Renungan Harian
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 24 Juni 2019, "Doa Bukan Sebuah Pertunjukan"
Renungan Harian Kristen Protestan Senin 24 Juni 2019, "Doa Bukan Sebuah Pertunjukan"
Karena itu menurut Yesus jika seseorang mau berdoa hendaknya ia masuk ke kamar, bahkan mengunci pintu rumahnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa doa itu sesuatu yang bersifat khusus dan pribadi dan bukan untuk pamer.
Yesus meminta setiap orang percaya mengutamakan inti doa yaitu berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan dan bukan untuk sebuah pertunjukan.
Kalau begitu mari kita nilai doa-doa kita. Apakah ketika kita berdoa, kita sedang sungguh-sungguh ataukah untuk memperlihatkan kepada orang lain tentang kesalehan kita dan kita lalu mengabaikan tujuan doa yang sebenarnya?
Banyak orang seringkali suka "berdoa" di Facebook.
Hal ini tidak salah, karena orang bebas berekspresikan diri. Pertanyaannya: apakah rumah kita telah menjadi tempat doa ataukah kita lebih asyik berdoa di facebook tapi tidak pernah berdoa bersama keluarga.
Jadi maraknya doa-doa yang disampaikan melalui Medsos adalah sah-sah saja.
Apalagi masing-masing orang tentu akan memberikan alasannya yang sangat masuk akal, tetapi pertanyaannya apakah tujuan doa kita yang sebenarnya?
Apalagi jika doa itu sudah semacam sindiran, ancaman bahkan kutukan kepada pihak lain.
Menurut Yesus juga doa hendaktidak bertele-tele. Mungkin ada yang berpikir bahwa semakin banyak kata- kata dan panjang duradinya maka semakin berkuasa suatu doa.
Pengabulan doa tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata atau lamanya waktu berdoa, melainkan pada kebaikan Allah sebagai Bapa (ayat 8).
Yang penting bukanlah formulasi dan redaksi, melainkan relasi. Yang menentukan bukanlah apa dan bagaimana kita mempraktekkan doa, melainkan pada siapa Allah bagi kita.
Pendeknya, doa tidak bersifat mekanis maupun otomatis seperti sebuah mesin berkat. Ada relasi dengan Allah di sana.
Untuk memperjelas poin di atas, Tuhan Yesus lalu mengajarkan sebuah doa yang dikenal dengan nama Doa Bapa Kami (ayat 9-13).
Melalui sebutan “Bapa kami yang ada di surga” Yesus mau mengatakan bahwa meskipun ada begitu banyak perbedaan di antara orang-orang percaya, tetapi kita punya satu bapa. Karena itu kita menyebutnya bapa kami.