BPS NTT Diminta Tambah Labuan Bajo Sebagai Kota Indikator Pertumbuhan Ekonomi

agar BPS NTT menambah lagi satu kota di NTT sebagai kota indikator pertumbuhan ekonomi NTT.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Rektor Undana Kupang, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D 

BPS NTT Diminta Tambah Labuan Bajo Sebagai Kota Indikator Pertumbuhan Ekonomi

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta menambah Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sebagai salah satu kota indikator pertumbuhan ekonomi dan juga kota inflasi.

Permintaan ini disampaikan Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph. D saat tampil sebagai keynote speech pada acara Focus Group Discussion tentang penyusunan tabel input output Provinsi NTT Tahun 2019 di Hotel Aston, Jalan Timor Raya,Kota Kupang, Selasa (17/9/2019).

Fredrik menyarankan agar BPS NTT menambah lagi satu kota di NTT sebagai kota indikator pertumbuhan ekonomi NTT.

"Saya kira Labuan Bajo, bisa dijadikan kota indikator pertumbuhan ekonomi NTT. Saat ini baru dua kota, yakni Kota Kupang dan Kota Maumere, karena itu, bisa juga tambah Kota Labuan Bajo," kata Fredrik.

Dalam paparan materi dengan judul peran peningkatan pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat, Fredrik menjelaskan, pertumbuhan ekonomi membutuhkan investasi sumber daya manusia, modal serta litbang.

Namun, lanjutnya ada permasalahan, yakni bagaimana kapasitas sumber daya harus dialokasikan.
Fredrik mencontohkan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, pertumbuhan hotel meningkat, namun potensi pertanian dan perkebunan tidak digerakan untuk mensuplai sektor perdagangan.

Kivlan Zen Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena Mengidap Infeksi Paru-paru, Ini Kata Menhan

Dispora Kabupaten Belu Jaring Pemain U-17 Untuk Persiapan Soeratim Cup

"Banyak hasil pertanian dan perkebunan kita datangkan dari NTB, Surabaya, Makassar dan Bali. Kondisi ini menyebabkan, yang menikmati pertumbuhan ekonomk bukan warga Labuan Bajo, NTT melainkan orang luar di mana komoditi diimpor," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved