QRIS Sasar Wisatawan Mancanegara
QRIS yang sudah diluncurkan Bank Indonesia menyasar wisatawan mancanegara untuk bisa berbelanja lebih mudah menggunakan satu barcode dimana saja
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang sudah diluncurkan 17 Agustus 2019 oleh Bank Indonesia menyasar wisatawan mancanegara untuk bisa berbelanja lebih mudah menggunakan satu barcode dimana saja
Asisten Manajer Unit Pengawasan Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, Achmad Al Achsan pada acara Temu Responden Survey, Liaison dan Mitra Kerja Kantor Perwakilan BI NTT 2019, di Ruang Nembrala Lantai III KPw BI NTT, Selasa (19/11/2019) mengenalkan QRIS kepada para undangan baik dari instansi terkait, pelaku usaha dan lainnya
"QRIS adalah standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran di Indonesia (ASPI)," ujarnya.
QRIS, kata Achmad, mengusung tema UNGGUL, yakni universal, gampang, untung dan langsung. Dia menjelaskan, universal yakni inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan di domestik dan luar negeri.
Gampang yakni transaksi dilakukan dengan mudah dan aman dalam satu genggaman. Kemudian, untung yakni efisien satu kode QR untuk semua aplikasi dan langsung adalah transaksi cepat dan seketika mendukung kelancaran sistem pembayaran.
Jadi QRIS, katanya, QR Code pembayaran ini bisa digunakan oleh semua aplikasi. Tidak hanya Ovo tapi bisa juga digunakan Link Aja, Ovo, Dana, Go Pay dan sistem pembayaran lainnya cukup dengan barcode.
• Pegawai PLN NTT Kumpul Uang Untuk Pasang Listrik Gratis
"Sehingga kedepan semua aplikasi hanya menggunakan satu QR Code saja untuk lebih memudahkan," .
tuturnya.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Rut Eka Trisilowati menjelaskan, pada 17 agustus 2019 BI telah meluncurkan QR Code QRIS berbasis nasional yang akan diimpelementasikan pada Januari 2020.
"Dengan QR diharapkan terjadi sistem pembayaran bersifat eksklusif yang dapat dibaca oleh penerbitnya saja dan inklusif untuk penerbit lainnya," tuturnya.
Mengenai kegiatan Temu Responden, digelar setelah belasan tahun ini mengusung tema "Tantangan dan Peluang di Era Ekonomi Digital" dengan menghadirkan pembicara Co-Founder and CTO 8 Villages Indonesia, Sanny Gaddafi dan Petani Muda Indonesia, Gestianus Sino.
Rut menyampaikan temu responden survei ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku usaha dan instansi terkait untuk menjawab beberapa pertanyaan survei, yang mengharapkan terciptanya komunikasi dan kolaborasi yang semakin erat antara BI dengan pelaku usaha dan instansi terkait.
"Kita bisa menjalin kerja sama yang baik dan semoga menjadi kuat ke depan," ujarnya.
Ia menjelaskan tema "Tantangan dan Peluang di Era Ekonomi Digital" diambil karena diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi semua, terutama petani, produsen, pedagang, pengusaha dan instansi pemerintah untuk terus berinovasi dalam menghadapi kondisi kedepan yang penuh tantangan dan peluang hingga mampu menghadapi perkembangan perekonomian ke depan, seiring dengan perkembangan digital ekonomi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)