Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Pamit Usai 15 Tahun Berkantor di Senayan, Sebut BJ Habibie

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Pamit Usai 15 Tahun Berkantor di Senayan, Sebut BJ Habibie

Editor: Hasyim Ashari
KOMPAS.com/DOK. Humas MPR
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Pamit Usai 15 Tahun Berkantor di Senayan, Sebut BJ Habibie 

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Pamit Usai 15 Tahun Berkantor di Senayan, Sebut BJ Habibie 

POS-KUPANG.COM - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Pamit Usai 15 Tahun Berkantor di Senayan, Sebut BJ Habibie

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pamit dari Gedung Senayan menyusul masa berakhirnya jabatan politisi PKS tersebut sebagai wakil rakyat.

Melalui akun Twitter miliknya, Fahri Hamzah mengatakan dirinya pamit undur diri sebagai anggota DPR RI.

"Ijin pamit kawan, Saya pernah demonstrasi di jalan..." tulis Fahri Hamzah di akun Twitter #ArahBaru2019 @Fahrihamzah

Selain menyatakan diri pamit sebagai anggota DPR, Fahri Hamzah juga mengungkap kalau dirinya pernah juga aktif terlibat dalam aksi demonstrasi di jalanan hingga kemudian menjadi anggota MPR.

Fahri Hamzah menyebut nama BJ Habibie.

"Lalu diminta presiden #Habibie menjadi anggota MPR terrmuda..Lalu 15 tahun menjadi anggota
@DPR_RI," tulis Fahri Hamzah.

Ia juga mengatakan dirinya dalam lima tahun terakhir dipercaya menjadi pimpinan DPR.

"dan 5 tahun terakhir menjadi pimpinan. Malam ini Sy pamit berhenti menjadi pejabat pemerintahan," tulis Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah Sahabat Fadli Zon Klaim Kinerja DPR Periode 2014-2019 Luar Biasa, Begini Sarannya ke Jokowi

Fahri Hamzah sahabat Fadli Zon klaim kinerja DPR Periode 2014-2019 luar biasa, ini sarannya ke Jokowi

DPR RI periode 2014-2019 telah menggelar sidang paripurna terakhirnya pada, Senin, (30/92019).

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan bahwa kinerja DPR periode saat ini sangat luar biasa.

Kinerja DPR hanya diwarnai sejumlah kesalahpahamam dalam penyusunan rancangan undang-undang, salah satunya RKUHP.

"Ya temen temen sekalian kalau saya boleh mengatakan alhamdulillah DPR periode 2014-2019 berakhir dengan baik," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (30/9/2019).

DPR juga menurut Fahri telah memenuhi keinginan presiden untuk menunda pengesahan sejumlah RUU yang dianggap kontroversial.

Fahri berharap DPR periode mendatang bersama pemerintah gencar mensosialisasikan RUU yang belum sempat disahkan.

"Mangkanya ini jadi tugas pemerintah dan DPR untuk mensosialisasikan menjawab sebenarnya bahwa RUU itu engga ada masalah," katanya.

Presiden menurut Fahri harus berani dan tegas mensosialisasikan RKUHP. Presiden harus menjelaskan bahwa bila ingin Indonesia tentram maka RKUHP harus disahkan.

"Saya kira ini tugas pak Jokowi ya di awal periode ya untuk mensosialisasikan bahwa kalau mau tenang dan tentram, kalau mau hukum pasti dan kalau ada keadilan, maka segeralah UU belanda (KUHP) diganti dengan UU yang kita buat sendiri (RKUHP). Saya kira kalau ada yang menentang dan masih ingin memamaki UU belanda keterlaluan, tapi okelah sudah kita tunda, tapi nanti pemerintahlah yang sosialisasikan dan ini usulan pemerintah," pungkasnya.

Debat Sengit RUU KPK, Fahri Hamzah Disemprot Presiden ITB dan Ketua BEM UGM di Mata Najwa

Perdebatan sengit  terjadi antara Fahri Hamzah  dengan Presiden ITB dan Ketua BEM UGM di Mata Najwa.

Gara-gara Fahri Hamzah ngotot RUU KPK yang sedang dibahas di DPR merupakan yang terbaik.

Royyan A Dzakiy, Presiden Kelompok Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB), menyindir Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah yang yakin bahwa revisi undang-undang (UU) Komisi Pemberantas Korupsi adalah langkah yang terbaik.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terjadi saat keduanya menjadi narasumber dalam program 'Mata Najwa', yang diunggah channel YouTube Najwa Shihab, Rabu (25/9/2019).

Mulanya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Atiatul Muqtadir mengatakan bahwa wajar jika ada kritik kepada pemerintah terkait korupsi yang tak kunjung reda.

Hal ini karena janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berjanji pada tahun 2014 untuk membersihkannya.

"Gini lho Bung, katanya presidensialisme, presiden kita sudah berjanji kok ingin memperkuat KPK, ya harusnya itu yang kita tagih, janji presiden itu 2014," ujar Fatur.

"Maka ketika ada peraturan yang melemahkan, Bung Fahri wajar dong kita tagih janjinya. Ayo dong berani perkuat KPK sesuai janjinya, begitu Bung Fahri," ujar Fatur.

Fahri Hamzah lantas memprotes jika RUU KPK dianggap sebagai upaya melemahkan KPK.

Diyakinkannya KPK akan lebih kuat karena bisa berkolaborasi dengan lembaga besar lain, termasuk Dewan Pengawas di DPR RI.

"Ini persepsi yang tidak boleh dianggap mutlak, saya menganggap revisi ini membuat KPK ini diperkuat," ungkap Fahri Hamzah.

"Kenapa? Presiden meletakkan pertanggungjawaban untuk melakukan atau untuk memilih dewan pengawas dari pada KPK, sehingga KPK itu dalam bekerja, dia berkoordinasi dengan lembaga negara yang besar."

"Sehingga orkestra pemberantasan korupsi dipimpin oleh presiden, sebab menurut saya yang punya tenaga untuk memberantas korupsi di negeri ini, adalah presiden yang dipilih dengan ongkos Rp 25 triliun," ujar Fahri Hamzah yang lantas dipotong Fatur.

"Dan kita kasih alat pemberantas yang bernama KPK," kata Fatur menyeletuk.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati lantas tak menyetujui ucapan Fahri Hamzah.

"Ada manipulasi pandangan dari Bung Fahri, memang tidak hanya cukup KPK, tapi ada DPR, pengawas pemerintahan. Ke mana saja pengawasan yang dilakukan DPR?," kritik Asfina.

"Pengawasaanya menyimpulkan, KPK harus direvisi undang-undangnya," jawab Fahri Hamzah cepat.

"Lho bukan," sanggah Asfina.

"Gimana? Anda nanya saya kemana pengawasan sekarang saya bilang pengawasan dan Anda bilang harus diubah. Terima dong," jawab Fahri Hamzah kesal.

Royyan A Dzakiy, Presiden Kelompok Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang mendengar hal itu lantas menyeletuk jika DPR telah beralih nama.

Disebutnya, DPR bukan perwakilan rakyat melainkan perwakilan Fahri Hamzah.

"Saya menyimpulkan, bahwa menurut Bang Fahri itu adalah cara terbaik memperkuat KPK, jangan-jangan DPR ini Dewan Perwakilan Fahri Hamzah, bukan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia," celetuk Royyan membuat tertawa menggema di studio Mata Najwa.

"Kalau itu bolehlah, enggak apa-apa," kata Fahri Hamzah tersenyum menunduk.

Fahri Hamzah Sebut Ada Permainan

Mulanya presenter Mata Najwa, Najwa Shihab menanyakan perihal statement yang pernah dilontarkan Fahri Hamzah.

Berkaitan dengan adanya permaianan yang bertujuan untuk melumpuhkan presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Anda sempat mengeluarkan statement, dan saya ingin membacakan statement Anda," ujar Najwa Shihab.

"'Salah satu cara menekan presiden Jokowi adalah menerbitkan Perpu, saya tahu permainan ini'."

"'Mereka akan lumpuhkan presiden sampai keluarkan Perpu dan mengesahkan kembali undang-undang yang lama'," ujar Najwa Shihab.

"Anda mengatakan ini betul ya," tanya Najwa Shihab.

Fahri Hamzah dalam menjawab pertanyaan tersebut justru mengatakan dirinya sering menulis buku dan membagikannya kepada mahasiswa.

"Jadi dalam perdebatan transisional ini, terus terang saya senang kalau diundang teman-teman."

"Makanya kalau saya nulis buku saya kirim ke kantor, atau beberapa dari aktivis yang saya suka beda pendapat. Sekadar untuk kita mulai diskusi," ujar Fahri Hamzah dipotong Najwa Shihab.

"Bang Fahri tolong dijawab, permainan apa Bang Fahri?," tanya kembali Najwa Shihab.

Kembali, Fahri Hamzah menjawab dengan membahas mengenai dialog yang pernah dilakukannya dengan Jokowi.

Ia mengaku sebagai wakil rakyat yang mendengarkan rakyat juga menyampaikan keluhannya.

"Maksudnya gini saya agak frustasi karena setiap presiden ini, presidensialisme dan presiden terpilih ini ditanya 'Bagaimana memberantas korupsi?'," jawab Fahri Hamzah.

"Kan saya mewakili rakyat, rakyat melihat ini kok korupsi enggak selesai-selesai, saya kan mendengar masyarakat."

"Tiap hari ada yang ditangkap, kok enggak selesa," kata Fahri Hamzah yang dipotong kembali oleh Najwa Shihab.

"Ini katanya mendengarkan rakyat tapi kok tidak mendengarkan mahasiswa?," tanya Najwa Shihab kembali.

"Termasuk mahasiswa," sanggah Fahri Hamzah yang membuat tawa menggema di studio Mata Najwa.

Fahri Hamzah kemudian mengklaim dirinya melakukan dialog banyak dengan mahasiswa.

"Saya berani bilang, saya adalah politisi yang paling banyak masuk kampus dan berdialog dengan mahasiswa, saya bisa klaim itu," tambahnya.

Royyan A Dzakiy, Presiden Kelompok Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang turut menjadi narasumber menyeletuk.

"Kok saya belum pernah ketemu ya Pak?," tanya Royyan sambil tertawa.

"Kalau saya juara itu," ujar Fahri Hamzah tak menyahuti ucapan Royyan.

Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar yang mendengar klaim Fahri Hamzah lantas menyinggung gerakan baru yang dibuat Fahri Hamzah.

"Karena lagi bikin organisasai baru," sindir Haris Azhar.

Mendengar hal itu, Fahri Hamzah tertawa.

"Baik, tapi kembali itu Bang Fahri, 'Ini permainan, presiden mau dilumpuhkan sampai keluar Perpu', itu siapa yang bermain?," tanya Najwa Shihab ketiga kalinya kepada Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah kembali membahas hal lain dengan mengatakan ada paradigma yang berbeda mengenai lembaga KPK.

"Ada dalam perbedaan yang paradigmatik sifatnya, sebagian menganggap bahwa KPK harus dijaga, mengangkut kesuciannya," ujar Fahri Hamzah.

"Karena itu adalah instrumen yang melawan koruptor-koruptor ini. Itu satu mahdzab," sambungnya.

"Anda tidak menjawab pertanyaan saya. Permainan siapa ini?," tanya Najwa Shihab keempat kalinya.

Fahri Hamzah lantas mengatakan seharusnya presiden yang memiliki permainan.

"Presiden yang seharusnya punya permaianan. Dialah yang harusnya menentukan dan ditagih, 'Kok korupsinya enggak selesai', dan dia harus membuat definisi," jawab Fahri Hamzah kembali dipotong Najwa Shihab.

"Dalam definisi konteks ketika Anda mengatakan ada permainan, apakah itu yang dilakukan teman-teman mahasiswa?," tanya Najwa Shihab melemparkan pertanyaan ke mahasiswa.

"Apakah ada permainan untuk melumpuhkan presiden?," ujar Najwa Shihab.

"Entar dulu, makanya saya jawab dulu dong," protes Fahri Hamzah.

"Langsung dijawab Bang Fahri, soalnya muter-muter sih, to the point dong," jawab Najwa Shihab kesal.

Penonton studio pun ramai bersorak mendengar protes Najwa Shihab.

"Gini lo, kalau kita jalan-jalan muter-muter kan lebih romantis," seloroh Fahri Hamzah.

"Jadi maksudnya gini, saya tanya presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dua kali, presiden Jokowi selalu ditanya, 'Gimana ini menyelesaikan korupsi ini?'"

"Kita perkuat KPK, Pak Jokowi pernah diwawancara panjang, 'Kita perkuat KPK'."

"Ini yang saya sebel, tapi waktu kita tanya, 'KPK independen tidak bisa kita ganggu'."

"Loh ini presidensialisme, rakyat itu nyetrum sampeyan kok, sebagai presiden kok tidak punya determinasi untuk mengatakan lima tahun saya selesaikan korupsi, dua tahun saya selesaikan."

Kalau saya jadi presiden setahun ini saya selesaikan," sambung Fahri Hamzah.

Jawaban itu kemudian membuat riuh studio Mata Najwa.

Innalillahi! Randi Mahasiswa UHO Kendari Meninggal Dunia Usai Demo Tolak UU KPK

Aksi unjuk rasa menolak sejumlah rancangan Undang-Undang di Gedung DPRD Provinsi Sultra, Kamis (26/9/2019) menelan korban.

Satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari bernama Randi (21) dinyatakan meninggal karena mengalami luka parah di dada sebelah kanannya, setelah mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Ismoyo Kendari.

Mahasiswa semester 7 itu dilarikan ke Rumah Sakit Korem pada pukul 15.30 Wita, dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.45 Wita.

Tim Medis RS Ismoyo Kendari Sersan Mayor Salam SR mengatakan, sekitar pukul 15.00 Wita lebih, Randi dibawa oleh sejumlah rekannya ke Unit Gawat Darurat RS Dokter Ismoyo dalan keadaan kritis.

Namun nahas, nyawa Randi tidak tertolong. Danrem 143 Haluoleo Kendari Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto yang berada di RS Ismoyo membenarkan jika mahasiswa itu meninggal saat aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sultra.

Namun demikian, Danrem belum dapat memastikan penyebab kematian korban apakah akibat luka tembakan atau luka benda tajam.

"Iya, memang ada luka di dadanya. Kami periksa kedalaman dua jari, tapi belum temukan benda apa di dalamnya ," kata Danrem.

Untuk memastikan penyebab kematian, korban dibawa ke RS Kendari untuk dilakukan autopsi.

Di RS Ismoyo Kendari, kakak korban saat tiba di UGD menangis histeris saat mengetahui adiknya meninggal dunia.

Bahkan, ia sempat pingsan dan tidak bisa berdiri lagi, dan beberapa orang kerabatnya menggandeng kakak dari almarhum Randi.

Selain Randi, seorang mahasiswa lain, Yusuf Kardawi (19), semester tiga dari Fakultas Teknik UHO sedang kritis dan menjalani perawatan serius di RS Bahteramas.

Demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kota Kendari di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019) berakhir ricuh.

Bentrokan bermula ketika Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, Wakil Ketua Nursalam Lada dan Herry Asiku sempat keluar dari gedung DPRD menuju ke depan pintu masuk untuk menemui massa aksi.

Namun, terjadi perbedaan pandangan dari beberapa pemimpin lapangan mahasiswa.

Tidak diketahui apa yang menjadi substansi dari perbedaan itu.

Mereka lalu berinisiatif berkumpul untuk menyatukan pendapat. Kurang lebih setengah jam berdiskusi, mereka kemudian melakukan orasi di atas mobil tronton.

Abdurrahman Saleh ikut naik ke atas mobil bersama Nursalam Lada dan beberapa anggota lain.

"Saya mau naik di situ, tapi sebelum naik saya mau dengar aspirasi kalian," ungkap Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra tersebut.

Orasi dimulai oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UHO Maco, di saat bersamaan juga mahasiswa teknik ikut berorasi sendiri mengabaikan orasi Maco.

Terjadi desakan dari beberapa organisasi kemahasiswaan untuk tidak menerima Ketua DPRD di jalan, melainkan masuk ke dalam gedung.

Desakan itu diamini semua pemimpin lapangan, mahasiswa langsung berkumpul dan mendesak masuk.

Situasi pun kurang kondusif, para anggota DPRD kemudian satu persatu masuk ke dalam kawasan kantor, diikuti pengawalan dari polisi dan Pejabat Utama (PJU) Polda Sultra.

Sekitar pukul 13.10 Wita, mahasiswa mendesak masuk ke gedung DPRD, namun polisi langsung menutup pagar, bentrokan pun pecah, pagar kawat duri yang dibentangkan polisi dipindahkan ke pinggir jalan.

Beberapa mahasiswa lalu mulai menyerang kantor DPRD dengan batu. Gemuruh suara lemparan batu diikuti dengan suara kaca yang pecah.

Polisi langsung membalas dengan semprotan water canon dari dalam gedung.

Konsentrasi massa pun terpecah, ditambah lagi dengan tembakam gas air mata membuat pendemo berlarian.

Bukannya mundur, para pengunjuk rasa semakin terpancing melontarkan batu ke arah polisi.

Bahkan, beberapa bangunan gedung DPRD dan sejumlah motor staf dewan terbakar.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved