Viral Kisah KKN di Desa Penari, Sebuah Desa di Bondowoso pun Jadi Sorotan, Lihat Penampakannya!
Viral Kisah KKN di Desa Penari, Sebuah Desa di Bondowoso pun Jadi Sorotan, Lihat Penampakannya!
Dalam eksperimen ini, para partisipan diminta untuk membandingkan panjang berbagai garis.
Namun, sebelum menjawab, mereka diberi tahu jawaban partisipan lain.
Mayoritas partisipan memutuskan dengan mengikuti pilihan mayoritas, apalagi bila pilihannya semakin banyak dan mereka semakin bingung.
Namun, tidak dengan orang-orang yang ber-IQ lebih tinggi. Mereka lebih yakin dengan jawaban mereka sendiri dan tidak mudah dipengaruhi oleh jawaban orang lain.

Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa hasil temuan mereka bukan ingin mengatakan bahwa mengikuti mayoritas, atau dalam kasus ini ikut-ikutan membaca KKN di Desa Penari karena sedang tren, adalah hal yang buruk.
Malah, menurut pemimpin studi Michael Muthukrishna yang mendapat gelar PhD dari departemen psikologi UBC dan kini mengajar di London School of Economics, konformitas atau mengikuti mayoritas bisa jadi hal baik.
"Manusia itu konformis dan itu adalah sesuatu yang baik untuk evolusi kultural. Dengan menjadi seorang konformis, kita meniru hal-hal yang populer di dunia dan hal-hal itu biasanya baik dan berguna," ujarnya.
Sebagai contoh, mayoritas orang tidak benar-benar mengerti bagaimana kuman bisa menyebabkan penyakit, tetapi mereka tetap cuci tangan setelah buang air karena itu baik untuk kesehatan. Muthukrishna mengatakan, seluruh dunia kita terdiri dari hal-hal yang kita lakukan karena baik untuk kita, tetapi kita tidak tahu alasannya.
"Kita tidak perlu tahu alasannya, kita hanya perlu tahu bahwa orang lain juga melakukannya," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Mencari Jejak Desa Penari
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com) (Kompas.Id)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Analisa Lokasi Cerita 'KKN di Desa Penari' Mengarah ke Sebuah Desa di Bondowoso, Ini Penampakannya