Breaking News

Djami Rebo Minta Lulusan ATK Pertanggungjawabkan Ilmunya di Tengah Masyarakat

Direktur ATK Piter Djami Rebo Minta Lulusan ATK Pertanggungjawabkan Ilmunya di Tengah masyarakat

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Direktur Akademi Teknik Kupang ( ATK), Ir. Piter Djami Rebo, M.Si saat memindahkan tali toga wisudawan, Sabtu (15/6/2019) 

Direktur ATK Piter Djami Rebo Minta Lulusan ATK Pertanggungjawabkan Ilmunya di Tengah masyarakat

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Direktur Akademi Teknik Kupang ( ATK), Ir. Piter Djami Rebo, M.Si berpesan kepada wisudawan ATK agar selalu ingat bahwa predikat ahli madya itu harus dipertanggungjawabkan di tengah masyarakat.

"Kalian punya tanggung jawab yang lebih berat dan banyak. Kalian akan temui berbagai realitas yang berbeda dengan di lingkungan kampus," katanya saat memberi sambutan pada acara Wisuda ke-36 dan Dies Natalis ke-47 ATK di Restoran Oriental, Jalan Timor Raya, Kota Kupang, Sabtu (15/6/2019).

BREAKING NEWS: Heboh, Satu Keluarga di TTU Keracunan Seusai Makan Sayur Kecubung

Menurut Djami Rebo, seorang ahli madya harus punya sikap terbuka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat dan harus mampu mengkolaborasikan berbagai bidang iptek.

Direktur Akademi Teknik Kupang ( ATK), Ir. Piter Djami Rebo, M.Si saat memberi sambutan, Sabtu (15/6/2019)
Direktur Akademi Teknik Kupang ( ATK), Ir. Piter Djami Rebo, M.Si saat memberi sambutan, Sabtu (15/6/2019) (ISTIMEWA)

"Dunia kerja saat ini telah berada pada era industri 4.0. Yang menang akan terus berjalan terus. Kalah akan tertindas," katanya.

Ia bertekad untuk terus menerus memberi kontribusi bagi perkembangan pembangunan di NTT.

Dikatakannya, masyarakat masih membutuhkan tenaga terampil dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Saat ini pihaknya sedang mengurus pengalihan status nomenklatur ATK menjadi politeknik meski tetap fokus pada pendidikan vokasi yang berorientasi tenaga-tenaga siap pakai.

Petugas BPBD Tenggelam Dihantam Gelombang Laut

"Kalau jadi politeknik maka ada tiga prodi yakni prodi jalan, bangunan air dan bangunan gedung," katanya.

Akademi Teknik Kupang telah hadir di bumi NTT selama 47 tahun terhitung sejak resmi didirikan pada 10 Juni 1972. Pada rentang waktu ini, lembaga pendidikan tinggi teknik pertama di NTT ini sudah menghasilkan 1496 lulusan ahli madya yang tersebar di seluruh pelosok NTT dan bahkan di seluruh Indonesia.

Dalam skala kedaerahan, kehadiran para ahli madya jebolan ATK diakui turut memberi kontribusi luar biasa bagi pembangunan di NTT khususnya di bidang teknik.

Ketua Yayasan Pendidikan ATK, Esthon Foenay, menyebutkan 95 persen tamatan ATK berhasil terserap ke dunia kerja dan punya andil luar biasa dalam pembangunan.

Padahal menurut dia, pada mulanya sebagian besar mahasiswa ATK adalah para lulusan SLTA yang gagal diterima di perguruan tinggi lainnya karena tidak masuk dalam kuota yang dibutuhkan dan ketidakmampuan finansial terhadap biaya studi di universitas.

"Sejarah ATK terbilang panjang di NTT. Berdirinya lembaga pendidikan ini bukanlah suatu kebetulan," ujarnya.

Pada awal terbentuknya Provinsi NTT, kata dia, geliat pembangunan di NTT mendapat perhatian yang serius khususnya pembangunan infrastruktur. Namun saat itu ada kendala ketidakseterdiaan tenaga teknik di NTT.

Gubernur NTT saat itu, El Tari pun menginisiasi pendirian lembaga pendidikan guna menyediakan tenaga teknik yang berkualitas.

"Tekadnya untuk mencetak tenaga teknik yang dibutuhkan di NTT dan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat melanjutkan pendidikan dengan biaya relatif murah karena tidak harus keluar daerah," katanya.

Kontribusi tenaga ahli madya teknik di NTT dari ATK juga turut diakui salah satu alumnusnya yang kini menjabat sebagai Bupati Kabupaten TTS, Egusem Piether Tahun.

Menurut dia, ATK memang tergolong kecil, tetapi di usianya yang ke-47 ini, ATK telah mampu memberi kontribusi yang luar biasa bagi NTT.

Sebagaimana disampaikan oleh Esthon Foenay, lanjutnya, dari 95 persen lulusan ATK yang diserap di dunia kerja, sebagian besarnya masuk dalam tata birokrasi pemerintahan di NTT. Dia pun menyebutkan sejumlah Kepala Dinas PUPR di kabupaten/kota di NTT yang adalah jebolan almamaternya.

"Dengan wisuda ini, jangan merasa bangga dengan ini. Terus belajar dan bekerja. Jangan puas dengan ahli madya. Anak-anak ATK ini cukup terampil. Sudah tamat itu minimal dia bisa gambar, itu modal dasar supaya dia bisa cari hidup. Di mana-mana orang butuh tenaga teknik. Sekecil apapun pekerjaan itu," paparnya.

Koordinator LLDIKTI Wilayah VIII, I Nengah Dasi Astawa dalam sambutan yang dibacakan oleh Kabag Tata Usaha, Putu Anggraeni Sri Adyani meminta supaya para lulusan jangan berhenti belajar perkembangan teknologi yang ada di tengah masyarakat.

"Setiap wisudawan wajib mempersiapkan diri sebaiknya sehingga bisa tetap eksis dan menikmati gelombang persaingan. Persaingan tidak hanya di tingkat pencari kerja, pengelola perguruan tinggi juga bersaing demi peningkatan mutu."

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutan yang dibawakan Asisten 3 Bidang Adiministrasi Umum Setda NTT, Cosmas D Lana mengungkapkan kehadiran ATK adalah jawaban pertama persoalan pendidikan ketika NTT keluar dari Provinsi Sunda Kecil.

Menurut dia, salah satu hal yang menonjol dari ATK adalah soal penelitian. Dalam dunia kerja/nyata proses penelitian dan pengembangan (litbang) itu sangat diperlukan oleh pemerintah. Hasil akhir dari kelitbangan adalah tentang evaluasi kebijakan dan sejauh ini ATK sudah lakukan proses ini.

"Tingkatkan intelektualitas, utamakan kerja keras, doa dan solidaritas. Pasar kerja selalu terbuka. Selebihnya sudah dapat pekerjaan karena kebutuhan tenaga kerja berbasis enginering sangat dibutuhkan.

Untuk diketahui ATK kembali mengukuhkan 54 wisudawan yang akan menjadi ahli madya di NTT di Restoran Oriental, Jalan Timor Raya, Kota Kupang, Sabtu (15/6/2019).

Ke-54 wisudawan berasal dari dua program studi yakni teknik sipil dan teknik elektronik. Terdapat 3 wisudawan terbaik yakni Daud Tuka Djodi 3.55 ( teknik elektronika), Welga Fildza 3.30 (teknik sipil) dan Amsi Taopan 3,19 ( teknik elektronika)

Hadir pada kesempatan itu, di antaranya, Bupati TTS, Egusem Piether Tahun, Mantan Wakil Bupati Kupang, Frits Djubida, Staf Ahli Gubernur NTT, Andre Koreh, Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemi Francis dan para alumni serta tokoh perintis ATK. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved