayoran Lama diperiksa di Panti Sosial PSBI 1 Kedoya Jakarta Barat. (ISTIMEWA/Dokumentasi Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Selatan )
Menurut salah satu petugas P3S yang menjangkaunya, Muhammad Yunus, Kakek Muklis pertama kali tertangkap basah mengemis di depan salah satu bank, di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2019) pagi.
Ketika petugas P3S memergoki Kakek Muklis tengah mengemis, ia langsung masuk ke dalam bank.
Ketika di dalam bank, Kakek Muklisk hendak menukarkan sejumlah uang.
Padahal, ia menunggu lama di dalam agar tak diamankan.
• Pendekatan WPA Membantu Mengurangi Diskriminasi ODHA, Simak YUK
"Ditegur dia marah dan masuk ke dalam bank. Pihak sekuriti menahan kita masuk dan bilang tunggu sampai di luar," ungkapnya pada Jumat (29/11/2019).
Setelah Kakek Muklis keluar, ia diamankan oleh petugas sosial tersebut.
Kakek Muklis digiring masuk ke dalam mobil operasional Sudin Sosial Jakarta Selatan.
"Awalnya enggak bilang kalau mengemis. Bilangnya usaha. Namun, enggak mungkin di sini dia enggak punya rumah dan saudara," terang Yunus.
Akhirnya, Yunus mengakui bahwa ia mengemis usai dicecar sejumlah pertanyaan oleh petugas P3S berdasarkan kejadian serupa pada tahun 2017 silam.
Saat itu, Muklis juga pernah tertangkap.
Tak main-main, saat itu Kakek Muklis membawa uang senilai Rp 98 juta dari hasilnya mengamen.
Bawa Uang Rp 194 Juta di Tas Ranselnya
Petugas P3S menjangkau pengemis yang memiliki uang Rp 194 juta bernama Muklis (37) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2019). (Dokumentasi Sudin Sosial Jaksel)
Usai mengaku mengemis, tas ransel dari Kakek Muklis diperiksa di dalam mobil.
Yunus mengatakan terhitung sebanyak Rp 182 juta yang berhasil dihitung oleh petugas di lapangan.
Ia melihat ada berlembar-lembar uang Rp 100 ribu sebanyak 18 ikat. Per ikat itu senilai Rp 10 juta.
Selain itu, Yunus menemukan juga berlembar-lembar uang Rp 50 ribu di amplop terpisah senilai Rp 2 juta.
Namun, lanjut Yunus, ketika kembali dihitung ulang di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, jumlahnya Rp 194.500.000.
"Awalnya kan memang saya tanya ini dari mana? Dari usaha bengkel katanya. Namun, akhirnya dia mengaku bahwa dari hasil mengemis," terang Yunus.
Belakangan, Kakek Muklis menjadi target penjangkauan petugas sosial.
Kurang lebih selama tiga bulan, P3S berusaha melacak keberadaannya lantaran mengganggu kenyamanan masyarakat.
Sering Ditukar di Bank
Kakek Muklis kerap kali menukarkan uang Rp 500 ribu dari hasilnya mengemis ke Bank.
"Misalkan terkumpul uang Rp 500 ribu, Ia langsung tukarkan uang itu ke bank dengan pecahan Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu," ujar Yunus.
Uang dari hasilnya mengemis itu, ia selalu kumpulkan di dalam tas ranselnya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas