Gerombolan Kejahatan Beraksi sebagai Pengemis, Saat Diminta Baca Bismillah Tak Bisa, iInfo

PARA gelandangan dan pengemis atau gepeng memilih busana Muslimah, saat melakukan aksi mereka. Bahkan, dengan memperbudak anak-anak untuk mengemis.

Editor: Ferry Ndoen
Kompas.com/ERICSSEN
Ilustrasi pengemis. 

POS KUPANG.COM -- PARA gelandangan dan pengemis atau gepeng memilih busana Muslimah, saat melakukan aksi mereka.

Bahkan, dengan memperbudak anak-anak untuk mengemis.

Mereka beraksi dengan berpakaian ala umat Muslim dengan pakaian Muslim dan Muslimah.

Ini Strategi Muncikari Finalis Putri Indonesia Cara Khusus Jajakan Kemolekan Putri Pariwisata, Info

Lengkap dengan peci haji.

Mereka mengaku, mereka itu berasal dari Bosnia Herzegovina, yang merupakan bekas negara pecahan Yugoslavia.

Bosnia Herzegovina adalah negara yang dihuni oleh penganut agama Islam yang pernah dimusnahkan oleh Serbia melalui genosida dan perkosaan brutal.

Serbia adalah negara komunis pecahan Yugoslavia yang melarang orang beragama di negara tersebut.

Hal serupa diterapkan secara kejam di China pada bangsa Uighur di Xinjiang yang dimasukkan kamp konsentrasi, diculik, diperkosa, dan sebagian warga yang sehat kemudian dibunuh dengan sebelumnya diambil semua organ tubuh mereka.

Namun, setelah dilakukan riset oleh relawan Muslim, pekerjaan pengemis dan gelandangan yang memperbudak anak-anak bahkan balita itu semata-mata terkait dengan kejahatan.

Mereka berpakaian Muslim dan Muslimah, tapi sesungguhnya komunis.

Romania adalah negara komunis selain beberapa negara Eropa Timur lainnya, yang sangat kejam memperlakukan umat beragama.

Namun, mereka kemudian menemukan jalan untuk mengemis dan jadi gelandangan saat masuk di Inggris.

Penghasilan mereka per hari bisa mencapai Rp 10 juta per hari.

Ini Dua Peringatan Dini BMKG di Wilayah NTT Hari Ini.Yuk Simak Penjelasannya! Info

Apa Kata Bobotoh? Kecewa Persib Tak Main di Bandung, Doakan Kapolda Jabar !

Soalnya, mereka mengharapkan belas kasihan dari umat Islam, yang dianggap mengamalkan agama tidak secara tepat.

Soalnya, dengan banyaknya pemberian kepada para pemalas, mereka memang tidak pernah mau bekerja.

Mereka bahkan dipercaya tidak melaksanakan kaidah hidup umat Muslim.

Hal serupa juga banyak terjadi di Indonesia, banyak kalangan pengemis dan gelandangan yang tidak mengetahui agama Islam memilih busana Muslim dan Muslimah untuk menjalankan aksi kejahatan mereka.

Aksi kejahatan itu di antaranya dengan memperbudak anak kecil, balita, mereka tidak malu berpenampilan seolah orang Islam.

Mereka bahkan beraksi di lampu merah di saat banyak kendaraan berhenti untuk meminta-minta.

Karena itu, riset yang dilakukan ini membuktikan, mereka tidak lebih hanya gerombolan pemalas yang melakukan banyak kejahatan.

Mereka bukan hanya tega memperbudak anak kecil, mereka bahkan bisa saja melakukan penculikan dan perdagangan manusia demi melaksanakan aksi tersebut.

Dalam riset yang dilakukan sejumlah relawan membuktikan kaum gelandangan dan pengemis sebenarnya hanya komplotan gipsi.

Mereka sama sekali bukan umat Islam bahkan komunis yang berpura-pura sebagai umat Islam.

Terkait itu, unggahan video Doa Muslimah di Instagram membuktikan bahwa gerombolan pengemis dan gelandangan sama sekali bukan orang Islam.

Mereka hanya berpura-pura sebagai Islam demi melaksanakan aksi kejahatan mereka.

Salah satu buktinya, terungkap di video ini.

Relawan menawarkan 50 dolar US agar pengemis yang beraksi cukup membaca Al Fatihah.

Ternyata surah yang selalu dibaca setiap salat 5 waktu yang banyak dihapal umat Islam itu, tidak bisa dibaca karena tidak diketahuinya.

Bahkan melafalkan Bismillah saja, orang yang ditawarkan 50 dolar US itu tidak bisa melakukannya.

Doa Muslimah memberikan keterangan:

Astaghfirullah.. bagaimana menurut kalian?

Tonton sampai selesai!

“Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api; terserah kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya” (HR. Muslim no. 1041).

Sebuah riset yang dilakukan relawan membuktikan, kaum pengemis dan gelandangan yang melakukan perbudakan dan penculikan bahkan tidak bisa membaca Bismillah.
Padahal, mereka berpenampilan seolah mereka adalah orang Islam yang taat dengan agama Islam yang di antaranya ditunjukkan dengan berpakaian ala orang Islam yang taat beragama.

Ternyata semua itu tidak lebih hanya modus mereka untuk memuluskan aksi kejahatannya.

Situasi seperti itu diyakini sama di banyak kota lainnya, bukan hanya pernah dibuktikan di London dan beberapa kota besar lainnya.

Banyak kalangan yang memberikan uang dan harta mereka kepada kaum miskin dan gelandangan dinilai salah kaprah.

Soalnya, terbukti, gelandangan dan pengemis tidak lain hanya profesi yang dilakukan para pemalas untuk tidak mau bekerja demi mendapatkan uang.

Kegiatan yang dilakukan gerombolan pengemis dan gelandangan dengan berpura-pura menjadi orang Islam yang taat sebenarnya menodai agama Islam.

Hal serupa itu diyakini akan ditemukan di banyak tempat lainnya. *)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved