Jutaan Orang Rebutan Jadi PNS Ustadz Abdul Somad UAS Malah Hengkang dari PNS dan Dosen Ini Alasannya
Jutaan Orang Rebutan Jadi PNS Ustadz Abdul Somad UAS Malah Hengkang dari PNS dan Dosen Ini Alasannya
Jutaan Orang Rebutan Jadi PNS Ustadz Abdul Somad UAS Malah Hengkang dari PNS dan Dosen Ini Alasannya
POS-KUPANG.COM - Jutaan Orang Rebutan Jadi PNS Ustadz Abdul Somad UAS Malah Hengkang dari PNS dan Dosen Ini Alasannya
Pemerintah kembali membuka pendaftaran CPNS 2019 terhitung sejak 11 November lalu.
Badan Kepegawaian Negara ( BKN) memproyeksikan jumlah pelamar CPNS 2019 akan mencapai 4,5 juta orang.
• Tamara Bleszynski Sebut Artis Pamer Saldo ATM Memalukan, Raffi Ahmad atau Nikita Mirzani?
• Ternyata Ini Sosok Mantan Pacar Nagita Slavina Romantis Banget Suka Bikin Ini Sama Istri Raffi Ahmad
• Ternyata Ini Sosok Mantan Pacar Nagita Slavina Romantis Banget Suka Bikin Ini Sama Istri Raffi Ahmad
“Per hari ini terhitung jumlah pelamar sudah mencapai 3 Juta, kami proyeksikan angka ini akan menembus 4,5 Juta pelamar," kata Bima seperti dikutip dari laman BKN.go.id, Rabu (20/11/2019).
Di tengah euforia pendaftaran CPNS 2019, kabar mengejutkan justru datang dari dai kondang sejuta viewers Ustadz Abdul Somad alias UAS.
Ustadz Abdul Somad justru mengajukan surat pengunduran diri sebagai PNS sejak Juli 2019 lalu.
Permohonan pengunduran diri UAS bahkan sudah disetujui Kementerian Agama.
Kabarnya, terhitung mulai 1 Desember 2019, UAS tidak lagi menjadi dosen PNS pada UIN Suska Riau.
Lalu apa alasan UAS mundur sebagai PNS?
Dalam video pernyataan Ustaz Abdul Somad yang beredar di WhatsApp, terkait pengunduran dirinya setiknya ada 3 alasan.
Berikut tiga alasan Ustaz Abdul Somad yang disampaikan melalui video tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Karena alasan tidak bisa aktif di kampus (UIN Suska Riau) karena kan musti wajib chek lock masuk jam 8 pagi pulang jam 4 sore. Kemudian musti masuk kantor dari Senin sampai Jumat, jadi saya tidak sanggup, itu alasan yang pertama.
Yang kedua, jadwal pengajian sampai 2021.
Yang ketiga, pengabdian ini kan tidak terbatas hanya di kampus, dan banyak juga kakak-kakak kelas saya keluar dari PNS, ya karena merasa pengabdian bisa lebih luas. Dengan alasan itu lah saya mengundurkan diri dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Mudah-mudahan ini bisa menjadi klarifikasi, terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Penjelasan UAS Suap Lolos PNS
Soal suap penerimaan CPNS, Ustadz Abdul Somad menyentilnya saat mengisi Tabligh akbar Gema Muharram 1440 H, di Lapangan Jamilega, Desa Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (5/10/2018) silam.
Dalam kegiatan tabligh akbar ini, UAS mengaku baru pertama kali ceramah di Tasikmalaya.
“Di Jawa Barat, baru kali ini saya ceramah di luar Kota Bandung,” kata UAS saat mengawali tabligh akbar.
Dia mengaku bangga dengan jamaah yang hadir dalam kegiatan itu. Pasalnya, mayoritas yang hadir adalah generasi muda.
Dalam tablig akbar ini dia memaparkan kajian islami yang bertemakan "menjalin persatuan umat dan menghidupkan akhlak mulia".
Pada kesempatan itu, UAS juga menjawab beberapa pertanyaan dari jemaah yang telah disampaikan melalui secarik kertas.
Dari sejumlah pertanyaan jemaah, terdapat jemaah yang menanyakan penyebab mengapa UAS jarang merespon kolom komentar di media sosial.
Padahal, dalam kolom komentar tak sedikit yang menyampaikan caci maki kepada UAS.
“Saya tidak akan membalas cacian. Karena caci maki harus dimaafkan. Kita harus menyayangi orang yang membenci kita,” ujarnya.
Selain itu, pada sesi lainnya ia menjawab pertanyaan terkait sikapnya terhadap adanya tindakan suap menyuap dalam seleksi pegawai negeri sipil (PNS).
• Tamara Bleszynski Sebut Artis Pamer Saldo ATM Memalukan, Raffi Ahmad atau Nikita Mirzani?
• Ternyata Ini Sosok Mantan Pacar Nagita Slavina Romantis Banget Suka Bikin Ini Sama Istri Raffi Ahmad
• Peserta CPNS Mulai Padati BKPP Sumba Barat Masukan Berkas Lamaran
• Jangan Asal Mandi Wajib, Begini Tata Cara Mandi Junub atau Janabah Sesuai Syariat Bagi Pria & Wanita
Menjawab pertanyaan itu, ia pun secara tegas menyatakan tindakan suap menyuap adalah haram.
“Jika ternyata ada PNS yang berhasil lolos seleksi hasil suap, maka otomatis gaji, tunjangan dan lainnya yang ia terima merupakan gaji yang sifatnya haram. Padahal Allah telah menyiapkan rezekimu yang halal," ucapnya.
Dia mengatakan bagi penerima dan pemberi sama-sama telah menjalani sesuatu yang hukumnya haram dalam pandangan Islam.
Karena itu UAS menghimbau agar masyarakat menjaga generasi muda agar tak terjerumus dalam lingkaran suap menyuap.
Dia juga memberikan sedikit kiat untuk membangkitkan semangat beribadah kepada ribuan jemaah.
"Terdapat dua poin di antaranya ialah sering menjenguk orang sakit, setelah itu terima apa yang dipelajari dari setelah menjenguk orang sakit. Kiat lainnya adalah sering melihat jenazah, dengan begitu akan banyak pelajaran dan motivasi," ujarnya.
Gadaikan SK PNS di Bank Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)
Antusiasme pendaftar CPNS memang selalu tinggi.
Status PNS saat ini tampaknya masih menjadi pekerjaan yang paling diburu.
Mengingat menjadi PNS diyakini bisa menjadi jaminan hidup layak.
Minim resiko pemecatan atau PHK.
Selain itu adanya jaminan uang pensiun.
Satu lagi kelebihan PNS adalah kemudahan mendapat pinjaman di bank.
Sudah lazim kita dengar SK PNS digadaikan di bank untuk mendapat kredit entah itu untuk beli rumah, mobil atau kebutuhan lainnya.
Rupanya fenomena menggadaikan SK PNS tersebut menjadi salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan kepada dai kondang Ustaz Abdul Somad alias UAS.
Apakah riba atau bukan? Berikut jawaban UAS dalam sebuah ceramahnya:
"Riba. Sekolahkan (gadaikan) SK pinjam Rp100 juta bayar Rp110 juta. Uang dengan uang adalah riba," tegas UAS.
Riba sendiri dalam hukum islam adalah haram.
UAS melanjutkan jika dirinya juga adalah seorang PNS.
"Ustadz ngomong riba karena tidak PNS? Saya PNS. Ada SK Saya di rumah. Sejak lulus sampai sekarang tak pernah saya pakai untuk pinjam," ungkapnya.
"Apakah ustadz banyak duit? Sya tak ada duit. lebih baih hidup bersahaja daripada nampak kaya karena riba," tuturnya.
Berikut videonya:
Dalam kesempatan ceramah lainnya, UAS memberikan solusi.
“Lalu ada yang bilang begini, kapan bisa punya mobil, rumah, kalau tidak pinjam bank,” kata pria berusia 40 tahun ini.
UAS menyebut jika Islam membolehkan pembelian dengan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan harga, dan waktu pembayaran oleh kedua pihak.
“Lantas apa bedanya bank konvensional dengan bank syariah. Perbedaannya terletak di akad. Di bank konvensional, kita pinjam uang untuk beli barang. Tapi kalau di bank syariah, tak mau pinjamkan uang."
"Misal kita mau beli mobil, nanti mereka yang beli mobilnya, lalu dijual lagi ke kita dengan harga yang disepakati untuk dibayarkan dalam jangka waktu tertentu,” paparnya.
Dengan sistem akad ini, menurut UAS tidak ada pihak yang dirugikan, baik bank sebagai penjual, maupun nasabah sebagai pembeli.
Kabar pemecatan Ustadz Abdul Somad (UAS) sebagai dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) di Pekanbaru beredar luas di masyarakat.
Penyebabnya adalah pertemuan ustadz kebanggaan Riau ini dengan salah satu calon presiden sebelum hari pencoblosan.
Dilansir dari GridHot.ID dari laman Kompas.com, Rektor UIN Suska Riau, Prof. Akhmad Mujahidin mengatakan bahwa Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) mengirimkan surat yang meminta pihak rektor UIN Suska Riau untuk mengklarifikasi pertemuan UAS dengan Prabowo Subianto.
KASN mengirimkan surat pada 16 April 2019.
Sementara, Akhmad menerima surat tersebut pada 2 Mei 2019.
"Isi suratnya, mohon rektor mengklarifikasi terkait dengan dialognya UAS dengan salah satu paslon. Itu aja sih. Tidak ada yang lain. Tidak ada pemecatan, seperti informasi yang beredar saat ini," sebut Akhmad saat dihubungi via telepon, Rabu (8/5/2019).
Menindaklanjuti surat tersebut, dia mengaku sudah mencoba menghubungi UAS untuk diminta klasifikasi. Namun, saat ini UAS belum bisa dihubungi.
"Kita tanggal 6 Mei sudah memanggil UAS. Tapi sampai sekarang WA (WhatsApp) saya enggak dijawab, telpon enggak diangkat, gitu kan. Jadi, Insya Allah besok pagi, Kamis (9/5/2019) akan kita panggil lagi untuk diminta klasifikasi. Kan di surat itu dikasih waktu 14 hari. Jadi besok kita panggil lagi," sebut Akhmad.
Dia menyampaikan, hingga saat ini UAS masih dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
"Ya, masih dosen. Dia itu sekarang, posisi administrasinya sedang S3 di Sudan. Selama tiga tahun ia akan belajar disana. Surat izin tugas belajarnya ada," jelas Akhmad.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, UAS bertemu dengan Prabowo di hari menjelang Pilpres 2019.
Dikutip dari Warta Kota, dalam pertemuannya tersebut, Prabowo tampak menangis saat UAS menceritakan mimpi para ulama di Pilpres 2019.
Pada video pertemuan yang diunggah di kanal YouTube Tafaqquh Video, 11 April 2019 itu, UAS tidak menyatakan dukungan terbuka kepada Prabowo.
UAS hanya menceritakan pengalamanya dalam bertemu banyak orang termasuk ulama yang melihat kemenangan Prabowo di Pilpres 2019.
Menurut UAS, ulama-ulama tersebut melihat Prabowo dalam mimpinya hingga lima kali.
"Ini ulama-ulama yang tidak perlu materi, saya biarkan dia baca hati saya, mereka berbisik 'saya 5 kali mimpi ketemu dia, saya tanya siapa? Prabowo', kalau mimpi 1 kali boleh jadi dari setan, tapi dia mimpi 5 kali lihat bapak, saya bilang dari Allah," jelas UAS.
Pada awal video pertemuan tersebut, tampak Prabowo menanyakan apa yang dilihat oleh UAS saat keliling Tanah Air.
"Terimakasih ustaz bisa jumpa dengan saya, saya mengikuti ustaz sudah banyak keliling Indonesia, apa yang ustaz lihat selama keliling Indonesia, akhir-akhir ini?" tanya Prabowo.
UAS pun menuturkan bahwa di manapun dia ceramah, kebanyakan jamaah mengacungkan dua jari.
"Saya susah kadang awali ceramah itu, mari kita dengar tausyiah dari Abdul Somad, begitu saya naik ke atas semua orang 'Ustaz' (mengacungkan jari dua), saya bilang kalian kan punya jari 10, kenapa yang kalian angkat cuma?" ungkap UAS.
Hal itu tentu saja diucapkan UAS untuk menetralisir ceramahnya.
"Karena ini kan ada Panwaslu, Bawaslu, saya tidak ingin tabligh akbar itu menjadi politik," jelasnya.
"Sampai protokol bilang jamaah tolong jangan acungkan jari, itu di mana-mana, bahkan kalau shalawat juga (jari dua) gini lagi, astaghfirullah," katanya melanjutkan.
Mendengarnya, Prabowo lantas menanyakan di mana tempat kejadian seperti itu berlangsung.
Kiai dan ulama pesantren pendukung Jokowi dan Prabowo serukan perdamaian pasca-Pilpres 2019. (KOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL)
"Dari ujung Aceh, sampai pulau Madura, sampai ke Sorong, jadi saya lihat ini umat sedang berharap besar pada bapak, itu yang saya lihat," jawabnya.
Lebih lanjut, UAS berpesan kepada Prabowo agar menjadi pemimpin yang adil.
"Ini ada satu keranjang amanah, ijtima ulama mengamanahkan, tapi umat juga, dalam keranjang ini ada pisau, buah, bunga dan pena," kata UAS memberi gambaran.
Menurut UAS, terdapat dua pesan dari Allah SWT, yakni amanah dan adil.
"Bapak letakkan dua amanah ini, yang pisau bapak beri ke anak muda karena mereka akan pergi ke hutan berburu, buah beri ke anak-anak supaya fresh, bunga beri ke anak gadis supaya beri ke suami, sedangkan pena bapak beri ke ulama agar menulis," beber UAS.
"Adil, jangan bapak beri terlalu besar jangan terlalu kecil, mudah-mudahan bapak termasuk pemimpin yang adil," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul https://makassar.tribunnews.com/2019/11/20/ramai-orang-daftar-cpns-2019-ustadz-abdul-somad-uas-justru-mundur-dari-pns-ini-penyebabnya?page=all