Berita Kriminal

KETERLALUAN! Kepergok Zina dengan Pacar, Siswi di Padang Dipaksa Layani Nafsu Bejat 4 Buruh

Seorang siswi di Padang dipaksa melayani nafsu bejat empat buruh karena kepergok sedang zina dengan pacarnya.

Editor: Adiana Ahmad
Tribun Pontianak
Ilustrasi Cabul Siswi SMA 

KETERLALUAN! Kepergok Zina dengan Pacar, Siswi di Padang Dipaksa Layani Nafsu Bejat 4 Buruh

POS-KUPANG.COM- Seorang siswi di Padang dipaksa melayani nafsu bejat empat buruh karena kepergok sedang zina dengan pacarnya.

Korban berinisial DP (17) untuk itu tak kuasa menolak keinginan empat buruh itu karena para buruh mengancam akan membeberkan perbuatan korban dengan sang pacar kepada publik.

DP terpaksa melayani nafsu bejat keempat buruh itu karena ketahuan mesum dengan pacarnya berinsial RZP Februari 2019 di sebuah gudang batu bata.

Tiga dari empat orang buruh itu masing-masing SH (23), NR (25), dan JT (20) berhasil ditangkap polisi pada Rabu (11/9/2019) dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Sewa Kamar Kosan Rayakan First Anniversary, Rayuan Gombal Duda Bikin Siswi SMP Mau Dicabuli? Info

"Tiga orang pelakunya ditangkap pada Rabu lalu. Setelah melalui pemeriksaan hari ini, mereka ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Padang Pariaman AKBP Rizki Nugroho yang dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2019).

Rizki mengatakan, kejadian berawal saat DP yang berpacaran dengan RZP (17) pada Februari 2019 lalu.

Saat itu, RZP membawa DP ke sebuah gudang batu bata di daerah itu.

RZP memaksa DP untuk melakukan hubungan suami istri.

Kejadian itu berulang hingga 3 kali dalam rentang waktu tiga minggu.

Ternyata kejadian itu diketahui oleh seorang buruh yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Padang Pariaman.

Kakek Amoral, Cabuli Cucu Sendiri Selama 2 Tahun, Modusnya Saat Pagi Antar ke Sekolah

"DPO itu mengancam DP akan menyebarkan kejadian antara DP dengan RZP ke warga.

Karena diancam, DP akhirnya melayani nafsu bejat DPO dengan empat orang rekannya," kata Rizki.

Akibat kejadian itu, menurut Rizki, korban menjadi trauma dan akhirnya memberanikan diri melaporkan ke polisi pada 10 September 2019 lalu.

"Setelah mendapatkan laporan itu, kami bergerak cepat dengan mengamankan pacarnya RZP dan tiga buruh lainnya," kata Rizki.

Selain menetapkan tiga buruh itu sebagai tersangka, menurut Rizki pihaknya juga menetapkan sang pacar RZP sebagai tersangka.

RZP ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan tindakan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

Bocah Korban Dugaan Pencabulan Guru Ngaji Masih Tramuma, Takut Bertemu Orang Dewasa

"Sekarang kami mengejar satu orang buruh lagi yang masuk dalam DPO," kata Rizki.

Oknum Guru Cabuli Siswi SD

Oknum guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sleman berinisial S dilaporkan ke polisi.

Ia dilaporkan oleh orangtua murid karena diduga melakukan aksi tidak terpuji yakni menyentuh bagian-bagian tubuh sejumlah muridnya yang duduk di kelas VI saat kegiatan camping atau perkemahan.

"Kejadianya pada bulan Agustus 2019 lalu," ujar YN (70) salah satu orangtua korban, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/09/2019)

Disampaikanya, awalnya ada kegiatan camping selama tiga hari di daerah Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman.

Pada malam hari, oknum guru berinisial S datang ke tenda siswi.

Oknum guru ini masuk, lalu mendekati sejumlah siswi yang sedang ada di dalam tenda.

S secara tiba-tiba melakukan tindakan tidak terpuji dengan menyentuh bagian-bagian tubuh para siswinya

Mendapat perlakukan yang tidak pantas, beberapa siswi yang menjadi korban lantas menceritakan apa yang dialami ke orangtua.

Dari cerita korban kepada orangtua, S tidak hanya melakukan tindakan tidak terpuji pada saat di kegiatan camping saja. S pernah melakukan aksinya di UKS sekolah.

"Siswa di kelas ada 12 terus dipanggil satu-satu ke UKS, ada dua siswa yang tidak dilecehkan. Alhamdulilah anak saya tidak, hanya ditanya-tanya," urainya

Para wali murid lantas mendatangi sekolah untuk melaporkan peristiwa di acara campimg kepada Kepala Sekolah. Para wali murid, juga sudah berdialog dengan kepala sekolah.

"Kita kemarin juga sudah membuat laporan ke Polres Sleman," tegasnya.

Korban trauma

Menurutnya saat ini anaknya dan korban lainya masih mengalami trauma. Para korban masih merasa takut ketika bertemu dengan oknum guru tersebut.

"Ya trauma, kalau teringat sedih," urainya Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Rudy Prabowo mengatakan telah menerima laporan dari para orang tua wali murid.

"Masih proses penyelidikan, memeriksa pelapor, korban dan para saksi. Nanti setelah saksi-saksi baru (memeriksa) terlapor," katanya. (Kompas.com/Perdana Putra)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved