Berita Kesehatan

Setiap Menit Ada Dua Anak Meninggal Karena Pneumonia, Jaga Kesehatan!

Pernakah Anda mendengar istilah paru-paru basah? Apa itu penyakit paru-paru basah?

ilustrasi/pos-kupang.com
Paru-paru basah 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Pernakah  Anda mendengar istilah paru-paru basah? Apa itu penyakit paru-paru basah? Orang awam menyebut gejala batuk sampai sesak napas sebagai penyakit paru-paru basah, namun dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut Pneumonia atau radang paru akut.

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.

Insidens pneumonia pada anak di negara berkembang 10 hingga 20 kasus per 100 anak/tahun. Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta kematian pertahun pada anak balita di negara berkembang.

Nikita Mirzani Pamer Tato Humming Bird di Bawah Dada, Mantan Istri Dipo Latief Ungkap Artinya

Apa itu pneumonia?
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial. Berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain virus, jamur dan bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab tersering pneumonia bakterial pada semua kelompok umur. Anak kurang dari 5 tahun lebih sering ditemukan virus sebagai penyebabnya.

Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus penyebab tersering pada anak kurang dari 3 tahun. Sedangkan Mycoplasma pneumoniae & Chlamydia pneumonia biasanya merupakan penyebab tersering pada anak lebih dari 10 tahun.

Beberapa faktor meningkatkan faktor resiko kejadian dan derajat pneumonia, antara lain kelainan anatomis bawaan, defisit imunologi, polusi, gastroesophageal reflux (GER), aspirasi, gizi buruk, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan air susu ibu (ASI), imunisasi tidak lengkap, adanya saudara serumah yang menderita batuk serta kamar tidur yang terlalu padat penghuninya.

Paru-paru adalah organ yang bertugas untuk mengolah udara yang masuk, memisahkan oksigen dengan karbon dioksida. Perlu diketahui bahwa pada paru-paru yang sehat, oksigen yang masuk melalui saluran pernapasan akan masuk ke dalam darah melalui alveoli, yaitu rongga berbentuk cekung yang dikelilingi oleh banyak kapiler kecil.

Alveoli fungsinya sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Alveoli kemudian menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh bronkiolus dan mengalirkannya ke dalam darah.
Setelah itu karbon dioksida yang merupakan produk limbah dari sel-sel tubuh mengalir dari darah ke alveoli untuk dihembuskan keluar. Pertukaran gas ini terjadi melalui dinding alveoli dan kapiler yang sangat tipis. Ketika terjadi infeksi pneumonia atau istilah yang dikenal orang awam sebagai penyakit paru-paru basah, maka paru tidak dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa. Adanya lendir yang menghalangi alveoli sehingga oksigen pun sulit masuk secara penuh ke dalam paru-paru.

Dunia Gempar! Telur Dinosaurus Berusia 66 Tahun Ditemukan oleh Bocah Berusia 10 Tahun

Gejala yang timbul
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit paru-paru basah atau pneumonia pada anak dapat cukup beragam. Tergantung pada kondisi dan kekebalan tubuh setiap anak.

Beberapa gejala berikut umum terjadi ketika anak terserang penyakit pneumonia atau penyakit paru-paru basah yang disebabkan oleh bakteri. Batuk yang awalnya kering kemudian menjadi produktif dengan dahak berwarna hijau (purulen) dan kadang bercampur dengan darah, disertai sesak napas.

Anak juga mengalami demam yang cukup tinggi, tampak lemah serta mengalami penurunan nafsu makan minum. Umumnya masyarakat menganggap sebagai batuk biasa. Sukar bagi ibu untuk mengetahui anaknya menderita penyakit paru-paru basah atau pneumonia, kecuali kondisinya telah parah yaitu ditunjukkan dengan sesak napas berat yang disertai tanda-tanda distres pernapasan seperti napasnya yang cepat (takipnea), dadanya sampai cekung tertarik ke dalam (retraksi dinding dada), bahkan terjadinya sianosis yaitu kondisi warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput mukosa karena kekurangan oksigen dalam darah.

Harus diingat bahwa perjalanan penyakit dari batuk menjadi pneumonia berlangsung cepat sehingga seringkali tidak tertolong.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan peningkatan frekuensi napas dan adanya tanda retraksi dinding dada yaitu dada sampai cekung tertarik ke dalam untuk mengklasifikasikan pneumonia di negara berkembang.

Pneumonia diklasifikasikan oleh WHO sebagai berikut, pada bayi kurang dari 2 bulan apabila terdapat napas cepat atau adanya tanda retraksi dinding dada merupakan pneumonia berat. Bila bayi tidak mau menetek atau minum, kejang, lemah (letargis), demam, serta pernapasan yang tidak teratur (ireguler) maka termasuk pneumonia sangat berat.

Sedangkan pada anak berumur 2 bulan hingga usia 5 tahun, dikatakan pneumonia ringan bila hanya pernapasan yang cepat. Pada pneumonia berat terdapat tanda retraksi dinding dada, sedangkan pneumonia sangat berat, anak tidak dapat makan atau minum, kejang, lemah (letargis), serta malnutrisi.

Seorang Pekerja Migran Asal Karimun Tewas di Malaysia, Diduga Dibunuh Teman Pria

Kapan anak perlu dibawa ke dokter? Apakah anak perlu dirawat inap?
Ada kriteria dimana anak harus dirawat inap yaitu bila ada peningkatan frekuensi napas untuk bayi lebih dari 60 kali per menit, sedangkan pada anak frekuensi napas lebih dari 50 kali per menit.

Apabila ada tanda distres pernapasan, sianosis, retraksi dinding dada dan anak tampak lemah tidak mau makan atau minum maka segera bawa anak Anda ke dokter atau ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan awal serta dilakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik pemeriksaan laboratorium maupun radiologi.

Tatalaksana umum pada anak yang tampak sesak akan diberikan terapi oksigen, anak yang tampak lemas dan tidak mau makan maupun minum akan diberikan cairan intravena dengan dipasang infus.

Ahok BTP Nikahi Puput Nastiti Devi, Begini Nasib Staf Ahok Ima Mahdiah Sekarang

Pada penyakit pneumonia biasanya anak terdapat demam, maka dapat diberikan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh anak. Batuk yang disertai lendir dan sulit dikeluarkan, maka anak akan dilakukan nebulisasi dan dilakukan observasi ketat serta dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen.

Untuk hasil pemeriksaan penunjang, bila hasil darah lengkap ditemukan adanya infeksi bakteri, maka akan diberikan antibiotik yang sesuai oleh dokter. Lalu kapan anak dibolehkan untuk pulang?

Apabila gejala dan tanda pneumonia menghilang, tidak ada lagi sesak napas, tidak ada peningkatan frekuensi napas maupun tanda retraksi dinding dada, anak sudah dapat makan dan minum serta asupan per oral adekuat. Untuk antibiotik dapat diteruskan dirumah, keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi serta rencana kontrol, maka anak dibolehkan untuk rawat jalan. Demikian artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan khususnya mengenai penyakit pneumonia serta penanganan awal. (*)

( Oleh dr. Albert Kurniawan, Dokter PTT dan magang di Bagian Anak RSUD SK LERIK Kota Kupang).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved