Kasus Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang NTT Mulai Terungkap Polisi Temukan Bukti Siapa Pelakunya?
Kasus Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang NTT Mulai Terungkap Polisi Temukan Bukti Baru Siapa Pelakunya?
Penulis: Gecio Viana | Editor: maria anitoda
Kasus Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang NTT Mulai Terungkap Polisi Temukan Bukti Siapa Pelakunya?
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kasus Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang NTT Mulai Terungkap Polisi Temukan Bukti Siapa Pelakunya?
Maria Regina Ano (24), Ibu anak kembar yang tewas mengenaskan di mes Hotel Ima Kota Kupang akhirnya siuman, Jumat (6/9/2019).
Mes itu merupakan tempat tinggal bagi para buruh/tukang yang tengah bekerja di hotel tersebut dan terletak di RT 09 RW 03 Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
• Pagi ini, Kodi Mete dan Christan Taka Dilantik Jadi Bupati dan Wabup SBD, ASN Tak Perlu Takut Mutasi
• Ramalan Zodiak September 2019: Aries Luar Biasa, Cancer & Aquarius Banjir Rezeki, Virgo Boros
• Lomba Roket Air HUT POM-AU ke-73 Lanud El Tari, SMPN 8 Juara Target, SMPN 1 Taebenu Juara Jarak
Ibu Maria Regina Ano tersadar saat berada di ruang rawat inap bedah perempuan B, RSUD SK Lerik Kota Kupang pada pukul 07.00 Wita.
Saat siuman, Maria Regina Ano yang mengalami luka di leher dan tenggorokan langsung menangis dan menanyakan keberadaan anak kembarnya.
Demikian disampaikan mama kecil korban, Rosalina Koy (52) ditemani ipar korban, Rosalina Liunokas (24)
"Dia bangun dan langsung buka oksigen, dia cari anak kembarnya bilang Angki di mana? Tapi kami hanya lihat, tidak jawab juga," katanya saat mendampingi Maria Regina Ano.
Selanjutnya, pada sekitar pukul 14.30 Wita, Maria Regina Ano kembali menanyakan anak kembarnya.
"Dia tadi sudah bisa berdiri sendiri ke kamar mandi. Dia tanya lagi anak kembarnya di mana," katanya lagi.
Saat ditanya keadaan Maria Regina Ano, Rosalina menjelaskan korban mengalami luka pada leher tepat di bawah tenggorokan sedalam 3 cm dan luka di perut sedalam 6 cm.
"Saya tidak tahu berapa jahitan, karena tadi tidak buka untuk lihat," katanya.
Pihaknya mengaku mengetahui kejadian tersebut pada pukul 03.00 dinihari dan langsung menuju ke rumah sakit.
Dikesempatan yang sama, ipar korban, Rosalina Liunokas (24) mengaku bahwa Maria Regina Ano merupakan orang yang dikenal banyak bicara.
"Dia ini orangnya cerewet, tapi suaminya yang pendiam," katanya saat ditanya terkait sifat korban.
Selama ini, lanjut Rosalina, pihaknya tidak pernah mendengar jika Maria Regina Ano dan suaminya bertengkar atau memiliki persoalan keluarga.
Sementara itu, Kakak kandung Dewi, Jefri Imron mengatakan, dirinya pada pekan lalu sempat menghubungi suami korban, Obir Masus (32).
Jefri menyampaikan rencana pesta adat keluarga di Lelogama, Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.
Saat itu, ujar Jefri, meminta berbicara dengan Dewi, namun Obir Masus mengaku masih di tempat kerja.
Lewat sambungan telepon itu, Jefri menyampaikan juga soal biaya urusan adat di kampung.
"Ada urusan adat tanggal 22 ini. Saya sampaikan kalau kami semua wajib kumpul uang Rp 400 ribu," katanya.
Pantauan Pos-Kupang.com di rumah sakit, Maria Regina Ano dalam perawatan intensif pihak rumah sakit.
Sesekali perawat rumah datang dan mengecek keadaan korban.
Terlihat dua orang anggota kepolisian terus menjaga korban di rumah sakit dari malam hingga saat ini. (*)
Istri tukang batu dan anak kembarnya tewas di kamar (Pos kupang/gecio viana)
Fakta-Fakta Suami Temukan Istri & Dua Anak Kembar Dibacok Secara Sadis di Kamar yang Terkunci
Fakta-Fakta Suami Temukan Istri dan Dua anak kembar Dibacok Secara Sadis di Kamar yang Terkunci.
Mengerikan, Dewi Regina Ano (24) dan dua anak kembarnya, Angga Masus dan Anggi Masus ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar kos.
Suaminya, Obir Masus (31) yang bekerja sebagai tukang batu itu mengaku baru mengetahui istri dan dua anak kembarnya itu tewas, saat dia pulang kerja.
Obir Masus mengaku menemukan istrinya meregang nyawa dan anak kembarnya tewas di dalam kosan, Kamis (5/9/2019) sore.
"Saya pulang kerja sore jam 5 lewat, saya ketuk pintu tapi dia tidak dibuka, adik saya datang lagi ketuk pintu lagi, tapi dia tidak buka pintu," kata Obir saat ditemui di kosannya di Jln Timor Raya RT 9 RW 03 Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Kamis malam.
"Saya tidak masuk lagi. Saya lihat mamanya juga ada di dalam. Saya langsung lari. Saya lari ke sekuriti di depan dan kasitahu pengawas," ujar Oris dengan tatapan mata penuh kesedihan.
Diakuinya, kosan tersebut merupakan mes Hotel Ima Kupang yang disediakan pihak hotel untuk tukang yang bekerja di hotel tersebut.
"Saya kerja di sini sudah lama sebagai tukang. Ini mes Hotel Ima," paparnya.
Dikatakannya, rumah tangganya selama ini berjalan harmonis dan hampir tidak ada pertengkaran dengan sang istri.
"Sampai tadi pagi pas saya mau kerja, tidak ada apa-apa," ungkapnya.
Kasus ini sudah ditangani oleh kepolisian dari Polres Kupang Kota dan Polsek Kelapa Lima tengah melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Terlihat Kapolsek Kelapa Lima Polres Kupang Kota, AKP Didik Kurnianto, SH; Kaur Bin Orps (KBO) Satreskrim Polres Kupang Kota, Ipda I Wayan P. Sujana, SH; Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Kupang Kota, Ipda Yance Kadiaman, SH dan Kanit Buser Sat Reskrim Polres Kupang Kota, Bripka Yance Sinlaeloe dan aparat kepolisian lainnya.
Selain itu, Tim Identifikasi Polres Kupang Kota nampak melakukan olah TKP dan disaksikan puluhan warga sekitar.
Warga tampak memenuhi sekitar kosan tersebut dan menyaksikan olah TKP dari pihak kepolisian.
Sementara itu, Dewi Regina Ano (24) yang kritis dilarikan ke RSUD SK Lerik Kota Kupang untuk menjalani perawatan intensif karena mengalami luka cukup serius pada bagian leher dan perut.
Selain itu, mobil ambulans dari RSB Drs Titus Ully yang tiba pukul 19.40 Wita, telah mengevakuasi dua jenazah untuk dilakukan visum. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)
Bagaimana fakta-fakta kasus ini:
1. Dewi Regina Ano (24) memiliki dua anak kembar bernama Angga Masus dan Anggi Masus.
2. Suami korban bernama Obir Masus yang berprofesi sebagai tukang batu.
3. Kamis (5/9/2019), Obir pergi bekerja sebagai tukang batu.
4. Pulang kerja, Kamis (5/9/2019), Obir Masus mendapati pintu kamar dikunci dari dalam. Dipanggil tidak menyahut.
5. Obir Masus bersama adiknya Yoris membuka pintu secara paksa dengan mendobrak pintu.
6. Saat pintu terbuka, Obir Masus kaget melihat mendapati anak kembarnya sudah bersimbah darah di dalam kamar dan istrinya sekarat dengan luka parah.
7. Pihak kepolisian dari Polres Kupang Kota dan Polsek Kelapa Lima tengah melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
FAKTA-FAKTA DALAM OLAH TKP :
1. Dewi Regina Ano engenakan baju kaos berwarna hijau dan celana pendek berwarna kuning.
Kedua tangannya terangkat ke atas, dan wajah bagian bawahnya tertutup dengan baju kaosnya.
Baju kaos hijaunya tersibak ke atas.
2. Ada sebilah parang yang ada di dekatnya, dekat diatas legan kirinya.
3. Seorang anaknya dari anak kembar berada di samping kanan Dewi Regina Ano, dengan badan berbalik ke kanan.
Anak itu mengenakan baju berwana kuning dan celana pendek warna hitam.
Terdapat luka menganga terlihat ada di kepala bagian kirinya.
4. Anak laki dari anak kembar lainnya ada di atas kepala Dewi Regina Ano.
Anak itu mengenakan baju berwarna kuning dan celana pendek warna putih
5. Darah banyak tercecer di sekitar tubuh mereka.
6. Ketiganya terbaring di baliho yang diletakan diatas lantai. (Laporan Reporter Pos-Kupang.com, Gecio Viana)
• Lomba Roket Air HUT POM-AU ke-73 Lanud El Tari, SMPN 8 Juara Target, SMPN 1 Taebenu Juara Jarak
• Dua Politisi Demokrat Geluti Usaha Pertanian di Noelbaki, Kabupaten Kupang, Ini Jenis Usahanya
• Wakil Bupati Ende Djafar Achmad Diharapkan Tetap Lanjutkan Program MJ, Ini Harapan Masyarakat
Dewi Regina Ano Sempat Beli Permen Bersama Anak Kembar Angga Masus dan Anggi Masus
Sebelum terjadi pembunuhan anak kembar di Kupang, NTT, Dewi Regina Ano bersama anaknya Angga Masus dan Anggi Masus terlihat berbelanja di kios bibi Hamina, tak jauh dari mes Hotel Ima tempat tinggal mereka.
Dewi Regina Ano membawa kedua anak kembarnya sekitar pukul 15.30 Wita. Dua jam kemudian, Obir Masus menemukan istri dan dua anaknya bersimbah darah.
Si Angga Masus dan Anggi Masus tewas dengan luka potong di kepala. Sedangkan Dewi Regina Ano menderita luka bacok di leher dan perut. Kondisinya kritis sehingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
Penjaga kios menjelaskan, Dewi Regina Ano membawa uang Rp 3 ribu. Dia membeli penyedap masakan, permen dan satu roti.
"Dia biasanya belanja di sini," ujar penjaga kios yang enggan namanya ditulis.
Setelah belanja, Dewi Regina Ano dan anaknya kembali ke mes. Belum diketahui aktivitas lain yang dilakukan Dewi Regina Ano menjelang peristiwa pembunuhan.
Beberapa warga yang menjadi tetangga keluarga Obir Masus mengatakan, Dewi Regina Ano dikenal tertutup. Dia jarang berinteraksi dengan tetangga.
"Mereka beberapa tahun tinggal di sini. Waktu datang anak mereka masih merangkak, umur anaknya saat itu sekitar 6 atau 7 bulan," kata seorang tetangga saat ditemui Jumat (6/9/2019).
Masih menurut tetangga, Dewi Regina Ano lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam mes. Sesekali ia pergi berbelanja di kios depan rumah dan kembali ke kamarnya.
"Kalau siang, dia hanya masak di depan kamar. Kan dapur ada di depan kamar. Habis baru panggil anak-anaknya untuk masuk kamar," terangnya.
Lantaran tertutup dan jarang bergaul sehingga tetangga tidak begitu mengenal istri Obir Masus.
"Dia jarang duduk sama-sama untuk ngobrol. Kalau sempat duduk juga tidak lama dia sudah masuk ke kamar lagi," ujar sumber itu.
Sama seperti ibunya, Angga Masus dan Anggi Masus juga hanya terlihat bermain di lingkungan mes.
"Di sini, anak kecil tidak ada. Jadi, mereka bermain di sini saja. Tidak pernah bermain sampai luar pagar," sebut tetangga lainnya.
Si Obir Masus juga dikenal tetangga sebagai suami pendiam. Dia lebih fokus pada kerjanya. Obir Masus hanya pulang mes sekitar pukul 12.00 Wita untuk makan siang, setelah itu kembali bekerja hingga sore.

"Kami juga kaget ada kejadian itu. Kami tahu setelah suami kasih tahu."
Tetangga Obir Masus, Suyetno (66) yang tinggal bersebelahan kamar, memilih mengungsi ke mes lain.
"Saya takut mas, jadi tinggal di mes di bagian depan. Dari malam sampai pagi ini saya belum tidur. Tadi juga masih ada polisi yang datang," kata Suyetno yang juga rekan kerja Obir. *
Analisis Dr. Karolus Kopong Medan Pakar Hukum Pidana & Dosen Undana
Kasus pembunuhan yang terjadi di mes karyawan Hotel Ima Kupang memunculkan sejumlah tafsir tentang siapa sesungguhnya yang begitu tega menghabisi dua anak kembar Angga Masus dan Anggi Masus yang tak berdosa dan nyaris merenggut nyawa ibunya juga?
Berikut analisis Dr. Karolus Kopong Medan Pakar Hukum Pidana & Dosen Undana Kupang.
Ada yang menduga kalau tragedi berdarah itu dilakukan oleh orang lain, tapi yang sudah tidak asing lagi bagi korban.
Bahkan ada yang lebih ekstrem menduga kalau kedua bocah itu dihabisi oleh ibunya sendiri dan kemudian berusaha menghabisi nyawanya sendiri.
Apakah betul demikian adanya? Kebenaran dugaan tersebut sangat tergantung fakta yang ada di tempat kejadian dan berbagai informasi dari orang-orang di sekitar tempat kejadian.
Kebenaran tragedi berdarah ini akan gampang terungkap kalau nyawa sang ibunya tertolong. Sang ibu pasti akan mengungkapkan kebenaran peristiwa tersebut.

Lagian sejak peristiwa berdarah ini terjadi, aparat kepolisian juga tidak tinggal diam.
Saya yakin dengan cara mereka sendiri, aparat kepolisian akan mengungkapnya secara profesional.
Sekalipun dugaan yang terakhir ini juga agak jauh dari prediksi banyak orang, tetapi perspektif kriminologis menyodorkan kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Seseorang bisa saja terjebak dalam perilaku kriminal juga dipicu oleh kompleksitas persoalan dalam menghadapi hidup ini.
Dari perspektif sociological criminal maupun psicological criminal, fenomena ini bisa terungkap.
Seseorang dalam menghadapi tekanan psikologi yang luar bisa dan ditambah dengan tekanan kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan dapat saja membuat seseorang bisa kalap dan melakukan perbuatan-perbuatan yang ekstrem seperti membunuh orang atau bahkan membunuh dirinya sendiri.
Semua itu hanya dugaan semata. Kebenaran yang sesungguhnya dari peristiwa berdarah itu, kita tunggu hasil investigasi aparat kepolisian yang menggarapnya.
Atau kita tunggu saja informasi sebenarnya yang keluar dari mulut sang ibunda, adaikata nyawanya dapat tertolong.
Karolus Kopong Medan lahir di Adonara - Flores pada 22 April 1962.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai SMA diselesaikan di tempat kelahiran.
Gelar Sarjana Hukum (SH) diperoleh di Fakultas Hukum Universitas Nusa cendana Kupang tahun 1988, sedangkan gelar Magister Humaniora (M.Hum) dan Doktor dalam bidang Ilmu Hukum diperoleh di Universitas Diponegoro Semarang tahun 1997 dan 2006.
Sejak 1990 hingga saat ini menjadi dosen tetap pada almamater Fakultas Hukum Undana, dan juga menjadi dosen luar biasa di sejumlah PTS di NTT, dan Universidade Dili (Undil) di Timor Leste.
Aktif menulis di media cetak dan Jurnal Ilmiah, terlibat dalam berbagai penelitian, dan menjadi narasumber di berbagai iven.(*)