Meski Diancam, Menlu Iran Tolak Tawaran Bertemu dengan Trump
Meski diancam, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif tolak tawaran bertemu Donald Trump
Meski diancam, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif tolak tawaran bertemu Donald Trump
POS-KUPANG.COM | TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengungkapkan dia menolak tawaran bertemu Presiden Donald Trump meski diancam bakal dijatuhi sanksi.
Zarif menjawab pertanyaan awak media terkait laporan pada pekan lalu yang menyebutkan adanya surat diserahkan kepada Zarif atas izin sang presiden sendiri.
• TID Cluster 1 dan Dinas PMD TTU Gelar Bursa Inovasi Desa, Ini Tujuannya
"Saya diberi tahu di New York saya bakal dijatuhi sanksi dua pekan ke depan kecuali saya menerima tawarannya, yang sayangnya saya tolak," kata Zarif dikutip AFP Senin (5/8/2019).
Majalah The New Yorker melaporkan pada Jumat pekan lalu (2/8/2019) bahwa Senator Rand Paul bertemu menlu 59 tahun itu di New York pada 15 Juli yang lalu.
Saat itu, Paul disebut membawa surat di mana Trump sendiri yang memberikan izin untuk diserahkan kepada Zarif berisi penawaran untuk bertemu langsung.
• 5 Orang Ditangkap Polisi karena Edarkan Gula Rafinasi dan Palsukan Gula Kristal Putih
Adapun Washington menjatuhkan sanksi kepada Zarif pada Rabu (31/7/2019) dengan menyasar segala aset yang dia punya di AS, dan membatasi geraknya sebagai diplomat.
Sanksi yang diberikan kepada Zarif sama yang dijatuhkan Gedung Putih kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam serangkaian kebijakan untuk menekan mereka.
Zarif lebih lanjut meyanggah "klaim" AS yang dianggapnya tidak jujur ketika Gedung Putih menyatakan mereka ingin terlibat dalam dialog dengan Teheran.
"Mereka sendiri yang keluar dari perjanjian nuklir, mereka yang menjatuhkan sanksi, dan menghukum otoritas tertinggi Iran. Apa yang hendak mereka diskusikan?" sindirnya.
Dia menegaskan yang sebenarnya hendak dilakukan AS adalah menanamkan kehendak mereka di Teheran, dan mengatakan mereka tidak akan bernegosiasi jika AS masih memaksakan "teror ekonomi".
Meski begitu dia tidak menampik jika suatu saat terjadi perundingan antara AS dan Iran. Dalam pandangannya, usaha negosiasi tidak akan berakhir.
"Negosiasi akan dan selalu ada dalam agenda saya. Bahkan ketika berada dalam kondisi perang pun, negosiasi tentu sangat diperlukan," papar Zarif.
Dia tidak yakin AS bakal perang dengan Iran. Kecuali Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton berkata lain.
"Saya yakin Tuan Trump tidak ingin berperang dengan kami. Namun baik Tuan Bolton dan Tuan Netanyahu memilih jalan itu. Mereka siap berperang sampai tentara AS terakhir," cetusnya. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menlu Iran Tolak Tawaran Bertemu dengan Trump Meski Diancam",