TRIBUN WIKI: Kisah di Balik Teduhnya Taman Daun di Lewoleba Lembata

TRIBUN WIKI: kisah di balik teduhnya Taman Daun di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM/RICKO WAWO
Anak-anak sedang bermain dan belajar di Taman Daun, Bluwa, Kota Lewoleba, Selasa (15/10/2019) 

TRIBUN WIKI: kisah di balik teduhnya Taman Daun di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Bagi Warga Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata Taman Daun lebih dari sekadar taman baca dan taman bermain bagi anak-anak. Taman Daun yang terletak di Bluwa, Kelurahan Lewoleba Barat ini menjadi tempat anak-anak belajar, bermain, berkesenian dan mencari keteduhan yang tidak mereka temukan di rumah dan sekolah.

Keteduhan. Itulah kesan pertama ketika menginjakkan kaki di tempat ini. Pohon-pohon rindang, lopo-lopo kecil, buku-buku dan beraneka kerajinan tangan ada di sana.

Kosmas Lana Titip Pesan Buat 40 Anggota DPRD Kabupaten Kupang

Namun siapa sangka di balik teduhnya Taman Daun yang sudah berusia 32 tahun itu, tersimpan kisah seorang mantan pelaut yang inspiratif. Dia adalah Goris Batafor.

Sebelum mendirikan Taman Daun pada 21 April 1987 silam, Goris bekerja di kapal ikan tuna Samudera Besar yang berbasis di Bali.

"Selama satu tahun itu, sembilan bulan saya ada di Laut Sawu dan tiga bulan ada di Laut Banda. Di darat hanya 1 minggu," ungkap Goris di Taman Daun, Lewoleba, Selasa (15/10/2019).

Kebakaran Lahan Milik Yan Lobo, Danramil Kota SoE Turun Langsung Padamkan Api

Bapak yang terkenal ramah dan santun ini memang jebolan Sekolah Perikanan di Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

Selama tujuh tahun bekerja di kapal, Bapak Goris pun kembali ke kampung halaman karena tidak bisa meninggalkan orangtuanya sendiri.

"Saya pulang temani orangtua karena bapak saya yang bernama Yosep Markus Sidhu semakin tua dan tidak ada orang di rumah."

Oleh karena tidak bisa keluar jauh dari rumah dan tinggalkan orangtua, kenang Bapak Goris, dia pun mulai mencari kesibukan dan aktivitas supaya banyak orang yang datang ke tempatnya.

Di atas tanah seluas 1 hektare warisan orangtuanya itu Taman Daun berdiri sampai sekarang.

"Saya harus buat ini supaya orang datang kunjung saya di sini, dari anak-anak dan sekarang ada komunitas yang datang."

Dia menuturkan awalnya dia mulai mendirikan Kelompok tenun yang dinamai Bintang Kejora bagi para ibu. Saat datang tenun para ibu biasa membawa serta anak-anak mereka yang masih kecil.

Dari situ terbersitlah ide untuk mengumpulkan anak-anak dalam satu wadah kreatif. Salah satu anak yang dia bimbing pada generasi awal Taman Daun adalah John Batafor yang kini juga giat mengembangkan Taman Daun.

Dia ingin menanamkan jiwa sosial kepada anak-anak sejak dini. Beberapa anak muda yang sekarang membantu di Taman Daun itu merupakan jebolan generasi awal di sana.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved