Bupati Sunur Menilai Kepala Desa Masih Takut Menggunakan Dana Desa
Pejabat Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menilai banyak Kepala Desa di Lembata masih takut menggunakan dana desa yang ada
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Pejabat Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menilai banyak kepala desa di Lembata masih takut menggunakan dana desa yang ada. Selain itu, kreativitas mereka juga masih kurang. Masih banyak yang hanya menunggu program dari kabupaten dan bergerak di dalam desa masing-masing.
"Desa yang bisa sesuaikan dengan irama kabupaten saya lihat baru Desa Hadakewa. Desa-desa lain punya potensi yang banyak tapi bergeraknya lambat. Masih takut keluarkan uang," ungkap Bupati Sunur dalam Rapat Lengkap Pamong Praja bersama para kepala desa dan camat di Hotel Palm, Rabu (6/11/2019).
Bupati Sunur juga memuji pengelolaan dana desa untuk pemberdayaan di Desa Hadakewa Kecamatan Lebatukan.
• Pemegang ATM Obor Mas Maumere Nikmati ATM Bersama
Menurut dia, desa mempunyai peran yang luar biasa untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, dia minta para kepala desa bisa berinovasi termasuk dalam hal penyertaan bagi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Bumdes sudah jalan atau belum.
Katanya, Mendagri Tito Karnavian menugaskan kepada para kepala daerah untuk melihat postur APBDes. Sehingga rapat itu penting untuk melihat semua persoalan di desa termasuk realisasi belanja.
• Kado KSP Kopdit Obor Mas Maumere di HUT ke-47 di Larantuka Flores Timur
"Ada kegiatan nasional yang wajib dianggarkan di desa contohnya stunting karena ini program nasional."
Dia menyarankan semua kepala desa bisa melakukan tur atau studi banding ke Desa Hadakewa dan melihat langsung serta berdiskusi dengan kepala desanya tentang bagaimana mengelola dana desa yang tepat sasar.
Tuntaskan Masalah Air dan Listrik
Lebih lanjut, Bupati Sunur menegaskan kalau tahun depan setiap desa harus bisa menyelesaikan masalah air bersih dan air minum.
"Program sambungan rumah baru kita lakukan bersama sama. Kita jalan dulu. Kasihan masyarakat kalau beli air terus. Supaya kita fokus layani desa-desa yang belum ada instalasi pipa."
Kemudian, khusus di wilayah Atadei, dia menyoroti masalah listrik. "Urusan instalasi kades jangan ikut campur. Instalasi itu urusan masyarakat. Jangan ikut campur. Akhirnya yang satu pasang, yang lain tidak bisa. Saya dapat sms hampir tiap hari dari Kalikasa sampai Ile Kimok. Bereskan listrik, masalah di mana kasitahu. Kalau dengan PLN kasitahu saya," tegasnya.
Dia meminta Camat Atadei untuk menyelesaikan masalah instalasi listrik ini dalam waktu tiga hari.
Pada kesempatan itu, Bupati Sunur juga melantik sejumlah penjabat kepala desa seperti AD Adi Gawiole Buran sebagai penjabat kepala desa Nogodoni, Yohanes Bala sebagai penjabat kepala desa Nubahaeraka, Paulus Pati sebagai penjabat kepala desa Lusilame, Yosef Belida sebagai penjabat kepala desa Doripewut, Wim Tedens Jou sebagai penjabat kepala desa Waijarang, Kornelis Kweman sebagai penjabat kepala desa Riangbao, Yusuf Lia sebagai penjabat kepala desa Palilolon, Sunar Suban Langobelen sebagai penjabat kepala desa Beutaran, Frans Ida Bala sebagai penjabat kepala desa Baobolak, Agustinus Asan sebagai penjabat kepala desa Idalolong. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO)