GP Ansor NTT Minta Polda NTT dan BIN Deteksi Kegiatan HTI di NTT

Organisasi GP Ansor NTT meminta Polda NTT dan BIN mendeteksi kegiatan HTI di NTT

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Ketua Wilayah GP Ansor NTT, Ajhar Jowe 

Organisasi GP Ansor NTT meminta Polda NTT dan BIN mendeteksi kegiatan HTI di NTT

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pihak GP Ansor NTT meminta aparat dalam hal ini Polda NTT dan BIN Daerah NTT agar mendeteksi kegiatan dan keberadaan serta pergerakan
Organisasi Terlarang Hizbuh Tahrir Indonesia ( HTI).

Pergerakan organisasi ini terutama di Kota Kupang dan sekuruh Wilayah Hukum Polda NTT.

Ketua Wilayah GP Ansor NTT, Ajhar Jowe kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (1/11/2019).

Terbaik di Indonesia, Taman Seminari Flos Carmeli Sikka Dikunjungi Kemenag Provinsi Papua

Menurut Ajhar, pergerakan organisasi tersebut, akhir-akhir ini terus mendapat reaksi dari publik NTT.

"Ormas yang sudah jelas tidak diakui oleh Negera ternyata masih beraktivitas layaknya kegiatan seperti OKP lainnya.

Karena itu, untuk menjaga situasional dan kondisi NTT jangan menjadi lahan isu untuk gerakan organisasi terlarang tersebut maka, kami meminta BIN dan Polda NTT harus benar-benar mendeteksi dan menyikapi secara serius hal tersebut," kata Ajhar.

Yohanes Lakapu: Pemilik Perusahaan di TTS Mengaku Merugi Kalau Mengupah Sesuai UMP NTT

Sebab, lanjutnya, jika tidak dan dibiarkan terus- menerus, maka akan menjadi dampak negatif termasuk rasa kecemasan masyarakat terhadap organisasi tersebut.

"Publik sudah mengetahui bahwa negara tidak mengakui organisasi ini, tetapi di NTT masih ada gerakan atau aktivitas organisasi ini.Kami miliki data kegiatan-kegiatan HTI di Kota Kupang, karena itu, GP Ansor dan Banser terus melakukan koordinasi bersama BIN dan Polda NTT," katanya.

Dia mengakui, berdasarkan Data dan Evaluasi pergerakan organisasi ini, sejak dibekukan oleh Pemerintah, namun di NTT masih terus melakukan kegiatan di beberapa tempat.

" Pada tahun 2019, sudah empat kali kegiatan keorganisasian ditempat yang berbeda di wilayah Kota Kupang. Kegiatan terakhir HTI di Kompleks TDM kemarin sudah termasuk kali ke empat dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2019," katanya.

Ajhar mengatakan, kegiatan terakhir di komplek TDM itu mendapat reaksi yang luar biasa dari semua pihak termasuk berbagai isu-isu yang tersebar di semua grup media sosial.

"Aktivitas kelompok kni juga menjadi bahan diskusi kelompok-kelompok pemerhati NTT khususnya kaum muda yang menilai gerakan masif HTI di NTT menjadi ancaman besar dan akan tubuh berkembang menjadi besar jika tidak diantisipasi," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, GP Ansor menduga jangan sampai tidak ditangani secara serius maka akan menjadi momok yang kurang baik dan juga pandangan masayarakat akan negatif terhadap polisi maupun badan Intelejen.

"Sebagai ormas pemuda kami memiliki batas tertentu yang tidak serta merta kami lakukan, masalah hukum itu wewenang Polisi maupun pihak yang bertanggungjawab sebagai alat kelengkapan negara. Jadi harapan besar masyarakat berdasarkan keluhan atau boleh dikatakan keresahan terhadap gerakan masif oleh HTI ini perlu ada keseriusan dan perlu ada tindakan-tindakan yang nyata oleh penegak hukum," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved