Talk Show Alumni STFK Ledalero, Ansy Lema Ajak Alumni Ambil Bagian Dalam Pengambilan Kebijakan

STFK Ledalero telah merayakan 50 tahun berdirinya atau pesta emas yang puncaknya pada 8 September 2019 di Maumere, NTT.

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/SERVATINUS MAMMILIANUS
Ansy Lema 

Talk Show Iluni STFK Ledaleroo, Ansy Lema Ajak Alumni Ambil Bagian Dalam Pengambilan Kebijakan

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Anggota DPR RI Terpilih 2019-2024, Yohanis Fransiskus Lema atau biasa disapa Ansy Lema, mengajak para alumni Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Flores, NTT agar mengambil bagian dalam pengambilan kebijakan dan tidak hanya berwacana di ruang publik.

"Salah satu caranya adalah dengan bertarung merebut kekuasaan. Menjadi kepala daerah, anggota legislatif atau eksekutif," kata Ansy saat menjadi pembicara dalam talk show nasional bertajuk Sumbangan Filsafat dan Teologi bagi Indonesia Unggul yang diadakan Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero (Iluni STFK).
Rilis terkait hal itu diterima POS-KUPANG.COM, Senin (23/9/2019).

Talk show tersebut diselenggarakan di aula Toko Buku Gramedia Lantai 5, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (21/9/2019).

STFK Ledalero telah merayakan 50 tahun berdirinya atau pesta emas yang puncaknya pada 8 September 2019 di Maumere, NTT.

Ansy menyampaikan bahwa kritisisme filsafat dan teologi berperan penting merebut penguasaan ruang publik Indonesia oleh pihak-pihak yang berusaha memaksakan kepentingan privatnya.

Penguasaan ruang publik oleh kepentingan privat mengakibatkan massifnya eksplorasi politik identitas, informasi tidak benar, hoax, fitnah dan rasisme yang mengancam kebhinekaan Indonesia.

“Para filsuf dan teolog harus berjuang merebut ruang publik dengan diskursus dan wacana di tengah merebaknya informasi tak benar, hoax, fitnah dan rasisme yang merusak ruang publik,” kata Ansy.

Disampaikannya, kekuasaan politik tidak bisa dihindari karena politik adalah seni mengolah kehidupan bernegara.

Dari ruang politik di senayan kata dia menentukan alokasi anggaran ke seluruh penjuru republik. Dari ruang politik di senayan juga, disusun segala regulasi berupa undang undang yang mengatur kehidupan bernegara.

Dia mengingatkan agar sedapat mungkin tidak hanya memperhatikan aspek filosofis seperti gagasan, konsep dan wacana tetapi juga harus memiliki kompetensi membuat regulasi, undang-undang dan mampu dalam aksi implementasi.

Talk show saat itu menghadirkan Sosiolog dan penulis kenamaan Dr Ignas Kleden yang juga alumnus STFK Ledalero, Direktris Pascasarjana STF Driyarkara Jakarta Dr Karlina Supelli yang juga aktivis, dosen dan Direktur Pascasarjana STF Driyarkara Jakarta, serta Ansy Lema.

Ignas Kleden saat itu menjelaskan bahwa dalam konteks Indonesia, setiap warga negara Indonesia harus menjadikan bahasa-bahasa privat-primordialnya untuk menjadi bahasa publik.

Ia harus mampu menerjemahkan bahasa privatnnya menjadi bahasa publik yang mampu diterima dan dipahami peserta ruang publik yang beragam.

“Ruang publik tidak akan tercapai kalau ada pemaksaan bahasa privat menjadi seolah-olah bahasa publik. Ini akan tercapai kekacauan Babilonik,” kata Ignas.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved