Kepala BPTP NTT Targetkan Kawitan Padi dan Jagung di NTT Sebagai Model Nasional, Simak Penjelasannya

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc, bersama jajarannya terus berinovasi dalam membantu peta

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
foto : Edi Hayong
Kepala Kepala BPTP NTT Balitbangtan Kementan, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong

POS KUPANG.COM I OELAMASI--Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc, bersama jajarannya terus berinovasi dalam membantu petani di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam hal pembudidayaan padi dan jagung.

Untuk mendekatkan pelayanan dengan petani maka BPTP NTT menghadirkan  Kawasan Inovasi Pertanian (Kawitan). Keberadaan Kawitan dimaksudkan agar tidak ada jarak antara petani dan peneliti juga penyuluh.

Dengan pola pendekatan lapangan,  diharapkan kehadiran Kawitan yang saat ini telah ada yakni  Model Kawitan Padi di Noelbaki, Kupang Tengah dan Model Kawitan Jagung di Oeteta,  Sulamu bisa dijadikan sebagai Model Diseminasi Inovasi Pertanian Nasional.

Penegasan ini disampaikan Kepala BPTP NTT Balitbangtan Kementan, Dr. Ir. Syamsuddin, M.Sc,  di Kupang, Rabu (4/9/2019).

Pemasangan Pin Emas Bagi DPRD NTT Dilakukan Secara Simbolis

Syamsuddin pada kesempatan ini membentangkan persoalan yang kerap dialami petani di NTT. DIkatakannya bahwa rendahnya adopsi Inovasi Pertanian mengakibatkan akses petani terhadap Inovasi sangat terbatas dan lambat diterima.

Masalah lain, kata Syamsuddin,   pendampingan oleh Penyuluh sangat terbatas. Bahan-bahan diseminasipun terbatas di petani. BPTP NTT sesuai fungsinya sebagai diseminator Inovasi,  perlu membuat solusi untuk upaya percepatan diseminasi ke petani.

Terhadap persoalan yang dialami kebanyakan petani di NTT itu, lanjut Syamsuddin, model Kawitan menjadi salah satu alternatif dalam upaya percepatan atau Hilirisasi Inovasi pertanian dalam Kawasan.

"Dalam Kawitan dibuat Demplot untuk arena belajar bersama Penyuluh Daerah dan BPTP serta Peneliti dan Petani Untuk peningkatan Kapasitas dan Demfarm Inovasi Pertanian dalam Skala luas sebagai upaya adopsi atau penerapan inovasi langsung oleh petani," ujar pria low profile ini.

Syamsuddin yang lebih senang turun ke desa-desa ini  menambahkan, dalam atau ditengah Kawitan dibuat Saung Inovasi. Maksudnya agar digunakan sebagai tempat pertemuan bersama antara petani, penyuluh, peneliti. Mereka bisa berdiskusi, belajar bersama serta istrahat jika rehat dari aktifitas kerja bertani.

"Di Saung Inovasi, dilengkapi Info-info Teknogi berupa Leaflet dan Foster serta Jadwal Konsultasi dan pertemuan. Saat ini telah dibuat 2 buah Model Kawitan. Model Kawitan Padi di Noelbaki dan Model Kawitan Jagung di Oeteta Sulamu," tambah pria murah senyum ini.(*)

 

 
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved