20 Tahun Lepas dari Indonesia, Awal Mula Penyerbuan Indonesia ke Timor Leste dalam Operasi Seroja

20 Tahun Lepas dari Indonesia, Awal Mula Penyerbuan Indonesia ke Timor Leste dalam Operasi Seroja

Editor: Alfred Dama
Tribunnews
20 Tahun Lepas dari Indonesia, Awal Mula Penyerbuan Indonesia ke Timor Leste dalam Operasi Seroja 

20 Tahun Lepas dari Indonesia, Ini Awal Mula Penyerbuan Indonesia ke Timor Leste dalam Operasi Seroja 

POS KUPANG.COM -- Sudah 20 tahun Timor Timur yang kini bernama Republic Democratic Timor Leste ( RDTL ) lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) setelah melaksanakan referendum 30 Agustus 1999 dan   pada awal September 2019, Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan mengumumkan hasil jejak pendapat yang hasilnya adalah memilih berpisah. 

Masuknya Indonesia ke Timor Leste yang kemudian menjadikan bagian timur Pulau Timor tersebut diawali dengan Operasi Seroja yang menjadi satu diantara operasi militer terbesar Indonesia.

Operari militer Seroja ini dilaksanakan pada 7 Desember 1975 menargetkan wilayah Timor Timur  dan melibatkan berbagai pasukan termasuk Kopassus yang melegenda.

Tanggal tersebut bakal selalu dikenang oleh Angkatan Bersenjata Indonesia sebagai hari di mana tentara Republik ini melaksanakan operasi militer besar-besaran.

Pada dini hari tanggal 7 Desember 1975, pasukan Lintas Udara Kostrad dan Kopassandha mengeruduk Dili dari langit, menandakan invasi dimulai.

Dalam operasi Seroja berbagai taktik militer dipraktekan oleh ABRI, baik operasi Clandestine, Lintas Udara (Linud) dan pendaratan Amphibi oleh Korps Marinir.

20 Tahun Referendum, Pemerintah Australia Ingin Timor Leste Tetap Jadi Bagian NKRI, Benarkah?

Ari Wibowo Sindir Anies Baswedan, Minta Jokowi Bawa Gubernur DKI Kalau Ibu Kota Pindah ke Kalimantan

Fakta-fakta Kersuhan Papua, Polisi Ungkap Keterlibatan Pihak Asing hingga Pendemo Merasa Ditipu

PETAKA, Pasangan Kekasih Model Berhubungan Intim Direkam, Video Mesum Tersebar, Pria Lapor Polisi

Inilah Profil 13 Kardinal yang Diumumkan Paus Fransiskus , Salah Satunya Kardinal di Indonesia

Paus Fransiskus Angkat Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Jadi Kardinal untuk Indonesia

Organisasi dan milisi yang mempertahankan Timtim kala itu, Fretilin/Falintil tak kaget dengan serbuan dari ABRI ini.

Mereka berusaha melawan dan menimbulkan jatuhnya korban tak sedikit dari ABRI.

Namun Fretilin kewalahn juga, mereka terpaksa mundur ke hutan karena kemampuan tempur para personil ABRI memang jauh diatas mereka.

Beranjak ke Desember 1978, Panglima TNI M Jusuf memerintahkan untuk menangkap presiden Fretilin Nicolao Lobato.

"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja seperti dikutip dari : Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit.

Pasukan Linud Indonesia terekam kamera saat melakukan serbuan ke Dili. (AMRT/CDPM/FMS)

ABRI kemudian membentuk pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.

Yon Parikesit berisikan prajurit dari kesatuan elit macam Kopassandha (Kopassus), Marinir serta Kopasgat (Paskhas).

Konsep perburuan Yon Parikesit menggunakan taktik Mobile Udara (Mobud) dimana pasukan akan diterjunkan menggunakan helikopter melalui tali (fast ropping) di titik pendaratan.

Operasi segera dimulai, debut pertempuran Yon Parikesit terjadi di wilayah Laklobar dan Soibada.

Di sana tim berhadapan dengan pasukan pengawal Lobato.

Seakan tak cukup mengerahkan Yon Parikesit, ABRI mengirim pula pasukan elit Nanggala-28 pimpinan Kapten Prabowo Subianto, Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.

30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah jika anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah Selatan.

Hal ini dinilai janggal karena Fretilin amat jarang mengerahkan pasukan besar yang bergerak bersama-sama, dugaan kuat pasti Lobato ada ditengah-tengah mereka.

Laporan ini lantas diteruskan kepada Kolonel Sahala Radjagukguk yang berada di lapangan untuk memperketat pengepungan kepada pasukan Lobato.

Kapten Prabowo juga diberi tugas mengkoordinasikan pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada.

Nanggala-28 kemudian meluncur ke lokasi pengepungan, tanpa basa-basi lagi langsung menarik pelatuk senapan menyiram Lobato dan pasukannya.

Adu pelor silih berganti antar kedua belah pihak, sengit, semerbak bau mesiu dimana-mana.

Sejumlah pengawal Lobato tewas, namun presiden Fretilin itu tak mau menyerah.

Ia mencoba melarikan diri bersama sisa pengawalnnya.

Namun nahas pelariannya disekat oleh Yon 744 Somodok pada 31 Desember 1978.

Pertempuran jarak dekat terjadi antara Yon 744 Somodok dan pasukan Lobato.

Seperti dikutip dari Kiki Syahnakri : Timor Timur The Untold Story, pelarian Lobato berakhir setelah ia ditembak oleh Sertu Jacobus Maradebo, seorang prajurit ABRI asli Timor Timur tepat di dadanya.

Usai dipastikan tewas, Panglima TNI M Jusuf melapor ke Presiden Soeharto jika pentolan utama Nicolao Lobato berhasil dieliminasi.

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Artikel ini diolah dan telah tayang di serambinews.com dengan judul Pertempuran Sengit Operasi Seroja di Timor Timur, Menyusun Taktik Memburu Presiden Fretilin, https://aceh.tribunnews.com/2019/08/31/pertempuran-sengit-operasi-seroja-di-timor-timur-menyusun-taktik-memburu-presiden-fretilin?page=all.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved