Pengusaha Katering Ditemukan Tewas Membusuk di Karung, Suami Menghilang, Ibu Korban Ungkap Faktanya
Pengusaha Katering Ditemukan Tewas Membusuk di Karung, Suaminya Menghilang, Ibu Korban Ungkap Faktanya
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Pengusaha Katering Ditemukan Tewas Membusuk di Karung, Suaminya Menghilang, Ibu Korban Ungkap Faktanya
POS-KUPANG.COM - Pengusaha Katering Ditemukan Tewas Membusuk di Karung, Suaminya Menghilang, Ibu Korban Ungkap Faktanya
Evakuasi mayat wanita dalam karung, JM (32), yang ditemukan di saluran irigasi pertanian di Dusun Padang, Desa Segerang, Kecamatan Mapili, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Tim forensik Polda Sulsel, melakukan otopsi terhadap mayat perempuan terbungkus dalam karung berinisial JM (32).
Mayat itu ditemukan di saluran irigasi pertanian di Dusun Padang, Desa Segerang, Kecamatan Mapili, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Dari hasil otopsi pihak kepolisian, ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Tim forensik memastikan JM merupakan korban pembunuhan.
Sementara itu, ibu kandung JM, Upo mengakui kalau rumah tangga anaknya itu sarat dengan konflik dan kekerasan rumah tangga.
Berikut ini fakta selengkapanya:
1. Kronologi penemuan jenazah dalam karung
Mayat wanita yang telah membusuk dan tanpa identitas ditemukan di dalam karung yang dibuang di saluran Irigasi di Polewali Mandar, Jumat (4/10/2019).
Jenazah JM pertama kali ditemukan seorang petani yang melintas di sekitar lokasi penemuan mayat.
Karena curiga petani itu pun melihat karung karung tersebut, apalagi dari karung itu mengeluarkan bau tidak sedap.
Petani itu kemudian melaporkan penemuannya kepada Asril (33), karyawan PDAM Wonomulyo yang kebetulan berada di sekitar lokasi.
Asril kemudian membuka karung tersebut dan menemukan jenazah perempuan yang sudah membusuk dengan posisi terlipat.
Asril kemudian melaporkan penemuan itu ke polisi. Polisi yang mendapat laporan dari warga langsung mendatangi lokasi kejadian.
Salah satu warga, Sudirman mengatakan, warga yang biasa berlalu lalang sejak kemarin tak menemukan karung apa pun di lokasi.
Diduga karung itu baru hari ini dibuang pelaku.
“Korbannya pakai baju bermotif warna hitam.
Sehari sebelumnya warga tak menemukan adanya mencurigakan yang belakangan ternyata isinya adalah mayat perempuan yang dibuang di saluran irigasi,” ujar Sudirman, Jumat (4/10/2019).
2. Polisi temukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban
Menurut keterangan dokter forensik Polda Sulsel, Denny Mathius, dari hasil otopsi yang dilakukan pihaknya ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Sambungnya, proses otopsi korban belum rampung karena seluruh hasilnya akan diperiksa di labortairum foresnik Polda Sulsesl di Makassar.
Tim forensik memastikan JM merupakan korban pembunuhan.
Diduga korban dihabisi pelaku di tempat lain, sebelum jenazahnya dibuang di saluran irigasi pertanian di Dusun Padang, Desa Segerang, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polman.
Saat ditemukan, jenazah korban sudah membusuk dan berulat.
“Untuk sementara di tubuh korban JM itu ditemukan sejumlah tanda-tanda atau bekas penganiayaan.
Namun hasilnya secara keseluruhan baru akan diketahui setelah melalui pemeriksaan di laboratorium forensik,” ujarnya.
3. Sering terlibat cekcok
Upo ibu JM, mengatakan, rumah tangga anaknya sarat dengan konflik dan kekerasan dalam rumah tangga.
Meski sering terlibat cekcok dengan suaminya, Upo tak menyangka anaknya harus tewas tragis.
“Saya tak pernah menyangka ada orang yang tega menghabisi anak saya dengan cara yang sangat menyayat hati, kejadiannya tragis karena ditemukan tewas di dalam karung,” katanya.
4. Dikenal anak yang ulet dan penyabar
Upo menceritakan, anaknya yang dikenal ulet dan penyabar itu masih sempat bersih-bersih rumah dan mencuci piring di rumahnya, sebelum pamit meninggalkan rumah bersama suaminya Novri, Selasa (1/10/2019) lalu.
“Dia kasihan, masih sempat mencuci piring, membersihkan rumah sebelum saya lihat terakhir kali Selasa lalu,” ujarnya sambil berusaha menyeka air matanya yang sembab, Sabtu (5/10/2019).
Di mata Upo, anaknya JM adalah perempuan ulet yang mandiri sejak kecil.
Sebelum meninggal, JM sendiri dikenal sebagai pengusaha katering online yang memiliki banyak jaringan pelanggan.
5. Berharap polisi menangkap pelaku
Upo berharap polisi bekerja profesional untuk menangkap siapa pelaku yang tega membunuh anaknya tersebut.
Diceritakan Upo, pada Selasa terakhir kali ia menyaksikan anaknya JM keluar dari rumah sambil berboncengan dengan suami korban, Novri.
Sehari kemudian, Novri sempat kembali ke rumah mertuanya mengambil semua pakaian dan harta bendanya, tanpa membawa istrinya pulang.
Sejak itu, Novri tak bisa diketahui di mana keberadaannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Lengkap Jenazah Wanita Hamil di Dalam Karung, Diduga Korban Pembunuhan hingga Ditemukan Tanda Kekerasan",
Warga Oekiu Geger, Mayat Pria ditemukan di Selokan Jalan
POS KUPANG, COM, SOE - Warga Desa Oekiu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) geger menyusul ditemukan sesosok mayat laki-laki di selokan jalan lingkar selatan, Rabu (2/10/2019). Korban teridentifikasi bernama Yorisben Sakan (35), warga Desa Oekiu.
Jasad Yorisben pertama kali ditemukan anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah. Korban dalam posisi terlentang.
Setelah melihat mayat, anak-anak langsung bergegas menginformasikan penemuan itu kepada warga lain. Dalam sekejap, warga memadati tempat kejadian perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polres TTS Iptu Jamari, SH, MH mengatakan, Tim Identifikasi Polres TTS bergegas ke TKP. Selain itu, berkoordinasi dengan pihak Puskesmas guna melakukan visum.
"Dari hasil visum luar tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Kuat dugaan korban meninggal setelah jatuh ke dalam selokan," kata Jamari saat dikonfirmasi Rabu siang.
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, lanjut Jamari, harus dilakukan outopsi. "Namun keluarga korban menolak hal tersebut. Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai ajalnya," ujar Jamari.
Menurut Jamari, penyidik juga memeriksa beberapa saksi. Keterangan yang diperoleh, pada Selasa (1/10/2019) sekitar pukul 22.00 Wita, korban bersama dengan saksi Yefta Naat, Luter Sakan, Joni Beis dan Jitro Atonis pergi kerumah duka Nikodemus Tateni untuk memberi sumbangan duka secara adat.
Selanjutnya, korban dan anggota keluarga lainnya makan bersama di rumah Jermias Atonis. Setelah makan malam, para saksi kembali ke rumah masing-masing dan meninggalkan korban sendiri di rumah Jermias Atonis. Tak lama berselang korban pamitan pulang ke rumahnya.
"Malam sebelumnya korban dan beberapa keluarganya masih sempat melayat ke rumah keluarga yang berduka. Namun sekitar Rabu sekitar pukul 05.30 Wita jenazah korban ditemukan anak yang hendak pergi ke sekolah," terang Jamari.
Jenazah Yorisben telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. (*)
* Wisatawan tewas di lokasi wisata Air Terjun Tanggedu
Seorang wisatawan domestik asal Jakarta, Priyo Budi Santoso, tewas seusai terjatuh dan tenggelam di Air Terjun Tanggedu, Desa Persiapan Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, Senin (23/9/2019), sekitar pukul 11.30 Wita.
Jenazah korban berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan dari Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu sebanyak 9 orang, Pos AL Waingapu 4 orang, BPBD Sumba Timur 5 orang, Polsek Hahar 8 orang dan masyarakat 25 orang, sekitar pukul 17.00 Wita.
Setelah ditemukan, korban langsung dibawa ke RSUD Umbu Rara Meha Waingapu untuk dimandikan. Pada Selasa (24/9/2019), jenazah korban diterbangkan ke Jakarta.
Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan Waingapu, Muslih Azhari, ketika ditemui wartawan di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, Senin (23/9/2019) malam, mengatakan, setelah mendengar informasi korban tenggelam, Tim SAR Gabungan langsung terjun ke lokasi.
Sekitar pukul 17.00 Wita korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Korban dievakuasi Tim SAR Gabungan pada koordinat 09 34'29,1" S 120 05'31,6"E.
Muslih, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Sumba Timur, Martina D Jera, mengatakan, korban ditemukan dengan kedalaman air sekitar 4-5 meter. Posisi korban saat ditemukan ada di dasar air.
Muslih menambahkan, korban ditemukan dengan jarak sekitar 25-30 meter dari lokasi awal korban jatuh. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari keluarga, korban terpeleset mengakibatkan korban jatuh ke air.
"Memang arus air di tempat korban tenggelam cukup deras. Bahkan anggota hendak melakukan evakuasi juga ekstra hati-hati. Tapi karena pengalaman, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi korban," ungkap Muslih.
Kapolsek Haharu, Iptu I Gusti Ketut Osaka, di RSUD Umbu Rara Meha, menjelaskan, sekitar pukul 10.00 Wita, rombongan Tim Gereja terdiri dari tujuh orang WNA Singapura dan delapan orang WNI asal Jakarta, termasuk korban, berwisata ke air terjun Tanggedu.
Di lokasi, korban terpisah dari rombongan menuju ke pinggir kali. Saat itulah korban diduga terpeleset lalu jatuh ke dalam air, kemudian terbawa arus dan tenggelam.
Sekitar pukul 17.00 Wita, kata Osaka, korban ditemukan meninggal dunia terjepit di celah-celah batu di dasar kali dengan kedalaman air sekitar lima meter. Jarak antara tempat terpelesetnya korban dengan tempat ditemukan mayat korban kurang lebih berjarak 20 meter.
Pantauan Pos Kupang di ruang jenazah RSUD Umbu Rara Meha tampak keluarga, puluhan anggota Tim Gabungan, sejumlah umat dari Paroki Sang Penebus Wara Waingapu dan Paroki MBSM Kambajawa. Juga Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora. (*)
Dititipkan ke Tantenya, Malah Bocah 6 Tahun Dianiaya Kekasih Lesbi hingga Tewas, Kronologi Info
Bocah enam tahun berinisial PT dititipkan oleh orang tuanya ke tantenya berinisial MS (17).
Tetapi kemudian, kekasih sesama jenis MS, SA (23) diduga menganiaya PT hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh.
Pasangan sesama jenis SA dan MS tinggal di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-sanga, Kalimantan Timur.
"MS itu tantenya korban. Tapi, ternyata pasangan dengan pelaku, ST," ungkap Kapolsek Sanga-sanga Iptu Muhammad Afnan saat dikonfirmasi, Selasa (1/10/2019).
• Remaja Putri Cantik Ini Diperkosa Ayah Tiri dan Dituduh Perempuan Pelakor
Korban sudah lima bulan dititipkan ke MS karena orangtua korban bekerja di Balikpapan.
Penganiayaan sudah dilakukan berulang -ulang. Terakhir, korban dianiaya pada Senin (30/9/2019) sekitar pukul 15.00 WITA hingga mengalami luka lebam dan membiru di sekujur tubuh. Pelaku beralasan, korban nakal.
MS sempat akan melaporkan ulah pasangan sejenisnya itu ke polisi namun diancam oleh SA.
Saat korban kritis, pasangan sesama jenis ini sempat mengantarkannya ke Puskesmas Rawat Inap di Kelurahan Bentuas Kecamatan Palaran Samarinda.
• Selangkah Lagi Gelar Juara Dunia Pembalap Repsol Honda Marc Marquez, Ini Jadwal MotoGP Thailand
• Persib Bandung Bawa 20 Pemain saat Bentrok Madura United, Ini Nama Bomber Maung Bandung
"Pasangan ini juga turut mendampingi korban saat dirujuk ke Rumah Sakit Umum A.W. Syahranie Samarinda," tutur Kapolsek.
Saat korban ditangani tim medis IGD, pelaku ketakutan dan meninggalkan MS sendirian di rumah sakit bersama korban.
"Dia (pelaku) pergi tidak bertanggung jawab hingga me-non aktifkan handphone miliknya," jelas Muhammad Afnan.
Korban akhirnya tewas
Dilansir dari Kompas.com, akhirnya PT menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (2/10/2019) pukul 16.00 WITA.
Humas Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Arysia Andhina mengatakan, korban tak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal di ruang PICU.
Korban sebelumnya dirujuk ke rumah sakit, Senin (30/9/2019).
Tim dokter menemukan ada pembekuan darah di kepala. Petugas medis sudah melakukan tindakan bedah otak (kraniotomi). Kemudian, di ruang PICU juga dilakukam pemasangan ventilator.
"Tapi Allah berkehendak lain. Usaha kita sudah maksimal," ujar Abdul saat ditemui di ruang jenazah RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
Sejak pagi, korban sudah mengalami penurunan kondisi.
Sudah empat dokter menyebut korban mengalami pembekuan darah di bagian kepala sehingga mematikan batang otak karena benturan keras benda tumpul.
"Korban cedera kepala berat. Itu yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata dia.
Akibat pendarahan, korban mengalami pembekuan darah yang membuat otak berfungsi.
Korban tak bisa divisum karena penolakan dari ibu korban.
Sebelumnya diberitakan, pelaku berinisial SA (23) diduga menganiaya korban. Peristiwa itu terjadi saat orangtua korban menitipkan anaknya ke tante korban berinisial MS (17).
MS diketahui sebagai pasangan sesama jenis SA. Keduanya tinggal di Jalan Setia Bakti RT 08 Kelurahan Pendingin Kecamatan Sanga-sanga Kalimantan Timur.
Pelaku menganiaya korban menggunakan ikat pinggang terbuat dari kulit warna cokelat, gantungan baju dari bahan plastik hingga sepatu cat warna abu-abu putih.
SA telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Sanga-sanga. Pelaku akan dijerat UU 35/ 2014 tentang Perlindungan Anak. *)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bocah 6 Tahun Dititipkan ke Tantenya, Tapi Malah Dianiaya Kekasih Lesbi Tante Sampai Tewas,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/evakuasi-mayat-wanita-dalam-karung.jpg)