Ahok BTP
Ahok BTP Beberkan Hari Lahir Anaknya dengan Puput Nastiti Devi, Mantan Veronika Tan itu Siaga
Basuki Tjahaya Purnama ( BTP ) alias Ahok dan sang isteri Puput Nastiti Devi sedang menanti kelahiran anak mereka.Ini perkiraan kelahiran sang anak
"Sarapan pagi yang luar biasa bersama sahabat lama Ahok @basukibtp di rumahnya.
Perut kenyang, otak dapat asupan bergizi dari pengalaman spiritual Ahok, dan hatipun gembira," ujar Hanif dalam tulisannya.
Hanif Dhakiri menyebut Ahok sebagai orang baik yang tak akan ditinggalkan oleh Tuhan YME.
Selain itu, mantan anggota DPR dari Fraksi PKB tersebut juga memperoleh banyak inspirasi dan pengalaman spiritual dari mantan suami Veronica Tan tersebut.
Menurut Hanif Dhakiri, perjalanan hidup berat yang dialami Ahok telah membuka jalan baginya menemukan dirinya sendiri.
Dalam pandangan Hanif Dhakiri, orang yang telah menemukan atau mengenal dirinya sendiri berarti dia telah mengenal Tuhannya.
• Saran Fahri Hamzah, Ahok Ditempatkan di BUMN Paling Korup, Ini Daftar Kasus Korupsi di BUMN
Artinya, Ahok pun telah mengenal Tuhannya dan itu tak semua bisa dilakukan oleh banyak orang.
"Mohon maaf, tak semua orang bisa sampai ke tahap ini. Padahal kata agama, siapa mengenal diri sendiri, dia mengenal Tuhannya," kata Hanif Dhakiri.
Simak tulisan Hanif Dhakiri tentang Ahok berikut ini.
@hanifdhakiri: "AHOK.
Sarapan pagi yang luar biasa bersama sahabat lama Ahok @basukibtp di rumahnya. Perut kenyang, otak dapat asupan bergizi dari pengalaman spiritual Ahok, dan hatipun gembira.
Senang sekali mendengar kabar Ahok dengan segudang berkah yang diterimanya dari Tuhan. Orang baik tak akan pernah ditinggalkan Tuhan.
Ketemu Ahok itu seperti membaca buku chicken soup for soul, kaya inspirasi dan pengalaman spiritual. Bukan saja soal politik, lebih dari itu soal kehidupan.
Perjalanan hidup berat yang dialami Ahok telah membuka jalan baginya menemukan diri sendiri. Mohon maaf, tak semua orang bisa sampai ke tahap ini. Padahal kata agama, siapa mengenal diri sendiri, dia mengenal Tuhannya.
Menemukan kembali diri sendiri dimulai dengan menerima diri kita seutuhnya, baik kelebihan maupun kelemahan. Dengan menerima diri seutuhnya, kita menjadi lebih damai, lebih maklum dan bijaksana dalam memandang hidup, begitu juga dengan menerima orang lain sebagaimana mestinya.