1 Oktober, Perayaan Hari Kopi Internasional
1 Oktober diperingati sebagai Hari Kopi Internasional, diresmikan organisasi kopi internasional di Inggris
POS-KUPANG.COM - Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kopi Internasional atau World Coffee Day.
Awalnya, terdapat dua versi soal penanggalan Hari Kopi International.
Sekitar 17 negara merayakan Hari Kopi International pada 29 September seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Skotlandia, Ethiopia, Britania Raya, dan Australia.
Namun, 1 Oktober disepakati menjadi International Coffee Day atau Hari Kopi Internasional.
Hal ini disepakati berdasarkan sidang International Coffee Organization (ICO) pada Maret 2014.
Sementara itu, perayaan Hari Kopi Internasional dirayakan pertama kali pada 1 Oktober 2015.
• 10 Tahun Hari Batik Nasional, Ini Edaran Kemendikbud
ICO merupakan organisasi antarpemerintah untuk kopi untuk menyatukan ekspor dan impor menghadapi tantangan perkopian dunia melalui kerja sama internasional.
Selanjutnya, Hari Kopi Internasional diresmikan organisasi kopi Internasional di Kota London, Inggris pada 2015.
Awalnya hanya terdapat 74 negara, namun kini telah terdiri atas 77 negara dan 24 asosiasi kopi tergabung dalam ICO
Perayaan Hari Kopi Internasional di Indonesia
Pada tahun 2017, Presiden Joko Widodo turut serta merayakan Hari Kopi Internasional di Istana Bogor.
Saat perayaan berlangsung, Jokowi mengungkapkan bahwa senang melihat pertumbuhan terkait bisnis kopi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Perkembangan tersebut terjadi berkat budaya minum kopi di kalangan anak muda yang kian meningkat.
• BREAKING NEWS: Lakalantas di Hotel Sahid T-More Kupang, Agustinus Seran Tewas Terjepit di Dalam Truk
Pada tahun 2018, Hari Kopi Internasional juga diselenggarakan di Sulawesi Selatan.
Acara tersebut dirangkai dengan pameran dan kompetisi kopi.
Tak hanya itu, pada tahun 2017, di Malioboro juga memeriahkan Hari Kopi Internasional dengan menyuguhkan 10.000 cangkir kopi.
Kopi Lokal Paling Diminati
1. Kopi Arabika Gayo (4)
Kopi Arabika Gayo berasal dari Aceh.
Kopi asal Aceh memiliki tekstur encer dan tidak pekat.
Masyarakat Aceh memiliki cara penyajian tradisonal yang khas.
Penyajian Kopi Arabika Gayo yaitu dengan cara direbus dalam panci hingga mendidih.
Kemudian dituang ke dalam gelas berisi susu dan gula.
2. Kopi Arabika Kintamani
Kopi Kintamani menjadi kopi populer di beberapa negara seperti Jepang, Eropa, dan beberapa negara Arab.
Memiliki cita rasa unik karena dominasi asam citrus segar dan aroma wangi bunga dengan tingkat keasaman dan kekentalan sedang.
3. Kopi Arabika Toraja
Kopi ini tidak memberikan rasa pahit yang mengganggu jika dirasakan oleh sebagian orang.
4. Kopi Arabika Java Ijen Raung
Kopi ini memiliki ciri khas yaitu rasa sedikit pedas dengan aroma bunga hutan.
Memiliki tingkat asam yang sedang, akan tetapi cenderung ke asam Jawa dibanding citrus.
5. Kopi Liberika Rangsang Meranti
Kopi ini merupakan kopi yang populer di Malaysia dan Singapura.
6. Kopi Arabika Flores Bajawa
Kopi asal Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur ini memiliki rasa dominan cokelat dan vanili.
Kopi ini biasanya diekspor di Amerika.
7. Kopi Robusta Temanggung
Kopi Robusta Temanggung memiliki aroma yang cukup unik, yakni aroma tembakau dengan rasa pahit pekat dan mendominasi.
Sejarah Kopi di Indonesia
Peringatan Hari Kopi International bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi senusantara.
Tak hanya itu, Hari Kopi Internasional juga dirayakan untuk mempromosikan beragam jenis kopi nusantara.
Di masa awal bangsa Arab melakukan monopoli perdagangan biji kopi.
Memasuki abad ke-17 orang Eropa mulai mengembangkan perkebunan kopi.
Orang Eropa tersebut kemudian membudidayakan kopi dan kemudian tersebar di berbagai penjuru bumi.
Hasilnya, orang Eropa berhasil menggeser dominasi bangsa Arab dalam memproduksi kopi.
Sementara itu di Indonesia sejarah kopi dimulai pada tahun 1969.
Saat itu Belanda masuk dan membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa.
Orang Belanda membudidayakan tanaman kopi di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia.
Namun, budidaya kopi tersebut gagal karena gempa bumi dan banjir.
Hingga pada tahun 1907, Belanda mendatangkan spesies kopi lain yaitu Robusta.
Hingga saat ini perkebunan kopi robusta ada di dataran rendah dapat bertahan.
Kemudian, setelah kemerdekaan Indonesia, seluruh perkebunan kopi yang ada di Indonesia dinasionalisasi.
Sehingga sejak saat itu Belanda tidak menjadi pemasok kopi dunia. (tribunnews)