Sinode GMIT XXXIV Tetapkan Ketua Baru, Ini Harapan Ketua Klasis Alor
Persidangan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ke XXXIV/2019 di Gereja GMIT Paulus Kupang menetapkan kepengurusan baru untuk period
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Persidangan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) ke XXXIV/2019 di Gereja GMIT Paulus Kupang menetapkan kepengurusan baru untuk periode 2019-2023.
Dalam pemilihan kepengurusan yang berlangsung di gedung kebaktian GMIT Paulus Kupang pada Selasa (22/10/2019), Pdt Dr Mery Kolimon terpilih sebagai ketua.
Pdt Dr Mery Kolimon mengungguli Pdt Eben Nuban Timo yang diusung dalam pemilihan yang diikuti oleh 285 orang pemilik hak suara dari MSA dan 46 klasis di wilayah pelayanan GMIT.
Terpilihnya Pdt Dr Mery Kolimon untuk periode kedua melambungkan harapan jemaat untuk GMIT yang lebih baik.
• Pelatih Persija Jakarta Gelar Latihan Resmi Terakhir Persiapkan Tim Jelang Lawan PSS Sleman,Info
Ketua Klasis Koresponden Tribuana Alor, Pdt. Yakobus Pulamau (57) kepada POS-KUPANG.COM pada Selasa (22/10/2019) mengatakan, ketua yang terpilih merupakan pilihan Tuhan sendiri. Hal ini diungkapkan karena menurutnya ketua terpilih merupakan orang yang dipercayakan Tuhan sendiri untuk memimpin GMIT.
"Menurut kami semua itu Tuhan percayakan untuk memimpin, karena pemilihan adalah salah satu cara untuk mendapatkan pemimpin GMIT," ujarnya.
Pdt Pulamau mengatakan, bagi jemaatnya, sebenarnya siapapun yang terpilih akan didukung penuh.
"Siapa saja yang terpilih kami mendukung penuh secara baik, karena bagi kami yang terpilih adalah berkat campur tangan Tuhan," jelas Pdt Pulamau.
Pendeta asal Alor ini menitipkan harapan agar ketua Sinode GMIT yang terpilih dapat menjaga dan meningkatkan soliditas dan menjalankan semua amanat dalam Sinode.
"Untuk kepengurusan yang baru kiranya soliditas tetap dijaga. Semua yang diamanatkan dalam persidangan mesti dikerjakan dengan sebaik baiknya," tambahnya.
Perjalanan gereja ke depan masih panjang, oleh karenanya ia berpesan agar ketua dan kepengurusan Sinode GMIT periode 2019-2023 tetap menjaga kepercayaan dan tetap menaruh rasa saling percaya dalam organisasi Sinode.
Untuk konteks gereja di Alor, jelasnya, saat ini berhadapan dengan persoalan kekeringan yang luar biasa sehingga program tanam air yang telah dicanangkan dapat tetap dijaga dan dilanjutkan. Selain itu, perlu penataan ekonomi jemaat dan peningkatan pelayanan bagi jemaat.
"Kami bersyukur karena persidangan berjalan dengan baik dari awal hingga hari ini, ada banyak hal dan suka duka yang dirasakan, puji tuhan semua karena campur tangan Tuhan," pungkasnya.
Persidangan Sinode GMIT XXXIV/2019 dilaksakan sejak 15 hingga 22 Oktober 2019 dengan mengusung tema "Roh Tuhan menjadikan dan membarui segenap ciptaan" dan sub tema Roh Tuhan berkuasa atas gereja, masyarakat dan pendeta.
Pembukaan persidangan ditandai dengan pemukulan gong oleh ketua Sinode GMIT Pdt dr Mery Kolimon dalam ibadat pembukaan pada 15 Oktober 2019. Hadir dalam acara pembukaan Ketua Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Henriette Tabita Hutabarat-Lebang, Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Forkopimda serta undangan. (hh)