Abrasi Pantai Pada Lembata Mengkhawatirkan, Simak Infonya
Abrasi yang menggerus garis Pantai Pada, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata semakin memprihatinkan. Banyak pohon kelapa yan
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Abrasi yang menggerus garis Pantai Pada, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata semakin memprihatinkan. Banyak pohon kelapa yang semula menghiasi pantai tersebut sudah tumbang dihantam ombak laut.
Menurut keterangan warga Desa Pada, Lukas Kabo, bibir pantai sudah terlalu jauh menjorok ke daratan sekitar 20 meter. Inilah yang membuat banyak kelapa di pesisir pantai banyak yang sudah musnah.
Lukas adalah pendatang dari Pulau Sabu dan sudah menetap di Desa Pada sejak tahun 2003. Menurut penuturannya, banyak orangtua di sana bercerita kalau laut sudah banyak menggerus daratan sejak lama. Bahkan, kata Kepala Dusun ini, saking parahnya abrasi, lahan kebun milik warga yang berada dekat pantai juga ikut terdampak abrasi.
Keprihatinan terhadap abrasi yang kian mencemaskan ini pun mendapat perhatian dari Pemerintah Desa Pada. Mereka menganggarkan secara khusus penanaman dan pemeliharaan bakau (mangrove) dari APBDes.
Maria Goreti, selaku Kepala Seksi Pelayanan Pemdes Pada yang juga membidangi pemberdayaan menerangkan biaya penanaman dan pemeliharaan bakau sebesar Rp17 juta lebih dari dana desa tahap kedua tahun 2019. Dari jumlah ini, desa akan mengadakan benih bakau senilai Rp17.325.000.
• Di Sikka Izin Usaha Manufaktur Diproses Satu Hari Selesai, Ini Penjelasannya
• Hari Kesaktian Pancasila di Manggarai Timur, Peserta Upacara Kenakan Sarung Manggarai
"Dana tahap kedua ini kita anggarkan untuk beli anakan mangrove dan drum. Anakan mangrove ada seribu anakan," ungkapnya saat ditemui di Kantor Desa Pada, Selasa (1/10/2019).
Satu anakan bakau dibeli dengan harga Rp7 ribu per koker. Anakan ini dibeli dari karang taruna sekaligus bagian pemberdayaan. Karang Taruna Desa Pada juga akan dilibatkan dalam pemeliharaan dan budidaya bakau.
Wilayah yang terdampak abrasi ini masuk dalam area Dusun 1 dan Dusun 2. Dia sendiri mengaku abrasi di desanya memang sudah sangat mengkhawatirkan karena banyak pohon di daratan juga tumbang.
• Tuan Rumah Kehilangan 7 Pemain Inti, Madura United vs Persib Bandung, Ini Kata Robert
Sebagai aksi nyata, menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pada, Karel Kopong, pada Rabu (2/10/2019) besok akan dilakukan penanaman 400 pohon bakau di Pantai Pada bersama karang taruna, aktivis lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata, TNI dan masyarakat.
"Sudah seribu lebih yang ditanam. Sudah empat baris kelapa yang tumbang. Kalau di Desa Pada saja satu kilo lebih yang terkena abrasi."
Selain karena faktor alam, lanjut Karel, ulah manusia juga jadi salah satu sebab pantai menjadi rusak.
"Orang yang datang piknik bakar ikan di bawah pohon dan kena pohon itu. Ternak sapi ikat di situ, tanaman mati karena sapi makan."
Setiap tahun selalu ada pergeseran garis pantai ke daratan. Namun diakuinya sejak tahun 2000 abrasi itu semakin parah.
"Dulu ikan banyak di pinggir sekarang sudah tidak ada lagi."
Selain bakau, mereka juga gencar menanam tanaman pandan laut, waru, ketapang dan pohon reo. Kalau sudah ditanam, demikian Karel menjelaskan, pemerintah juga akan merekrut dua orang warga atau pemuda karang taruna sebagai pengawas bakau dan tanaman lain yang sudah ditanam untuk mencegah abrasi. *)