Menkopolhukam Wiranto Diserang
Istri TNI Nyinyir Wiranto Kembali Makan Korban,Giliran Anggota Kodim Wonosobo Dijebloskan ke Penjara
Anggota Kodim Wonosobo yang isterinya nyinyir Wiranto akhirnya dijebloskan ke penjara. Ia akan menjalani kurangan selama 14 hari sejak Selasa (15/10)
Aksi Istri TNI Nyinyir Wiranto Kembali Makan Korban,Giliran Anggota Kodim Wonosobo Dijebloskan ke Penjara
POS-KUPANG.COM - Aksi Istri TNI Nyinyir Wiranto Kembali Makan Korban,Giliran Anggota Kodim Wonosobo Dijebloskan ke Penjara
Anggota Kodim Wonosobo yang isterinya nyinyir Wiranto akhirnya dijebloskan ke penjara. Anggota TNI berinisial BD akan menjalani hukuman kurangan 14 hari terhitung sejak Selasa (15/10/2019).
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro, Letkol Kav Susanto memberikan kabar terkini nasib anggota Kodim 0707 Wonosobo Kopral Dua BD.
Menurutnya, BD per Selasa (15/10/2019) mulai menjalani hukuman disiplin berupa kurungan selama 14 hari ke depan di sel.
Hukuman tersebut menurut Kapendam diberikan setelah menjalani sidang disiplin yang dilakukan pada Senin (14/10/2019) kemarin.
• Istri AnggotaTNI AU Nyesal Setelah Tulisan Nyinyiri Wiranto Viral,Minta Maaf Tetap Proses di Polisi
• Hanum Rais Komentar Sinis Soal Wiranto, Dosen UGM Ungkap Hal Mengejutkan ini Tentang Anak Amien Rais
Menurut Kapendam, dalam memutuskan sebuah hukuman perlu mempertimbangkan beberapa faktor termasuk kinerja dan juga kesalahan yang diperbuat.
Sehingga pada nantinya, keputusan yang diambil dari komisi disiplin perajurit TNI dapat berupa 2 kategori. Hukuman dengan tingkatan berat dan juga ringan.
Hukuman ringan biasanya diberikan bagi pelanggar ketentuan dalam koridor ringan dengan hukuman selama 14 hari kurungan.
Sedangkan yang berat seperti pelanggaran berat pengguna narkoba dan beberapa pelanggaran berat lain bisa saja dijatuhi hukuman hingga 21 hari kurungan.
"Hukuman ringan 14 hari yang berat 21 hari. Ada juga 14 hari berat, gak bisa keluar dari ruangan sel, biasanya kasus narkoba," jelasnya.
• Nyinyir Wiranto,Jabatan Suami TNI Dicopot,Istri Dilaporkan ke Polisi,Rumah Dinas TNI AU Disterilkan
Dengan hasil putusan hukuman yang dilimpahkan pada BD, Susanto mengatakan bahwa hal itu sudah menjadi putusan terbaik dalam rangka menegakkan kedisiplinan bagi para perajurit TNI.
Sebelumnya, anggota Kodim 0707 Wonosobo ini mendapatkan hukuman disiplin dari jajaran Perajurit Kodam IV/ Diponegoro lantaran sang istri WB yang juga anggota Persatuan Istri TNI (Persit) Kartika Chandra Kirana cabang XXVII Kodim 0707 Wonosobo memposting (membuat status) nyinyir di media sosial yang diduga mengandung ujaran kebencian terhadap Menkopolhukam Wiranto.
Atas perbuatan tersebut, sang suami yang bertugas sebagai anggota TNI Kodam IV/Diponegoro mendapatkan imbasnya dengan dijatuhkan hukuman disiplin.
• Fakta Suami Cor Istri, Anak Bunuh Diri Kota Kupang NTT Tinggalkan Surat Wasiat Isinya Mengerikan!
Bagaimana alur penjatuhan hukuman tersebut?
Letkol Kav Susanto menerangkan, sebagai anggota perajurit TNI sudah sepantasnya mengikuti tata aturan yang ada disebut Hukum Disiplin.
Para istri perajurit TNI secara otomatis masuk sebagai anggita organisasi Persit.
Setiap istri perajurit yang menjadi komandan di salah satu satuan juga pasti menjadi ketua persit.
Hal ini menjadikan organisasi Persit melekat pada organisasi pada satuan tentara. Sehingga semua terikat otomatis dengan aturan satuan tentara yang ada.
Contoh sopan santun, berpakaian rapi dilarang melakukan kegiatan yang negatif lain salah satunya tidak diperbolehkan memposting hal-hal yang kurang baik sehingga jikalau istri berbuat salah sang suami juga ikut bertanggungjawab.
• Istri Perwira Tinggi TNI, Bella Saphira Tulis Sindiran Usai Dandim Kendari Dicopot Soal Wiranto
"Artinya ketika perajurit disumpah, istri juga ikut melekat. Kita sudah lihat ada beberapa istri perajurit yang melakukan itu. Sesuai arahan komando atasan memberikan sanksi disiplin termasuk keluarga agar tidak lagi melakukan hal-hal yang merugikan karir suami dan pribadi," jelasnya.
Mengenai hal tersebut, pihaknya terus menekankan pada anggota maupun keluarga TNI dalam satuan di wilayah Kodam IV/Diponegoro untuk tidak memposting kalimat kritikan yang mengarah pada ujaran kebencian terhadap pemerintah.
• Pria di Kupang Cor Hidup-Hidup Istrinya di Lubang WC, 7 Tahun Kemudian si Anak Lakukan Hal Ini
Pihaknya juga selalu memberikan arahan bagaimana bermedsos yang santun dengan menekankan kepada keluarga untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, satu di antaranya melalui arahan kegiatan bulanan Persit.
"Kuncinya tidak gampang memsposting berita yang belum terbukti kebenarannya. Santunlah dalam bermedia sosial jangan mudah share yang belum tahu jangan mudah posting yang tidak perlu, bijaklah dalam bermedsos. Apalagi belum tahu apakah berita benar atau bohong. Tidak usah menge-share lagi," pungkasnya. (Sam)
Waduh, Istri TNI Nyinyir Wiranto Bertambah, Sebut Bak Drama Korea, Kodim Wonosobo Terancam Sanksi
Kasus isteri Anggota TNI yang nyinyir terhadap kasus penusukan Menkopolhukam, Wiranto kembali terjadi. Kali ini nyinyiran itu datang dari isteri seorang anggota Kodim 0707/Wonosobo.
Dampkan, sang suami terancam sanksi kurungan.
Istri anggota Kodim Wonosobo itu nyinyir soal penusukan Wiranto di media sosial dan menyebutnya seperti drama korea.
Tidak hanya sanksi kurungan, anggota Kodim Wonosobo juga terancam sanksi lainnya.
Belum reda pemberitaan mengenai pencopotan jabatan Dandim Kendari yang istrinya nyinyir soal Wiranto, kini muncul lagi istri anggota Kodim yang juga bernasib hampir sama.
Anggota Kodim Wonosobo berinisial BD dengan pangkat Kopral Dua (Kopda) terancam hukuman disiplin militer.
Ancaman hukuman tersebut merupakan buntut dari postingan sang istri di media sosial.
Sang suami terkena imbasnya dan terancam kurungan 14 hari.
BD harus bersiap untuk menerima sanksi disiplin militer karena postingan istrinya itu.
Lantas bagaimana postingan sang istri soal Wiranto ?
Anggota Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana Kodim 0707/Wonosobo berinisial WW itu membuat postingan yang dinilai sarat muatan ujaran kebencian, terkait insiden penusukan yang menimpa Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukam), Wiranto.
"Yang bersangkutan posting di wall Facebook (fb), yang sarat muatan kebencian terkait peristiwa penusukan, kemudian postingan viral dan captur-annya tersebar ke mana-mana," kata Dandim 0707/Wonosobo, Letkol (Czi) Wiwid Wahyu Hidayat, tanpa memperinci postingan yang dimaksud, Senin (14/10/2019).
Ujaran kebencian (Facebook via Tribun Jateng)
Ditambahkan, akun Facebook WW saat ini sudah tidak lagi aktif.
Meski demikian, atas ulah sang istri, Kopda BD pun terkena imbas.
Disampaikan, sang kopral pun saat ini tengah diperiksa secara intensif oleh pihak berwenang, terkait ulah WW tersebut.
Dandim menegaskkan, sesuai hukum disiplin militer, Kopda BD turut bertanggungjawab atas apa yang diperbuat sang istri yang merupakan anggota Persit.
"Saat ini Kopda BD sedang dalam proses pendalaman. Betul, ia terancam akan mendapat sanksi hukuman 14 hari kurungan," ujarnya.
Bahkan, sambung Wiwid, tak menutup kemungkinan akan ada hukuman tambahan lain, berupa sanksi administrasi.
"Sudah menjadi aturan di TNI AD, yang telah dinyatakan bersalah maka akan dikenakan sanski administrasi yang beratnya tergantung dari putusan pelanggaran tersebut," terang perwira TNI berpangkat melati dua di pundak ini.
Dandim Meminta Maaf
Dandim 0707/Wonosobo, Letkol (Czi) Wiwid Wahyu Hidayat, menyesalkan ulah tak terpuji istri dari anggota tersebut. Sebagai pimpinan, ia merasa turut bertanggungjawab atas peristiwa yang dirasa membuat keresahan di tengah masyarakat itu.
"Saya atas nama keluarga besar Kodim 0707/Wonosobo memohon maaf, karena salah satu binaan saya telah membuat kegaduhan. Khususnya di wilayah Wonosobo," ujar Dandim.
Ia pun berharap, persitiwa ini dan tindakan tegas yang telah diambil dapat menjadi pembelejaran untuk semua lapisan masyarakat. Terlebih, bagi anggota Kodim 0707/Wonosobo beserta keluarga.
"Semoga menjadi pelajaran buat kita semua," tuturnya. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul Gara-gara Postingan Istri, Anggota Kodim Wonosobo Terancam Sanksi Kurungan 14 Hari
Pencopotan Dandim Kendari
Kolonel Hendi Suhendi merupakan Komandan Distrik Militer Kendari atau Dandim Kendari.
Namun, ia dicopot dari jabatannya akibat postingan istrinya, Irma Zulkifli Nasution di media sosial.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Selain dicopot dari jabatannya, Kolonel Hendi Suhendi juga mendapat sanksi penahanan selama 14 hari.
Postingan sang istri di media sosial itu berkaitan dengan peristiwa penikaman Menko Polhukam.
Pencopotan Kolonel Hendi Suhendi sebagai Dandim Kendari itu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Disiplin Militer.
Padahal Kolonel Hendi Suhendi baru dua bulan menjabat sebagai Dandim Kendari.
Hal tersebut diketahui melalui laman http://kodim1417.kodam14hasanuddin-tniad.mil.id.
Upacara serah terima jabatan dari Letkol Cpn KRT Fajar Lutvi Haris Wijaya kepada Kolonel Hendi Suhendi digelar pada 19 Agustus 2019.
Di masa kolonel Hendi Suhendi, posisi Dandim baru diisi oleh prajurit yang berpangkat kolonel.

Upacara Serah Terima Jabatan Kolonel Hendi Suhendi (Tribunnews.com)
upacara sertijab Kolonel Hendi Suhendi (http://kodim1417.kodam14hasanuddin-tniad.mil.id)
Sebab Kodim Kendari mengalami kenaikan status dari tipe B menjadi tipe A.
Upacara tersebut dipimpin oleh Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.
Kolonel Hendi Suhendi diketahui sempat bertugas di luar negeri.
Ia menjabat Atase Darat Kantor Atase Pertahanan (Athan) RI di Moskow, Rusia.
Berdasarkan akun resmi Facebook Pusat Penerangan TNI, posisi Kolonel Hendi Suhendi di Athan RI digantikan oleh Kolonel Inf Troy Hutagalung pada 2018.
Dilansir dari berbagai sumber, sebelum menjadi Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi pernah menjabat sebagai Dandim Bengkalis pada 2011.
Sosok Istri Hendi
IPDL disebut-sebut menggunakan akun Facebook dengan nama Irma Zulkifli Nasution.
Ia dianggap nyinyir terhadap peritiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto yang terjadi pada Kamis (10/10/2019) di Pandeglang, Banten.
Diberitakan Kompas.com, Irma Zulkifli Nasution itu merupakan istri dari Komandan Distrik Militer Kendari Kolonel HS.
Ia dianggap melanggar hukum hingga sang suami pun terkena imbasnya.
Kolonel HS dicopot dari jabatannya dan mendapat hukuman penahanan selama 14 hari.
"(IPDL) melakukan postingan yang kami duga melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE, maka akan kami dorong prosesnya ke peradilan umum," ujar kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Postingan istri Dandim yang menyinggung soal penusukan Wiranto (ISTIMEWA)
Istri prajurit TNI yang nyinyir itu merupakan teman sekolah penulis Birgaldo Sinaga.
Berdasarkan tulisan di Facebooknya, Birgaldo Sinaga mengaku mereka adalah teman satu angkatan di SMA 3 Medan.
Mereka merupakan angkatan 1990.
Ketika Birgaldo Sinaga mengecek akun Facebook Irma Zulkifli Nasution, akun tersebut sudah tidak ada.
Saat bersekolah, Irma Zulkifli Nasution dan Birgaldo Sinaga tidak satu kelas.
Namun, kelas mereka bertetangga.
Berbeda dari yang sekarang, Irma Zulkifli Nasution saat remaja dikenal sebagai sosok yang menjaga tutur kata.
Ia lebih sering menjadi pendengar dan pribadinya ramah.

Kolonel HS dan istrinya (Handover via Tribun Timur)
Saat SMA, Irma Zulkifli Nasution adalah gadis yang cantik.
Bisa dibilang, ia adalah primadona SMA 3 Medan.
Selain parasnya cantik, Irma Zulkifli Nasution memiliki bakat bermusik.
Suaranya merdu bila bernyanyi.
Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan teman sekolahnya itu ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.
Berikut tulisan lengkap Birgaldo Sinaga yang dibuat di Facebook pada Sabtu (12/10/2019) dini hari.
Postingan teman SMA mantan isteri Dandim Kendari (facebook)
"Irma Nasution
Ketika berita seorang istri perwira bernama Irma Zulkifli Nasution viral, saya sempat terpikir apakah dia teman seangkatan SMA saya?
Saya mencoba masuk ke akun fesbuknya. Ternyata sudah ditutup.
Tadi malam kecurigaan saya itu terkonfirmasi dengan informasi dari teman seangkatan saya. Memang benar Irma Zulkifli Nasution adalah Irma Nasution anak alumni SMA 3 Medan angkatan 1990.
Alamakkk...mati anak ayam. Rasanya tidak percaya. Bagaimana mungkin Irma sosok anak yang gaul dan menjadi bintang waktu SMA bisa menulis status seperti itu?
Saya mencoba mengingat kapan terakhir bertemu dengannya.
Uppss. Tahun 2010. Waktu itu kami mengadakan Reuni Akbar Alumni Smantig Medan.
Saya hadir waktu itu. Irma juga hadir. Irma jurusan Biologi. Saya jurusan Fisika. Tapi waktu kelas 1 SMA, kelas kami bertetanggaan. Pacarnya kala itu ya teman sekelas saya. Hehehe.
Irma dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia termasuk kembangnya angkatan stambuk kami. Maklum disamping cantik, ia juga pintar bernyanyi. Suaranya merdu.
Waktu acara reuni itu Irma kami dapuk sebagai penyanyi utama di panggung. Ia memimpin angkatan kami tampil menghibur tamu. Penampilannya waktu itu cukup modis. Dress code putih abu-abu dipadunya dengan rompi.
Ada 3 lagu yang kami nyanyikan. Lagu Chrisye, Kuburan Band dan Situmorang. Irma menguasai banyak lagu. Memang dia jago bernyanyi.
Usai reuni, saya tidak pernah ketemu lagi dengannya. Saya hanya dapat kabar karir suaminya semakin menanjak.
9 tahun kemudian, tepatnya hari ini saya dapat kabar tentang Irma. Bukan kabar baik. Tapi kabar buruk. Suaminya Dandim Kendari Kol Kav Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya gegara postingan nyinyir istrinya. Sialnya Irma juga bakal berhadapan dengan hukum UU ITE. Postingannya membawa Irma dan suaminya ke masalah besar.
Apa yang terjadi?
People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.
Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya
Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negativ maka kemungkinan besar pikiran negativ akan menguasai cara berpikirnya.
Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negativ. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.
Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.
Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.
9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.
Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.
Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.
"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."
Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.
Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.
Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.
Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.
Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.
Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.
Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.
Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.
Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga." (TribunNewsmaker/*)