Renungan Harian Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Protestan, Rabu 29 Mei 2019:Tidak Hanya Dengar, tapi Dengar-dengaran
Inilah juga yang menjadi perhatian dari penulis Kitab Yakobus seperti dalam bacaan kita hari ini Yakobus 1:19-27.
Janji para pemimpin kepada umat atau orang-orang yang dipimpin bukanlah soal retorika, atau kata-kata indah yang mengundang tepuk tangan, tetapi tanggungjawab mewujudkannya.
Cinta suami pada istri atau sebaliknya bukan sebatas retorika dibibir tetapi tanggungjawab bersama mengelola rumah tangga, kesediaan bersama untuk mengurus anak-anak.
Menurut Dewi Lestari "cinta hanya retorika kalau tidak ada tindakan nyata".
Menurut Dietrich Bonhoefer moralitas kristen sejati bukan pada kepandaian berwacana tentang kebaikan, wacana tentang kesejahteraan bersama, tetapi tanggungjawab mewujudkanya.
Jika tidak kita hanyalah kaleng-kaleng alias tong kosong yang nyaring bunyinya.
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." (1 Korintus 13:1).
Ini kritik kepada setiap pedato, cuap-cuap, janji manis tanpa aksi nyata. Banyak rapat tanpa keputusan-keputusan dan aksi-aksi kongkrit. Paling parah keputusan lain buat lain.
Setiap orang percaya dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah karena dituntut untuk membuktikan firman Tuhan dalam kehidupan nyata, bukan hanya sekedar fasih mengucapkan Firman.
Tuhan menuntut kita untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar! Kita bukan hanya dengar, tapi juga harus dengar-dengaran. Kita harus taat kepada FirmanNya.
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22).
Joseph Campbell mengatakan bahwa kehidupanmu adalah buah dari tindakan yang kamu lakukan. Tidak ada yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri.
Kegagalan atau keberhasilan kita bergantung pada banyak faktor, tetapi andil terbesar ada pada diri kita sendiri. Ketika gagal kita tidak berputus asa, tetapi ketika berhasil jangan sombong.
Setiap peristiwa dan cobaan pasti ada maksud Tuhan dibaliknya. Kita tinggal memilih berserah atau bersyukur. Dua hal yang saling berputar dalam hidup dan datang silih berganti terkadang tanpa kita duga. (*)