Ternyata Ini Penyebab Surya Paloh Tak Disalami Megawati,Ketua NasDem Sampai Turunkan TimInvestigasi

Ternyata Ini Penyebab Surya Paloh Tak Disalami Megawati, Ketua NasDem Sampai Turunkan Tim Investigasi

Editor: Alfred Dama
Capture Youtube Kompas Tv
Megawati menolak bersalaman dengan Surya Paloh 

Ternyata Ini Penyebab Surya Paloh Tak Disalami Megawati,  Ketua NasDem Sampai Turunkan Tim Investigasi

POS KUPANG.COM -- Pemandangan yang tak biasa terjadi saat pelantikan DPR RI  1 Oktober lalu saat Megawati Soekarno Putri melewatkan Ketua Umum NasDem Surya Paloh untuk bersalaman.

Sikap megawati yang terkesan dengan dingin dengan Surya Memancing spekulasi mengenai retaknya hubungan mereka.  

"Saya coba kirim intelijen untuk menginvestigasi apa betul Mba Mega sengaja tidak salam saya," ucap Surya Paloh yang membuat hadirin tertawa.TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah tim intelijen yang dibentuk Surya Paloh khusus menyelidiki penyebab Megawati Soekarnoputri enggan menyalaminya saat di Gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.

Hasil penyelidikan tim intelijen bentukan Surya Paloh itu disampaikan saat Surya Paloh memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT Ke-8 Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019) malam.

Surya Paloh adalah pendiri dan Ketua Umum Partai NasDem

Sementara Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan.

"Saya coba kirim intelijen untuk menginvestigasi apa betul Mba Mega sengaja tidak salam saya," ucap Surya Paloh yang membuat hadirin tertawa.

Dari hasil investigasi itu, kata Surya Paloh, hasilnya menyimpulkan Megawati Soekarnoputri tidak sengaja melewati Surya Paloh dan tak bersalaman.

"Hasilnya tidak sengaja," kata Surya Paloh yang langsung disambut tepuk tangan ribuan kader NasDem.

Sebelumnya, Surya Paloh memberikan sapaan khusus untuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Ia mengungkapkan rasa sayangnya kepada Megawati.

"Dan jangan pernah ragukan lagi betapa sayangnya saya pada Mbak Mega (Megawati,red) saya. Jangan pernah ragukan itu," ucap Surya Paloh yang langsung disambut tepuk tangan kader.

Megawati yang duduk berjejer dengan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Maruf Amin dan Ketua DPR RI Puan Maharani terlihat membalas ucapan itu dengan senyum.

Bahkan, Megawati sempat melirik kearah Presiden Jokowi sambil terus tersenyum.

Puan Maharani yang di duduk disisi kiri Megawati terlihat tertawa mendengar ucapan Surya Paloh.

Megawati seakan tak bisa menutupi senyumnya.

Detik-detik saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hanya melewati dan menyambut uluran tangan salaman Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dalam acara pelantikan anggota DPR, Selasa (1/10/2019).
Surya Paloh kemudian menyinggung soal salaman yang tak dilakukan Megawati beberapa waktu lalu.

Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak menyalami Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) pada Selasa (1/10/2019) lalu.

Megawati malah terlihat membuang muka saat melewati Surya Paloh.

Momen itu terekam dalam video tayangan acara pelantikan yang disiarkan Kompas TV.

Penggalan video itu menjadi viral di media sosial.

Intrik dan Kecurigaan

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuturkan, di kalangan elite politik terlalu banyak intrik dan kecurigaan yang mengundang sinisme.

Bahkan, kata Surya Paloh, sampai-sampai rangkulan sesama teman pun dicurigai.

Hal tersebut diungkapkan oleh Surya Paloh saat berpidato dalam Kongres Nasdem II yang digelar Jumat (8/11/2019) malam.

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain."

"Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," kata Surya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat.

Presiden Jokowi dan Surya Paloh berlangkulan
Presiden Jokowi dan Surya Paloh berlangkulan (Biro Pers Istana Kepresidenan/Muchlis Jr)

Ia juga menyebut bahwa ada yang mencurigai saat sesama politisi saring merangkul.

Kecurigaan itu, kata Surya, merupakan diskursus politik yang paling picisan karena dimaknai dengan berbagai tafsir dan kecurigaan.

"Hubungan, rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Surya.

Surya Paloh lalu menyebut, sistem demokrasi yang dianut di Indonesia begitu liberal, tetapi penerapannya sangat ortodoks konservatif.

"Kita bilang kita mau maju, tapi kita melangkah ke belakang," katanya.

Betrand Peto Banyak yang Iri, Foto Wajah Anak Ruben Onsu Diedit Mirip Hewan,Manajemen Lapor Polisi

Live Indosiar Persib Bandung vs Arema FC Kutukan Arema FC Tak Pernah Menang di KandangMaung Bandung

KABAR GEMBIRA PNS, Tunjangan PensiunDiusulkan Naik dari Rp 70 Juta Menjadi Rp 700 Juta

Respon atas kelakar Jokowi

Dilansir Tribunnewswiki.com dari Kompas.com, Sabtu (9/11/2019), apa yang Surya Paloh sampaikan tentang dirinya yang dicurigai akibat merangkul sesama politisi, seakan merespons Presiden Joko Widodo yang berkelakar soal pelukan hangat antara Surya dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman, beberapa waktu lalu.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Awalnya, Jokowi menyapa satu per satu para tokoh yang hadir.

Begitu sapaan sampai di Surya Paloh yang hadir sebagai tamu undangan, Jokowi pun menyinggung soal pertemuan Surya dengan Sohibul beberapa waktu lalu.

"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS".

Jokowi singgung pertemuan Partai Nasdem dengan PKS di peringatan HUT Partai Golkar. (Youtube KompasTV)
Presiden lalu bicara soal rangkulan Surya Paloh ke Sohibul yang sempat menghiasi headline sejumlah media massa.

"Saya tidak tahu maknanya apa."

"Tetapi rangkulannya itu tidak seperti biasanya."

"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi.

Pernyataan Jokowi itu kembali disambut heboh para kader Golkar yang hadir.

Surya Paloh singgung partai lain

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh pun menyindir partai yang mengaku paling pancasilais dan nasionalis namun dalam prakteknya justru bersebrangan dengan nilai-nilai pancasila.

Hal itu disampaikan Surya saat membuka Kongres kedua Nasdem di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

"Pancasila sebagai pegangan kita."

"Tapi kita tidak laksanakan itu, ngakunya partai nasionalis, partai yang pancasilais."

Ya buktikan saja di rakyat yang membutuhkan pembuktian partai mana yang paling menanamkan nilai-nilai Pancasila," ujar Surya.

Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Ketua Umum Nasdem (Surya Paloh), seusai pertemuan dengan sembilan ketua umum partai politik di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019) malam.
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Ketua Umum Nasdem (Surya Paloh), seusai pertemuan dengan sembilan ketua umum partai politik di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019) malam. (DIONISIO DAMARA UNTUK KOMPAS)

"Kalau partai yang masih mengundang cynical propaganda yang kosong, mengajak berkelahi satu sama yang lainnya, ah yang pasti itu bukan pancasilais itu," lanjut dia.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam Kongres Nasdem II di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019). (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Surya mengatakan partai yang pancasilais semestinya tidak menganggap partai yang tak searah sebagai musuh.

Ia mengatakan, semestinya partai pancasilais itu harus merangkul semua partai, termasuk yang berseberangan sikap politik.

"Kalau Nasdem mau dikenal partai pancasilais, pertama rendah hati, rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran kepada teman," ujar Surya.

"Jangan musuhi teman. Itu baru Pancasila."

"Kalau tidak dijalankan yang paling menangis proklamator bangsa ini," lanjut dia.

Pujian NasDem untuk Anies Baswedan

Dalam Kongres Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turut diundang dalam acara tersebut mengingat kembali masa-masa saat ia menjadi salah satu deklarator yang mendeklarasikan ormas Nasional Demokrat.

Ormas Nasional Demokrat menjadi cikal bakal berdirinya Partai Nasdem.

"Saya ingat di dalam deklarasi waktu itu ketika kami bacakan."

"Bang Surya saya boleh ambil kutipan?" kata Anies meminta izin kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh saat memberikan sambutan pada pembukaan kongres itu.

Anies kemudian membacakan bunyi deklarasi Nasional Demokrat pada 2010.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Kongres Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) malam. Anies duduk di barisan paling depan bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (KOMPAS.COM/NURSITA SARI)
Menurut dia, bunyi deklarasi itu sangat relevan dengan kondisi saat ini.

"Gerakan Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, kebebasan dengan kesejahteraan."

"Keseimbangan seperti itulah yang harus dituntaskan di Indonesia," kata Anies.

Anies berujar, kalimat dalam deklarasi itu harus diperjuangkan.

Semangat deklarasi 9 tahun lalu itu harus terus dijaga.

Ketua Umum NasDem Surya Paloh
Ketua Umum NasDem Surya Paloh (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sebelumnya mengatakan, Anies diundang ke Kongres Nasdem selaku gubernur DKI Jakarta dan memberikan ucapan selamat datang kepada peserta kongres.

Willy menyebut Anies diundang dalam kongres karena ia "orang dalam" yang tidak asing untuk Nasdem.

"Anies itu pembaca manifesto Nasional Demokrat (saat Nasdem masih menjadi ormas). Anies bukan orang asing, anies itu orang dalam di Nasdem," kata Willy.(*)

(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Haris/Fitria Chusna/Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved