Enam Puluh Anak di Pandawai, Kabupaten Sumba Timur Menderita Stunting

hasil Riset Kesehatan Daerah yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2013 ditemukan 51,3 % anak-anak yang mengalami stunting

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/ROBERT ROPO
Bupati Gidion Mbilijora saat memberikan sambutan 

Enam Puluh Anak di Pandawai, Sumba Timur Menderita Stunting

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Sebanyak 60 orang anak di Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur menderita stunting. Keenam puluh anak penderita stunting ini ditemukan pada bulan Frebuari 2019.

Bupati Sumba Timur dalam sambutanya sebelum membuka kegiatan Pelaksanaan Kampanye Pencegahan Stunting Tingkat Kecamatan Pandawai, Selasa (3/9/2019) dalam rilis yang dikirim pihak Dinkes Sumba Timur kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (4/9/2019).

Bupati Gidion mengatakan, sesuai hasil Riset Kesehatan Daerah yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2013 ditemukan 51,3 % anak-anak yang mengalami stunting dan pada tahun 2018 menurun menjadi 39,3%.

Dan pada bulan Februari 2019 di Kabupaten Sumba Timur ditemukan 2.280 anak yang menderita Stunting, 60 diantaranya ada di Kecamatan Pandawai.

"Sangat diharapkan kedepannya angka ini harus kita turunkan bahkan stunting harus kita hilangkan dari Sumba Timur,  karena tujuan globalpun menginginkan agar pada tahun 2030 segala bentuk malnutrisi termasuk stunting ini haruslah dihilangkan,"pintah Gidion.

Gidion juga mengatakan, dengan intervensi yang belum terintegrasi dan masih didominasi oleh sektor kesehatan saja, pihaknya mampu menurunkan angka stunting sebanyak 12 % dari tahun 2013.

Apalagi, jika melakukan dengan lebih serius dan secara bersama-sama, terintegrasi melalui konvergensi kegiatan oleh semua komponen daerah ini, maka pasti akan berhasil mengurangi bahkan menghilangkan stunting di Sumba Timur.

"Kecamatan Pandawai merupakan kecamatan pertama yang menerima kegiatan Kampanye Pencegahan Stunting tingkat Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur ini. Tindakan pencegahan perlu dilakukan saat ini karena anak-anak yang sudah menderita stunting susah disembuhkan,"kata Gidion.

Menurut Bupati Gidion, Jika diberi makanan tambahan pemulihan (PMT) pun, maka anak penderita Stunting tersebut tidak akan bertambah tinggi tapi akan menjadi gemuk sehingga akan menjadi pendek gemuk, berbeda dengan yang menderita gizi buruk, yang jika diberi PMT tentu berat badannya akan segera naik sehingga status gizinya pun segera menjadi baik.

"Untuk itu yang harus kita lakukan adalah pecegahan, kita cegah agar tidak boleh lagi terlahir anak-anak yang tinggi badannya lebih rendah dan tidak sesuai dengan umurnya,"tandas Gidion.

Demi Sumba Timur yang bebas Stunting kedepannya l,  kata Gidion, maka tindakan dan upaya pencegahan ini tidak lagi hanya dikerjakan oleh Dinas Kesehatan tetapi haruslah dilakukan oleh semua pihak, mulai dari Perangkat Daerah, Kecamatan, Aparat Desa, PKK, Sekolah, Gereja, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, para kader dan kita semua.

Dengan cara konvergensi atau intervensi yang dilakukan secara bersama-sama, saling melengkapi dan dimulai dari para remaja putri, ibu hamil dan anak dibawah umur 2 tahun.

Dengan cara pemberian pelayanan tablet tambah darah, pembagian kelambu anti nyamuk, setiap ibu hamil akan dilayani dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan setiap anak umur 6 - 12 bulan di daerah lokus stunting akan dilayani Makanan Pendamping Asi (MP-ASI).

Selain itu, pelayanan pemeriksaan kesehatan terpadu dan pengukuran antropometri, Kelompok masyarakat di desa lokus stunting akan dilayani bantuan bibit kelor, benih ikan budi daya, bibit sayuran, dan bagi masyarakat yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved