Bupati TTU Tanam 4.000 Pohon Pinang

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt mengaku dirinya telah menanam sebanyak 4.000 pohon pinang yang tersebar dilima kebun miliknya sendiri

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Adiana Ahmad
POS KUPANG/THOMAS MBENU NULANGI
Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes 

Bupati TTU Tanam 4.000 Pohon Pinang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU- Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt mengaku dirinya telah menanam sebanyak 4.000 pohon pinang yang tersebar dilima kebun miliknya sendiri.

Empat kebun pinang itu tersebar di dua lokasi yakni di daerah Nuamuti tiga kebun, dan di dalam Kota Kefamenanu ada dua kebun.

Bupati TTU dua periode itu mengaku bahkan di sekitar rumah pribadinya, dirinya juga menanam pohon pinang. Pohon pinang itu ditanamnya di sekitar pekarangan rumahnya. Ada sekitar tujuh pohon pinang yang ditanam disekitar lokasi.

"Saya sudah tanam sekitar 4.000 pohon. Contoh dirumah sekitar ada tujuh pohon yang saya tanam dan saat ini sudah berbuah. Di tempat yang kering tapi bisa berbuah," kata Raymundus kepada Pos Kupang usai melepas kontingan PSKN di Halaman Kantor Bupati TTU, Rabu (3/7/2019).

Manggarai Barat Belum Programkan Pengembangan Pinang

Raymundus mengatakan, apa yang dilakukannya itu harusnya dapat dijadikan contoh bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sisa pekerangan rumah sehingga untuk keperluan dikonsumsi sendiri tidak perlu harus mengeluarkan biaya.

"Jadi harus memanfaatkan sisa pembangunan kamar mandi bisa ditanam pohon pinang, sehingga untuk konsumsi sendiri tidak dibeli lagi," ungkapnya.

Raymundus mengakui bahwa, pinang yang dikonsumsi oleh masyarakat di Kabupaten TTU diekspor dari luar daerah yakni dari Sumatra dan Surabaya. Oleh karena itu, dirinya meminta supaya dinas perkebunan untuk dapat melihat hal ini sebagai potensi pasar pinang.

Tahun 2018 Lalu, Bupati TTU Bagi Gratis 50.000 Anakan Pinang kepada Masyarakat

"Makanya saya minta supaya dinas perkebunan dalam pengadaan mesti melihat kebutuhan pinang. Karena pinang tidak lepas dari adat dan budaya sehingga kebutuhan akan pinang tinggi. Kalau sudah ada pengadaan anakan maka kita tidak perlu keluar lagi uang untuk membeli pinang," ujarnya.

Lebih juah Raymundus meminta kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memulai menanam sendiri pohon pinang sehingga nanti tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pinang.

"Kita harus memulai dari diri kita sendiri. Jangan kita mendatangkan pinang dari luar terus. Kita punya lahan yang luas, hanya persoalan kita mau tekun atau tidak," pungkasnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved