10 Unit Huntara Diserahkan Kepada Korban Longsor di Desa Tondong Belang
Serah terima rumah hunian sementara kepada 10 KK korban longsor di Desa Tondong Belang, sudah dilakukan
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Rosalina Woso
10 Unit Huntara Diserahkan Kepada Korban Longsor di Desa Tondong Belang
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Sebanyak 10 unit rumah Hunian Sementara (Huntara) sudah diserahkan kepada 10 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat akibat bencana tanah longsor di Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang terjadi 7 Maret 2019 lalu.
Kepala Desa Tondong Belang Fransiskus Severius Fedi, mengatakan itu kepada POS--KUPANG.COM, Senin (20/5/2019).
Disampaikannya, serah terima Huntara itu sudah berlangsung pada Hari Sabtu (18/5/2019).
"Serah terima rumah hunian sementara kepada 10 KK korban longsor di Desa Tondong Belang, sudah dilakukan," kata Fransiskus.
• Marquez Kokoh di Puncak Klasemen Sementara MotoGP Prancis 2019, Rins- Rossi Bersaing
• Koleksi 87 Poin, Barcelona Kembali Menjuarai La Liga Spanyol Musim 2019, Intip YUK Kiprahnya
Disampaikannya, penyerahan itu dilakukan oleh pemerintah desa bersama kecamatan.
"Sebenarnya penyerahan dilakukan oleh Dinas Perumahan tetapi karena dari Dinas Perumahan berhalangan hadir maka penyerahan dilakukan oleh pemerintah desa dan kecamatan," kata Fransiskus.
Huntara itu kata dia digunakan sampai pemerintah Kabupaten Mabar membangun bantuan rumah permanen untuk para korban tersebut.
Namun pihaknya belum tahu kapan pemerintah kabupaten membangun rumah bantuan permanen buat mereka.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Hunian Sementara (Huntara) mulai dilakukan untuk para korban bencana alam tanah longsor di Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Huntara yang dibangun berjumlah 10 los atau petak yang berada dalam 2 unit bangunan.
Bangunan Huntara itu untuk ditinggal oleh 10 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya tertimbun longsor dan rusak saat bencana alam 7 Maret 2019 lalu.
10 los Huntara itu dibangun di dua lokasi, satu unitnya di Kampung Ceko Nobo terdiri dari 4 los dan satu unit di Kampung Culu terdiri dari 6 los.
Huntara di Ceko Nobo dibangun di lahan milik Bapak Rofinus, sedangkan di Culu bangun di lahan milik Kepala Desa.
Pembangunan Huntara dilakukan oleh Dinas Perumahan Mabar.
"Unit bangunan itu terdiri dari kamar-kamar atau seperti satu sekolah yang terdiri dari ruangan kelas," kata Fransiskus.(Laporan Reporter POS--KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus)
