Usai Pemilu 2019, Masyarakat Harus Rukun dan Jaga Persatuan Demi Kemajuan NTT
Kontestasi politik untuk DPR RI dan DPRD kabupaten/kota di Provinsi NTT telah berakhir.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kontestasi politik untuk DPR RI dan DPRD kabupaten/kota di Provinsi NTT telah berakhir.
Selama perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu, terdapat keretakan maupun renggangnya hubungan antar masyarakat karena perbedaan pilihan politik.
Masyarakat diharapkan diharapkan untuk menjaga kerukunan dan persatuan demi kemajuan Provinsi NTT.
Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT, H Abdul Kadir Makarim usai menjadi salah satu panelis dalam dialog dan doa bersama yang diselenggarakan FKUB NTT di Aula Hotel Cahaya Bapa Jln Herewila Nomor 34 Kelurahan Naikoten II, Kota Kupang, Sabtu (18/5/2019).
"Kami sengaja melakukan dialog dan doa bersama karena merajut kembali, mungkin ada hal-hal yang merenggangkan persaudaraan dan hubungan antar umat kita pasca-pemilu 2019 tidak rukun, sehingga kita harus menghadapi ke depan, harus rukun dan ke depan bersama saudara kita di seluruh NTT dalam mengayuh hidup atau mengayuh kapal NTT ke depan," paparnya.
• Hari Senin, 20 Mei 2019 Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Rotiklot, Belu-NTT
Menurutnya, kerukunan antar kelompok masyarakat di NTT adalah suatu keharusan dan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.
"Kerukunan itu sudah harga mati sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh orang-orang NTT karena kita sudah tahu dari pengalaman-pengalaman yang ada kita sudah mengetahui kalau tidak rukun hasilnya bagaimana? Oleh karena itu kita lebih memilih hidup rukun daripada tidak rukun," ujarnya.
• BREAKING NEWS- Gempa Bumi Magnitudo 5.0 Guncang Sumba Barat, NTT
Dikesempatan yang sama, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Gerardus Duka, Pr menilai, usai pemilu tentunya ada kerenggangan antar masyarakat karena perbedaan pilihan politik.
Namun, persatuan dan kerukunan sangat diperlukan karena masyarakat Provinsi NTT mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama yakni kemajuan daerah ini.
"Sebagai tokoh agama, saya melihat pileg yang telah selesai, tentunya ada keretakan, ada konflik dan luka di antara masyarakat atau kelompok-kelompok yang juga terluka, akan tetapi tetap kita satu, masyarakat Flobamora yang mempunyai cita-cita bersama," ujarnya.
• Ini Komentar Striker Rene Mihelic usai Persib Bandung Hancurkan Persipura Jayapura Skor 3-0
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan untuk memajukan NTT lebih baik sesuai spirit dari Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat.
"Mari kita kembali untuk menjaga kerukunan kita, persaudaraan kita untuk membangun NTT ini sebagaimana yang menjadi moto atau cita-cita dari gubernur NTT, 'NTT Bangkit, NTT Sejahtera,' NTT, bangkit dari segala kegelapan untuk maju dalam terang yang membuka pengharapan bagi kita semua," tegasnya.