Workshop Pengembangan Rumput Laut, Ganef Sebut Ada Lima Klaster Rumput Laut di NTT
The Nature Conservancy (TNC), Yayasan Konservasi Alam Nusantara dengan dana dari DKP NTT dengan kontribusi dari TNC.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Workshop Pengembangan Rumput Laut, Ganef Sebut Ada Lima Klaster Rumput Laut di NTT
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT mengelompokan lima klaster pengembangan rumput laut di NTT. Lima klaster itu, yakni Klaster I Pulau Sumba, Klaster II Timor-Rote, Klaster III Sabu, Klaster IV Alor,Lembata dan Flotim, Klaster V Sikka dan Manggarai Barat.
Hal ini disampaikan Kepala DKP NTT, Ganef Wurgiyanto, A. Pi pada Workshop percepatan pengembangan Rumput Laut secara berkelanjutan.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Swiss Belinn Kristal Kota Kupang, Senin (30/9/2019).
Kegiatan ini kerjasama DKP NTT, The Nature Conservancy (TNC), Yayasan Konservasi Alam Nusantara dengan dana dari DKP NTT dengan kontribusi dari TNC.
Dalam workshop ini, dengan moderator/fasilitator, Alex Tanody.
Menurut Ganef, sektor Perikanan dan Kelautan sebagai salah satu sektor pendukung utama. Sektor ini telah tertuang dalam RPJMD 2018-2023 dan rencana strategis DKP NTT 2019-2023, melalui program peningkatan produksi, daya saing, nilai tambah kelautan dan perikanan.
Karena itu, dalam pengembangannya, ada lima klaster pengembangan, masing-masing Klaster I meliputi Pulau Sumba, Klaster II meliputi seluruh Timor dan Rote Ndao, Klaster III seluruh wilayah Sabu Raijua, Klaster IV , meliputi Alor, Lembata dan Flores Timur dan Klaster V meliputi wilayah Sikka dan Manggarai Barat.
Dalam materinya yang bertopik strategi dan implementasi percepatab pengembangan budidaya rumput laut, Ganef juga menyampaikan bahwa visi secara nasional adalah bahwa lautan adalah masa depan bangsa dan revolusi biru untuk NTT sejahtera.
Dikatakan, salah satu komoditi perikanan yang diharapkan berkontribusi besar bagi upaya peningkatan rumput laut, daya saing dan nilai tambah dalam lima tahun mendatang.
Sedangkan dalam RPJMD NTT 2028-2023 ,target produksi rumput laut dapat mencapai 2,4 juta ton pada tahun 2019.
Workshop ini bertujuan antara lain, membangun kesepahaman dan komitmen para pihak dalam mendukung kebijakan Pemprov NTT untuk meningkatkan produktivitas usaha budidaya rumput laut.
Selain itu, mendorong tersedianya perangkat regulasi yang mendukung pengembangan budidaya rumput laut secara berkelanjutan yang menjamin kontinuitas produksi, peningkatan ekonomi pembudidaya, percepatan pembangunan daerah dan pelestarian ekosistem pesisir.
Dia merincikan produksi rumput laut ditargetkan pada tahun 2019 sebanyak 2,3 juta ton, tahun 2020 sebanyak 2,6 juta ton, 2021 sebanyak 2,8 juta ton, tahun 2022 sebanyak 3,1 juta ton dan tahun 2023 menjadi 3,4 juta ton per tahun.
Menurutnya, secara potensi, air laut di NTT masih bersih dan cahaya matahari sebagai potensi, yang luar biasa.
Dikatakan ada strategi yang dilakukan sejak tahun 2018, seperti di Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua dengan memberi pendampingan.
Ganef mengatakan, NTT merupakan salah satu sentra rumput laut terpenting nasional dan juga sebagai salah satu penyumbang terbesar rumput laut Indonesia.