The First Pacific Exposition & Tourism Forum Dubes Tantowi Yahya Rangkul 20 Negara

Dikemas dalam sebuah agenda The First Pacific Exposition,Indonesia semakin akrab diterima dalam sebuah komunitas negara negara kawasan Pasifik.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/HASYM ASHARI
Dubes Tantowi Yahya 

Ke-20 negara itu adalah Australia, Cook Island, Federated States of Micronesia, Fiji, French Polynesia, Indonesia, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, New Zealand, Niue, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Solomon Islands, Timor Leste, Tuvalu, Vanuatu, New Caledonia.
Dua menteri RI juga hadir, yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Event dengan tema “Towards One Pacific Destination” ini langsung dibuka di Convention Center, Auckland, 11 July 2019.

Diawali dengan Tifa Dance, oleh 6 anak-anak Indonesia di panggung, yang menggambarkan kebersamaan, kekompakan, mempersatukan perbedaan. Audience sangat terkesan dengan penampilan tifa yang berasal dari Papua, salah satu dari suku Melanesia yanag ada di Indonesia.

Dubes Tantowi dalam sambutannya menjelaskan bahwa Indonesia adalah bagian dari Pacifik. Posisi Indonesia secara geografis menghadap ke laut Pacific. Ada 5 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia yang menghadap ke pasifik, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Timor Barat atau NTT.

“Silakan di ruangan ini yang berasal dari daerah tersebut berdiri, silakan lihat, kulit dan wajah mereka seperti kita, Melanesia dan Polinesia,” ujar Tantowi Yahya, yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Indonesia itu negara yang besar, ratusan suku, bahasa, adat tradisi dan kepercayaan. Di bagian barat, Tantowi mencontohkan dirinya, wajahnya seperti keturunan China. Ada juga Arab dan Eropa. “Sedang di Bagian Timur, Melanesia dan Polinesia,” ungkap Tantowi Yahya inisiator forum ini.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah New Zealand dan Australia yang mensupport kegiatan ini. Juga atas kehadiran perwakilan dari semua negara Pacific yang antusias datang ke Auckland untuk mengikuti events ini.

Karena itu, sebagai kawasan dengan lokasi geografik yang sama, tradisi dan budaya yang sama, akan sangat bagus berkolaborasi. Salah satu pintu yang paling manarik dalam kolaborasi itu adalah sektor pariwisata. Karena ke depan pariwisata menjadi penghasil devisa yang besar dan sustainable.

“Karena itu saya mengajak Pak Menpar Arief Yahya di forum Pacific Exposition ini untuk creating Pacific Momentum,” ungkap mantan presenter TV, penyanyi country, dan pembaca acara kuis yang ngetop di tanah air itu. Sebagai seorang diplomat, Tantowi Yahya sukses membuat bangsa bangsa Pacific itu semakin paham tentang Indonesia.

Dia juga sukses mengajak negara-negara pacific dalam sebuah isu yang sangat seksi, yakni pariwisata. Karena semua negara memang sedang memiliki planning yang sama, menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi andalan negaranya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menjadi bintang di acara itu menyambut gembira pertemuan negara-negara Pasifik yang diinisiasi KBRI Wellington ini. Semangat negara-negara Pacific itu juga diapresiasi, untuk membangun kolaborasi di sektor pariwisata.

“Semoga di akhir acara ini, kita dapat memberikan kontribusi positif untuk kerjasama timbal balik antara Negara-negara Pasifik, sejalan dengan moto Towards One Pacific Destination, Menuju Satu Tujuan Pasifik ini,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya langsung mencontohkan kawasan ASEAN yang dulunya memiliki forum ministrial meeting, untuk pariwisata. Setiap tahun bertemu dan melakukan improvement, sehingga membuat ATF, ASEAN Tourism Forum, dan dalam tiga tahun terakhir menelorkan kesepakatan ASEAN Single Destination.

Ini merespons kawasan lain di dunia, yang bersatu, berkolaborasi, membuat paket wisata untuk beberapa destinasi di beberapa negara. Misalnya, Uni Eropa dengan single Visa. Amerika Latin, Tiongkok sendiri Hongkong, Shenzhen, Macao, kawasan Skandinavia dengan Finland, Sweden, Iceland, dan lainnya.

“Maka ASEAN juga melakukannya, dan sukses, mengembangkan paket produk destinasi bersama, promosi bersama, baik B to B, maupun G to G, antarnegara Asia Tenggara, termasuk sampai membangun SDM standar ASEAN,” ungkap Arief Yahya.

Melalui Rencana Strategis Pariwisata ASEAN untuk 2016-2025, ASEAN ingin membangun tujuan wisata berkualitas yang menawarkan pengalaman ASEAN yang unik, beragam, dan berkomitmen untuk pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, inklusif dan seimbang, untuk berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat ASEAN.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved