Perempuan Ini Disekap ISIS dan Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya, Begini Kesaksiannya

Perempuan Ini Disekap ISIS dan Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya, Begini Kesaksiannya

AFP via Daily Mail
Seperti inilah kondisi Baghouz. Desa di timur Suriah sebagai lokasi akhir kekhalifahan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang direbut pada Sabtu pekan lalu (23/3/2019). 

POS-KUPANG.COM - Perempuan Ini Disekap ISIS dan Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya, Begini Kesaksiannya

Sungguh sadis.

Kelompok militan ISIS membawa banyak penderitaan bagi warga etnis Yazidi.

ISIS pun berlaku sangat kejam dan brutal terhadap kamu perempuan.

Para perempuan yang ditangkap dan ditahan ISIS, dijadikan budak seks.

Bahkan para tahanan perempuan itu melihat anggota keluarga mereka habis di tangan kekejaman anggota ISIS.

Kepada Vian Dakhill, seorang anggota parlemen Irak, dia mengaku, bayinya itu dibunuh lalu dimasak sebelum dihidangkan kepadanya bersama sepiring nasi.

9 Tahun Menghilang Gegara Video Mesum, Cut Tari Eks Ariel Noah Come Back dengan Tampilan Ini

Dua Bulan Kumpul Kebo, Gadis Ini Syok Tahu Pacarnya Cewek Cantik, Begini Modusnya

Dan Vian Dakhill, dalam keterangannya, juga menyebut ada seorang gadis berusia 10 tahun dipaksa berhubungan seks hingga meninggal dunia di depan saudara perempuan dan ayahnya.

"Salah satu perempuan yang berhasil kami bebaskan dari ISIS mengatakan bahwa dia ditahan di ruang bawah tanah selama 3 hari tanpa makan dan air," ujar Vian Dakhill kepada media Mesir, Extra News.

Setelah itu, lanjut Vian Dakhill mengatakan, para komandan ISIS itu membawa sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

"Perempuan itu memakannya karena sangat kelaparan."

Setelah makan, para anggota ISIS bilang kepadanya, " Kami memasak anak laki-lakimu yang berumur satu tahun yang kami ambil darimu dan kamu baru saja memakannya."

Seperti disebut di awal, perempuan itu berasal dari etnis Yazidi.

ISIS sendiri berada di balik kematian ribuan orang Yazidi sementara para perempuan dan anak-anak disekap untuk dijadikan budak seks.

"Salah seorang perempuan bilang, mereka membawa enam saudari perempuannya," kata Vian Dakhill tentang gadis yang diperkosa hingga tewas.

"Saudara perempuan termudanya, masih 10 tahun, diperkosa hingga mati di depan ayah dan saudarinya. Seperti disebut di awal, perempuan itu berasal dari Etnis Yazidi. ISIS sendiri berada di balik kematian ribuan orang Yazidi sementara para perempuan dan anak-anak disekap untuk dijadikan budak seks. Salah seorang perempuan bilang, mereka membawa enam saudari perempuannya," kata Vian tentang gadis yang diperkosa hingga tewas.

"Saudara perempuan termudanya, masih 10 tahun, diperkosa hingga mati di depan ayah dan saudarinya."

Tahanan ISIS.
Tahanan ISIS. (MIRROR/CNN)

"Dia berumur 10 tahun. Pertanyaannya—untuk diri kita sendiri: Mengapa? Mengapa orang-orang biadab ini melakukannya kepada kita?"

Pada awal 2017, seorang remaja diperkosa oleh sekelompok pria yang terdiri atas 40 orang.

Dia mengaku dihajar menggunakan kabel setelah mencoba lari dari ISIS.

Dan Lamiya Haji Bashar (18) meminta keadilan di depan pengadilan syariah yang memimpin pelarian bersama beberapa gadis lainnya.

"Ia bilang, mereka harus membunuhku atau memotong kakiku untuk menghentikanku melarikan diri," kata Vian Dakhill .

Meski demikian, dia tak akan pernah menyerah untuk mencari keadilan.

Meski banyak perempuan berakhir tragis di tangan ISIS, ada pula perempuan yang telah bebas.

Adalah Nadia Murad, seorang etnis Yazidi yang selamat dari kekejaman terburuk dan kebrutalan yang menimpa kaumnya.

Dikutip dari GridHot.ID, ia menjadi satu dari sekitar 6.500 perempuan Yazidi yang diperlakukan sebagai budak seks oleh ISIS.

Selain diperjual-belikan di pasar, perempuan Yazidi dilelang melalui layanan pesan WhatsApp dan Telegram.

Entah bagaimana, setelah 3 bulan menjadi budak seks, dipukuli dan disiksa, Nadia Murad dapat melarikan diri.

Ia kemudian bergabung dengan pengungsi etnis Yazidi yang ada di sana.

Setelah itu, Nadia Murad mendapat bantuan dari sebuah organisasi dan tinggal di Jerman, berkumpul dengan saudarinya yang sempat terpisah.

Sejak tinggal di Jerman, Nadia Murad mendedikasikan dirinya sebagai aktivis anti kekerasan terhadap perempuan bernama "Perjuangan Rakyat Kami".

Dikutip dari BBC Indonesia, Selasa (11/12/2018), Nadia Murad dipuji karena secara terbuka berani membeberkan dan membagikan pengalaman menjadi budak seks ISIS.

Nadia Murad pun resmi menerima Penghargaan Nobel Perdamaian dalam satu upacara di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember 2018.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Perempuan Ini Ternyata Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya Setelah Kelaparan di Penjara, 

Harga Kepala Cewek Cantik Berjulukan Lady Death Rp 14 Miliar, ISIS Memburunya Karena Alasan Ini

Cewek cantik itu bernama Joanna Palani, berkewarganegaraan Denmark.

Saat ini dia sangat diburu oleh ISIS.

Mengapa?

Tahukah kamu bahwa Joanna Palani telah memunuh 100 anggota ISIS.

Dilansir dari Intisari.grid.id, Selasa (12/11/2019),  Joanna Palani adalah seorang sniper atau penembak jitu dari Denmark.

Kisah perempuan yang terlibat dalam pepearangan melawan ISIS di Suriah ini telah bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YJP) dalam upaya melawan organisasi ISIS.

Jika kalian melihatnya, kalian tak akan percaya dia seorang sniper alias penembak jitu.

Bagaimana tidak, Joanna Palani memiliki paras cantik bak seorang model.

Sudah pasti keberanian dan kemampuannya, membuat Joanna Palani menjadi sniper yang paling dicari oleh pejuang ISIS.

Joanna Palani, sniper cantik yang diburu ISIS
Joanna Palani, sniper cantik yang diburu ISIS (tribun medan)

Mengutip Kompas.com, Joanna Palani lahir di sebuah kamp pengungsian di Gurun Ramadi Irak, selama Perang Teluk 1993.

Joanna Palani cewek sniper yang telah membuunuh 100 orang anggota ISIS (allthatsinteresting.com)
Kemudian dia bermigran ke Denmark saat usianya masih 3 tahun.

Gadis blasetran Iran-Kurdi ini harus meninggalkan Iran Kurdistan karena alasan politik dan kebudayaan kala itu.

Mewarisi darah pejuang dari kakek dan ayahnya membuat Palani terdorong untuk memulai revolusi melalui aksi militan.

Pada 2014, wanita cantik ini keluar dari bangku kuliahnya.

Mulailah dia melakukan perjalanan ke Suriah di usianya yang masih terbilang muda, 21 tahun.

Ia Joanna Palani pun menceritakan bagaimana awal perjalanan, dan pelatihan yang diikutinya sebelum terjun ke garda terdepan untuk melawan ISIS.

"Saya ingat pertama kali saat menarik pelatuk dan merasak kekuatan dari sebuah senjata.”

“Saya tidak cukup bagus (memegang senjata) tapi saya sangat menyukainya."

"Saya menyukai kekuatan senjata itu, dan fakta bahwa kekuatan itu bukan dari senjata itu sendiri, tetapi pada orang yang memegang senjata itu.”

“Saya ingin menjadi lebih baik," jelas Joanna Palani.

Lebih lanjut, Joanna Palani menjelaskan dirinya sangat menyukai proses pelatihannya di kamp.

Joanna Palani, sniper cantik yang diburu ISIS (tribun medan)
"Saya sangat menyukai pelatihan saya.”

“Itu mengingatkan saya pada sosok Lyuda (Pavlichenko) Lady Death dari Tentara Merah Rusia," jelas Joanna Palani.

Perlu Anda tahu juga, Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko adalah seorang penembak Soviet dalam Tentara Merah pada Perang Dunia II, yang dikenal karena membunuh 309 orang.

Dia Lyudmila Mikhailovna Pavlichenko dianggap sebagai salah satu penembak militer papan atas sepanjang masa dan penempak perempuan tersukses dalam sejarah.

Apalagi darah Joanna Palani selalu mendidih setiap kali mendengar berita pejuang ISIS memperlakukan buruk anak-anak dan perempuan.

Selama di Timur Tengah, Joanna Palani adalah bagian dari pasukan yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran.

Sniper Cantik Joanna Palani Bunuh 100 Orang Anggota ISIS, Kepalanya Dihargai Rp 14 Miliar
Sniper Cantik Joanna Palani Bunuh 100 Orang Anggota ISIS, Kepalanya Dihargai Rp 14 Miliar (allthatsinteresting.com)

"Saya adalah seorang penembak jitu.”

“Saya suka menggunakan otak dan tubuh saya untuk fokus pada misi saya," ungkap Joanna.

"Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah," tambahnya.

Dia juga dilaporkan memerangi pemerintahan rezim Bashar al-Assad di Suriah.

Melansir juga dari laman Dailymail, perempuan yang dijuluki Lady Death ini mengakui bahwa ia telah membunuh 100 orang anggota ISIS.

Akibatnya, Joanna Palani diburu oleh ISIS.

Kepalanya dihargai hingga 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkapnya.  (Maria Andriana Oky)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Intisari.grid.id berjudul "Jadi Tentara yang Paling Dicari ISIS dan Kepalanya Dihargai Rp14 Milliar, Inilah Sosok Sniper Cantik Joanna Palani"

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved