Ustadz Yusuf Mansur Terkagum-Kagum dengan Kemajuan Surabaya, Risma Layak Jadi Gubernur DKI 2022?
Ustadz Yusuf Mansur Terkagum-Kagum dengan Kemajuan Surabaya, Risma Layak Jadi Gubernur DKI 2022?
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Ustadz Yusuf Mansur Terkagum-Kagum dengan Kemajuan Surabaya, Risma Layak Jadi Gubernur DKI 2022?
POS-KUPANG.COM - Ustadz Yusuf Mansur baru-baru ini berada di Surabaya. Ia berkeliling ke kota Pahlawan itu, dan merekam serta memfoto sejumlah sudut Kota Surabaya.
Tokoh Betawi ini juga terkagum-kagum dengan kemajuan pembangunan Surabaya saat ini yang dipimpin Walikota Tri Tri Rismaharini atau yang akrab sapa Risma.
Salah satu yang membuat Ustadz Yusuf Mansur terkagum-kagum dengan Surabaya yakni tentang bunga-bunga yang berjejer di sepanjang trotoar di Kota Surabaya.
Ya di sepanjang jalan di Kota Surabaya berjejer Bunga Tabebuya yang pada bulan November ini sedang mekar.
Sehingga membuat Surabaya terlihat begitu cantik dengan beragam warna. Suasana kota semakin indah dengan mekarnya Bunga Tabebuya di sepanjang ruas jalan protokol.
• Ahok BTP Jadi Bos Pertamina, Puput Nastiti Devi Timang Bayi, Mantan Ajudan Veronica Tan Lahiran?
"Surabaya nih. Asli. Ini kelas dunia. Sebagai orang yg suka keliling luar2 negeri, percaya deh. Asli. Bukan sombong. Duh. Indonesia mah tinggal bersihnya aja dah. Trs promo negeri bunga. Ke seantero dunia. Negeri buah. Negeri sayur. Pd dtg tuh wisatawan manca negara.
.
.
Mksh Surabaya
.
Bismillaah...." tulis Ustadz Yusuf Mansur dalam unggahan di akun Instagram @yusufmansurnew.
Terdapat tiga warna Bunga Tabebuya yang ditanam di pinggir jalan mulai dari putih, kuning dan merah muda atau pink.
Bunga Tabebuya mekar pada Oktober. Namun, pada 2019, Bunga Tabebuya baru nampak pada November.
Pemkot Surabaya menanam Bunga Tabebuya di pinggir-pinggir jalan sejak 10 tahun lalu.
Tiap tahun jumlahnya diperbanyak, dan hingga kini sedikitnya 7.000 Pohon Bunga Tabebuya berdiri di sepanjang ruas jalan protokol.
"Tahun depan, hrs jd kalender wisata internasional. Jualan dari skrg... Diidupin sense wisatanya.
.
Mksh Surabaya...
.
.
Indonesia... Negeri bunga... Negeri sayur. Negeri buah... Bukan hanya jd industri biasa; konsumsi domestik dan dunia. Tp jg jd industri wisata...
.
.
Coba aja liat... Kalo ga diberitahu bhw ini Surabaya, duh... Disangkanya bs jd di Jepang atau di mana gitu.
.
.
Untuk nurunin suhu... Tanem pohon perindang yg lbh banyak lagi. Di seantero Indonesia... Bakal turun signifikan sd 5 derajat. Asli.
.
.
Coba aja ke UI.
.
.
Deket apa itu, di UI. Ada pohon guede buanget. Duduk di situ dan di sekitar itu, beda buanget2 ademnya." tulis Ustadz Yusuf Mansur dalam unggahan berikutnya.
• VIDEO: Ternyata, Pulau Sumba Itu Punya Potensi Energi Tenaga Surya dan Tenaga Air. Tonton Videonya
Dikutip dari Kompas.com, Walikota Risma mengakui Bunga Tabebuya Surabaya ini merupakan investasi untuk mendatangkan wisatawan ke Surabaya.
Karena alasan itu, Risma mengaku selalu mempercantik taman dan trotoar dengan menanam pohon Bunga Tabebuya di sejumlah kawasan.
"Saya tanam ini ( Bunga Tabebuya) tujuannya bukan hanya agar Surabaya terlihat indah. Tapi ini tujuannya, juga untuk meningkatkan wisatawan untuk datang ke Surabaya sehingga usaha apa pun bisa bergerak," kata Risma seusai berkeliling melihat bunga tabebuya di Surabaya, Rabu (20/11/2019).
Seperti di luar negeri
Walikota Risma pun mengajak para wisatawan luar daerah agar tidak perlu jauh-jauh datang ke luar negeri untuk melihat dan menikmati tata ruang kota yang indah.
Menurutnya, tata ruang kota di Surabaya tidak jauh berbeda seperti yang ada di luar negeri.
"Saya pernah pergi ke negara-negara lain yang ada bunganya. Saya kira Surabaya tidak kalahlah. Silakan datang ke Surabaya daripada jauh-jauh harus keluarkan tiket. Mampir saja ke Surabaya," tutur Risma.
Risma juga bersyukur, banyak warga Surabaya maupun pendatang ramai-ramai berkeliling kota untuk melihat dan berswafoto dengan latar pohon tabebuya.
"Alhamdulillah, ini adalah investasi untuk Sutabaya bisa jadi kota wisata," ujar Risma.
Ia, karena itu, akan menambah pohon tabebuya yang akan ditanam tahun ini agar semua sudut Kota Surabaya semakin indah dan menjadi magnet bagi wisatawan.
Saat ini, menurut Risma, baru ada sekitar 7.000 pohon tabebuya yang sudah ditanam sejak 2010.
Penambahan pohon Bunga Tabebuya

Bunga Tabebuya bermekaran di Jalan Gubeng Pojok, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya, Senin (18/11/2019).
Adapun penambahan pohon tabebuya akan ditanam di sepanjang Jalan Merr dan sejumlah taman yang belum ditanami pohon tabebuya.
"Iya, kita akan tanam di sepanjang Jalan Merr. Nanti ke depan di Merr itu saya yakin akan lebih bagus lagi," ujar Risma.
Sebelumnya, Risma yang genap berusia 58 tahun hari ini, Rabu (20/11/2019), merayakan hari ulang tahun bersama seluruh kepala OPD, forkopimda, dan para penerima beasiswa penerbangan untuk berkeliling melihat dan berfoto dengan latar pohon tabebuya di Kota Surabaya.
Adapun tempat yang menjadi kunjungan Risma adalah pohon tabebuya di Jalan Mayjen Sungkono, Jalan HR Muhammad, dan Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
• Jelang Laga Persib Bandung Vs Barito Putera, Robert Tak Mau Kecewakan Bobotoh, Begini Strateginya
Layak Jadi Gubernur DKI Jakarta Mendatang?
Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta memang baru akan digelar pada tahun 2022 mendatang.
Namun, keriuhan Pilkada DKI sudah terasa sejak Wali Kota Surabaya ditawarkan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Keinginan memboyong Risma ke ibu kota itu muncul setelah Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyatakan keinginannya agar Risma pindah ke Jakarta.
Hal itu disampaikan Bestari saat DPRD DKI Jakarta melakukan studi banding untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dengan konsep Intermediate Treatment Facility (ITF) di Ruang Sidang Wali Kota, Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.
Munculnya nama Risma dalam bursa bakal calon Gubernur DKI Jakarta mendapat tanggapan positif dari para pengamat, di mana Risma dinilai punya modal awal karena menguasai tata kelola kota dan pengelolaan lingkungan yang baik.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Risma mengatakan, saat ini dia hanya fokus untuk menangani permasalahan yang terjadi di Kota Surabaya.
Apalagi, masa kerjanya masih berlanjut hingga 2020 mendatang.
Jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono berkunjung ke Surabaya untuk mengikuti kegiatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau juga dikenal Wali Kota Risma.
Wawancara Aiman dan Wali Kota Risma ini ditayangkan dalam program AIMAN dalam episode "Siap-Siap Untuk Risma!" pada Senin 19 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB di KompasTV.
Dalam kesempatan tersebut, Aiman menyinggung sejumlah hal, salah satunya adalah Wali Kota Risma dikabarkan akan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta atau Pilgub DKI Jakarta 2022.
Menjawab pertanyaan ini, Risma mengungkapkan beberapa hal.
Pertama, dia mengaku tidak tahu seputar kabar tersebut.
Kedua, dia mengaku punya prinsip bahwa jabatan tidak bisa diminta, terutama untuk menjadi kepala daerah.
Menjadi kepala daerah menurutnya adalah sesuatu yang cukup berat.
Pasalnya, kepala daerah hanya ada satu di wilayah tersebut dan semuanya tentu akan bergantung kepada satu sosok tersebut.
"Karena itu saya tidak berani untuk ingin, tidak berani untuk yakin oh iya saya bisa. Itu pasti berat. Apapun itu," katanya.
Lantas kenapa mau jadi Wali Kota Surabaya? Risma mengaku sudah berupaya menghindar tapi tidak bisa.
"Itulah yang namanya takdir. Saya sudah berusaha menghindar tapi tidak bisa takdir Tuhan seperti itu saya mau apa," ujarnya.
Terkait jawaban tersebut, Aiman juga meminta penegasan dari Risma bahwa sebenarnya Risma tak pernah ingin menjadi pemimpin daerah, termasuk menjadi Wali Kota Surabaya.
Walau di lain sisi, kata Aiman, kepemimpinan Risma terbilang cukup baik dan di atas rata-rata.
Bahkan Risma juga memperoleh sejumlah penghargaan saat memimpin Kota Surabaya.
Risma mengatakan, sesuatu tak bisa hanya dinilai dari banyaknya penghargaan yang sudah diraih.
Meski banyak penghargaan, ketika ada satu orang saja warga yang mengaku tidak merasakan sentuhan saat dirinya memimpin, maka belum bisa dikatakan baik.
"Apakah orang seperti itu ada?," tanya Aiman.
"Saya tidak tahu, makanya saya bilang ke seluruh ketua RT, ketua RW, Lurah, Camat, Kepala Dinas, tolong cari orang-orang itu. Yang sakit, yang tidak bisa berobat, anak yatim, orang yang terlantar, ayo kita cari. Kita rawat," ujarnya.
Bilamana ada satu warga saja yang mengeluh atau tidak merasakan sentuhan ketika dirinya memimpin, maka hal itu menurutnya bisa menjadi penghalang dirinya masuk surga.
"Malaikat menyampaikan, Risma kamu nggak bisa masuk surga karena ada satu orang wargamu yang menderita. Karena kamu tidak adil," ujarnya.
"Maka saya tidak pernah mau mengatakan itu, iya (menjadi kepala daerah)," katanya.
Aiman juga menyinggung soal menteri Jokowi yang akan duduk di kabinet terbaru.
Berdasarkan penuturan Presiden Jokowi, kata Aiman, ada kepala daerah yang akan menjadi Menteri.
Dan mempertimbangkan antara lain kedekatan, tingkat kepuasan saat memimpin, sosok Risma menurut Aiman adalah orang yang dimaksud.
"Apakah benar pak Jokowi meminta ibu menjadi menteri?," tanya Aiman.
"Matematikannya jabatan kan nggak begitu. Mungkin ada faktor-faktor lain dan tidak seperti itu. Saya juga nggak pernah membayang-bayangkan dan untuk apa dibayang-bayangkan," Jawab Risma,
"Seandainya Pak Jokowi meminta ibu membantu pemerintahan?," tanya Aiman.
Risma menegaskan bahwa dirinya tak bisa menjawab itu dan yang bisa menjawab itu hanyalah Tuhan.
"Tuhan yang akan menjawab," kata Risma.
Juga tentang isu dirinya dipersiapkan untuk maju di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Risma juga memberikan tanggapan.
Jangankan bermimpi, kata Risma, ingin apalagi punya niat saja tidak.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Aiman juga menanyakan apa yang sebenarnya menjadi keinginan Risma dalam hidup.
"Saya ingin berguna untuk orang lain. Saya punya arti untuk orang lain. Dalam jabatan apapun," ujar Risma.
Rekamannya bisa dilihat di mulai menit 56.00
Berikut ini fakta-fakta lengkap seperti dikutip dari Kompas.com:
1. Fokus menangani permasalahan di Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, hingga saat ini dia tidak memiliki keinginan sama sekali untuk menjadi kepala daerah di tempat lain.
Ya Risma mengatakan, saat ini dia hanya fokus untuk menangani permasalahan yang terjadi di Surabaya. Apalagi, masa kerjanya masih berlanjut hingga 2020 mendatang.
“Saya tidak ada kewenangan ngomong itu, karena saya masih konsentrasi di Surabaya,” kata Risma saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

“Saya tidak ada kepengin. Tidak boleh. Di pikiran saya itu harus saya tipe-ex kalau ada kepengin, karena ini nafsu. Tidak boleh ada nafsu jadi pemimpin, karena berat itu,” kata Risma.
3. Bantah bertemu Ketum PDIP

Menurut Risma, hingga saat ini tidak ada permintaan dari siapapun untuk memimpin daerah lain.
Ya Risma juga membantah isu yang menyebut bahwa ia sudah bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan ( PDIP) Megawati Soekarnoputri untuk membicarakan persoalan tersebut.
“Enggak ada, apalagi minta, enggak ada. Aku enggak ketemu (Megawati) sama sekali," kata Risma.
4. Kejutan bagi warga Jakarta
Ilustrasi warga korban banjir mengantre saat ada pembagian makanan dan pakaian layak pakai
Direktur Surabaya Survei Center (SSC) Mochtar W Oetomo yang juga pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengatakan, munculnya nama Risma dalam bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta adalah sesuatu yang menarik.
Apabila Risma benar akan maju di Pilkada DKI 2022 mendatang, kata Mochtar, itu akan memberikan alternatif sekaligus kejutan bagi warga Jakarta.
"Karena ini akan melahirkan kompetisi politik yang liat, cerdas dan visioner di Pilkada DKI 2022. Jika benar Risma running, bisa saja Risma membuat kejutan yang akan sulit dibendung," kata Mochtar, Rabu (31/7/2019).
Ilustrasi Politik
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo menyampaikan, selain masalah lingkungan, ada sejumlah permasalahan besar lainnya yang harus dihadapi Risma jika ingin maju di Pilkada DKI Jakarta.
Salah satunya yakni sekat polarisasi politik atau derasnya politik identitas.
Namun, Suko menilai, gaya, karakter, dan kepemimpinan Risma yang orisinal dan tegas akan menyambung sekat polarisasi politik identitas yang terjadi selama ini.
"Risma itu punya orisinalitas dalam gaya kepemimpinannya. Ia punya komunikasi asertif yang cocok untuk warga metropolis. Karakternya yang unik, mampu menjaga jarak politik dan blak-blakkan bisa menyambung sekat polarisasi identitas pemilih Jakarta selama ini," ucap Suko.
(*/ POS-KUPANG.COM)