Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 30 Mei 2019, “Yang Be Sa, Bos Datang Esok???"

Renungan Harian Kristen Protestan Kamis 30 Mei 2019, “Yang Be Sa, Bos Datang Esok???"

Editor: Eflin Rote
istimewa
Pdt DR Mesakh A P Dethan MTh MA 

Jadi orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi dan bukan mengkhianati Kristus karena jabatan, karena uang, karena cinta, karena kemiskinan, karena berbagai hal lainnya. Tugas kita digereja bukan untuk mencari popularitas diri atau kekuasaan, tetapi untuk melayani Kristus yang telah menebus dosa-dosa kita.

Menurut penafsir Udo Schnelle (Einleitung in das Neue Testament, Vandenhoeck & Ruprecht, 5 Auflage, Göttingen, 2005, hlm. 319) tugas yang diberikan Yesus kepada para rasul dan orang percaya, adalah kata-kata terakhir Tuhan Yesus sebelum naik ke Surga, yakni tugas bersaksi.  

Disini si penulis Lukas mau memperlihatkan bagaimana terdapat hubungan yang erat antara tugas bersaksi dan penantian akan kedatangan Tuhan yang kedua kali.  Bagi Lukas orang yang menanti-nantikan kedatangan kembali Yesus, tidak menanti dengan namkak (bengong, melongo, “tanganga bodoh”, atau tidur-tidur saja, atau berjalan tanpa tujuan (bahasa Kupang harbabiruk), tetapi orang yang senantiasa bersaksi mengenai tindakan-tindakan Yesus dan ajaran-ajarannya.  Itulah sebabnya pertanyaan kedua yang yang saya sebut itu tadi, terasa penting untuk dijawab.

Tentang pertanyaan kedua: apakah dengan kenaikan Tuhan Yesus ke surga, maka Ia akan kembali lagi, kalau Ia kembali, kapan kira-kira? Esok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan atau kapan?

Bagi Lukas pertanyaan tentang kapan waktunya parousia atau kapan hari kedatangan Tuhan Yesus itu (seperti yang muncul dalam Kisah Para Rasul 1:6) secara tegas Tuhan Yesus jawab dalam 1:7 bahwa hal itu bukan urusan para murid, para rasul atau orang percaya, tugas mereka adalah terutama mengabarkan Injil dan menjadi saksi Kristus yang nyata.

6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"  7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:6-8).

 Tetapi kadang kita manusia disuruh bekin A, justru bekin B. Disuruh kabarkan Injil malah kabarkan berita bohong, fitnah tentang orang lain demi untuk keuntungan dan kepuasan diri sendiri. Disuruh bersikap jujur malah berlaku curang. Disuruh melayani malah merancang cara mendapatkan mempertahan atau mendapatkan kekuasaan. 

Dalam Dissertasi saya (Mesakh Dethan, Vernichtung der Ersten Schöpfung durch ihren Schöpfer?, Heidelberg 2009 (bahasa Jerman artinya Kehancuran dunia lewat sang penciptanya sendiri?), di hlm., 159-175 memperlihatkan bahwa dalam sejarah dunia orang seringkali suka menghitung-hitung dan meramal kehancuran dunia dan kedatangan hari Tuhan atau hari kiamat.

Akan tetapi ramalan-ramalan itu ternyata tidak terbukti dan nyata sebagai omong kosong belaka. 

Montanus, misalnya pada tahun 250 sesudah Mesehi meramal bahwa Yesus akan datang segera pada waktu itu khusus di dua Kampung Phrygia. Padahal semua sudah orang waktu itu telah berbondong-bondong ke situ. Tapi Tuhan Yesus tidak jadi datang, dan akhirnya masing pulang kembali ke tempat mereka dan melanjutkan hidup mereka masing-masing.  

Bukan itu saja pada tanggal 31 Desember tahun 999, Paus Sylvester II, mengumumkan bahwa dunia akan segera kiamat selepas hari itu, karena esoknya akan memasuki tahun tahun 1000. Toh dunia juga tidak jadi kiamat. Dunia tetap berputar terus.

Kita tidak usah omong jauh-jauh. Di Indonesia sendiri pernah sebuah aliran sekte Kristen di pulau Jawa meramal pada waktu itu bahwa dunia akan kiamat dan dan Kristus segera datang pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 jam 9 pagi. Wao semuanya serba sembilan. Angka yaang menarik dan menghipnotis banyak orang !!!

Banyak orang yang terpengaruh pada ajaran ini dan berbondong menjual harta miliknya dan dan pergi ke pulau Jawa sana untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus pada waktu itu.  Tetapi bukan Kristus yang datang, malah polisi yang datang menangkap para pengajar sesat itu.  Hehehe

Tetapi meskipun begitu orang sama sekali tidak jera dengan hal-hal semacam  ini. Dua tahun kemudian muncul lagi ramalan yang mirip bahwa Yesus akan segera datang pada tanggal 18 September 2001 jam 22:41:13. Tapi Kiamat juga tidak jadi datang. 

Kebodohan masal ini toh terulang lagi dan kali ini dipelopori oleh gereja Pondok Nabi. Mereka menyakini bahwa Yesus segera datang dan kiamat segera terjadi.  Dan hanya orang yang percaya pada ajaran merekalah yang akan diselamatkan oleh Yesus.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved