Renungan Kristen Protestan, 19 September 2019 : Menghakimi Boleh Saja Tapi Penuhi Syaratnya
Bagaimana juga di antara kita sebagai jemaat? Supaya adil di antara kita sebagai sesama presbiter? Kita-kita siapa?
Renungan Kristen Protestan, 19 September 2019 : Menghakimi Boleh Saja Tapi Penuhi Syaratnya
Matius 7:1-5
Oleh : Pdt. Jezpy Pinat
Siapa yang di rumah paling bisa melihat kekurangan seseorang?
Karunia mata paling tajam melihat dan mulut bicara kesalahan sesama? Bapak atau mama? Tempat bekerja misalkan di kantor? Di sekolah atau kampus? Kategorial kaum bapa, perempuan, pemuda atau PAR?
Bagaimana juga di antara kita sebagai jemaat? Supaya adil di antara kita sebagai sesama presbiter? Kita-kita siapa?
Ada yang mau sebut nama? Atau ada yang mau angkat tangan dan berkata: Saya orang yang paling bisa melihat dan bicara kekurangan dan kesalahan orang lain.
Ketika dia baru muncul kita langsung penuh kewaspadaan, hati deg-degan dan mulai pikir untuk tinggalkan tempat itu. Kira-kira kali ini dia mau cerita kesalahan siapa atau mau bicara kita salah apa.
Memang tidak menyenangkan kalau kenal atau dekat dengan orang yang punya karunia bisa melihat dan bicara kesalahan orang lain. Beberapa orang terkadang takut pergi ibadah di beberapa persekutuan doa.
Kenapa? Di tempat itu, beliau lihat asli-asli. Semua yang tersembunyi, ia bisa lihat.
Bagaimana perasaan kita saat bicara kesalahan atau kekurangan kita? Senang, marah atau biasa saja? Salah seorang yang saya kenal biar dia bicara kekurangan seseorang misalkan: Kenapa pakai baju tidak ada model? Make up buat muka seperti hantu!
Berhati-hatilah bila dekat dengan dia. Karunianya di situ. Coba kalau orang lain yang bicara? Mati! Di rumah sekali-kali isteri kerja dari pagi sampai malam. Baru masuk rumah bilang begini: Mama ini tidak rawat diri, masak tidak enak. Rumah tidak atur. Kira-kira kalau dia juga punya karunia yang sama menyahut bagaimana?
Pertanyaannya adalah bolehkah kita menghakimi sesama kita? Bila kita baca baik-baik dan pahami firman Tuhan hari ini, Yesus tidak melarang kita untuk menghakimi sesama. Boleh saja namun penuhi dulu syaratnya.
Memangnya apa saja syarat-syaratnya supaya kita bisa hakimi sesama?
Pertama, kalau siapa mau menghakimi sesama maka ia juga harus siap untuk dihakimi. Banyak orang di antara kita paling bisa sebut atau cerita kesalahan orang lain.