Teka Teki Klaim Kemenangan Prabowo Subianto 62 Persen, Ternyata Ini Sosoknya

Teka Teki Klaim Kemenangan Prabowo Subianto 62 Persen, Ternyata Ini Sosoknya

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) meninggalkan lokasi seusai menghadiri aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019). 

BPN Tidak Akan Meminta-minta Demokrat Bertahan dalam Koalisi

Jubir BPN Andre Rosiade mengkritik pernyataan Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean terkait sinyal Partai Demokrat meninggalkan Koalisi Adil Makmur yang disampaikan di media sosial.

Andre Rosiade menyatakan sebaiknya menyampaikan kerja sama dalam koalisi Indonesia Adil dan Makmur dalam forum internal.

"Kalau ingin berkomentar bicara, ayo di forum internal. bukan di media atau medsos. Habis waktu kami menanggapi kader koalisi yang sibuk di media atau media sosial, kalau mau bicara, bicara di forum internal gitu," kata Andre saat dihubungi kompas.com, Selasa (7/5/2019).

Andre mengatakan, prinsip BPN dalam berkoalisi adalah rasa kebersamaan antar partai dan semangat perjuangan dan BPN tak memaksa Demokrat untuk bertahan di koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

"Seandainya temen-temen ingin keluar, itu hak teman-teman partai Demokrat ya. Yang pasti prinsipnya Gerindra tidak akan memaksa atau meminta-minta suatu partai bertahan dalam koalisi," ujarnya.

Andre juga mengatakan, jika Demokrat mendapatkan tawaran untuk merapat ke Jokowi maka perlu mengingat pentingnya etika dalam politik.

"Yang penting etika politik dipakai, Anda nampak muka datang, pulang nampak punggung gitu. Jadi ya dulu kita bergabung baik pisah pun harus baik-baik," tegasnya.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean mengatakan, kerja sama partainya dengan Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo-Sandiaga bakal berakhir jika Jokowi-Ma'ruf Amin dinyatakan memenangi Pemilihan Presiden 2019.

Sebaliknya, jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinyatakan menang, maka partainya punya kewajiban untuk mengawal pemerintahan.

"Kalau Pak Prabowo menang, Partai Demokrat punya kewajiban moril dalam politik mengawal pemerintahan. Tapi kalau Pak Jokowiyang diputuskan menang, maka kerja sama koalisi maka berakhir," kata Ferdinand ]di Kantor KPU, Senin (6/5/2019).

Ferdinand mengatakan, setelah seluruh tahapan pilpres berakhir, partainya berdaulat dan punya hak untuk menentukan sikap.

Kemenangan Prabowo Subianto Ke depannya, Demokrat bisa saja berada di dalam pemerintahan. Namun tidak menutup kemungkinan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berada di luar pemerintahan.

Sikap tersebut, kata Ferdinand, sangat bergantung dari ajakanJokowi dan pertimbangan Majelis Tinggi.

"Kalau Pak Jokowi mengajak (bergabung di pemerintahan) kita pertimbangkan, dan dibahas oleh Majelis Tinggi yang dipimpin Pak SBY. Kalau tidak mengajak nggak mungkin juga kita masuk dalam pemerintahan," ujar Ferdinand.

Sosok di Balik Klaim Kemenangan 62 Persen Prabowo-Sandi

Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Vasco Ruseimy blak-blakan menyampaikan asal perolehan suara kemenangan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Bahkan Vasco juga mendatangkan sosok di balik penghitungan perolehan suara yang menjadi dasar klaim kemenangan tersebut.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan oleh Vasco melalui channel YouTube miliknya Macan Idealis, Rabu (8/5/2019).

Mulanya Vasco Ruseimy memperkenalkan sosok tersebut yang menjadi narasumbernya yakni Prof Laode.

Vasco Ruseimy menjelaskan bahwa Laode sebagai satu di antara tim pemenangan tim Prabowo-Sandi beserta koalisi kubu 02 lainnya. 

"Biar teman-teman tahu, beliau adalah koordinatornya, otaknya yang mengumpulkan dan mengkolek semua data C1 baik itu dari relawan dan yang lain-lain semua dikumpulkan untuk pemenangan tim Pak Prabowo-Sandi lah intinya dan partai koalisi," jelas Vasco.

Setelahnya, Vasco Ruseimy lantas menyinggung soal 'setan gundul' yang sempat disampaikan oleh mantan Politisi Partai Demokrat, Andi Arief.

Ustadz Yusuf Mansur dan Aa Gym Sama-Sama Unggah Ini, Mohon Bersabar Ini Ujian Meskipun Mengecewakan

Diketahui kabar mengenai 'setan gundul' hangat diperbincangkan lantaran Andi Arief mengatakan bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo.

Andi Arief menyebut 'setan gundul' memberikan informasi perolehan suara yang salah kepada Prabowo.

Untuk itu lantas Vasco Ruseimy meminta tanggapan kepada Laode.

Dengan tegas Laode menyatakan bahwa apa yang disampaikan Prabowo-Sandi adalah data-data valid.

"Setiap apa yang diucapkan oleh Pak Prabowo dan Sandi itu semuanya disuplai dengan data-data yang valid," ujar Laode.

Ia kemudian mengatakan asal data klaim kemenangan Prabowo sebelumnya.

Laode mengungkapkan bahwa pihaknya mengumpulkan data C1 menggunakan sebuah sistem.

Laode menyatakan sistem tersebut menggunakan pesan singkat atau sms.

"Misalnya, ini yang dipersoalkan data 62 persen dari mana sih sekian jam," jelas Laode.

"Itu buat kami sudah di jauh hari kita sudah buat sistem pakai sms saja."

"Jadi setiap orang yang telah menusuk (mencoblos) itu ya, kemudian keluar C1-nya, langsung saja di kirim."

"Nah sistem itu dengan cepat sekali," tegasnya.

Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Vasco Ruseimy blak-blakan menyampaikan asal perolehan suara kemenangan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, Rabu (8/5/2019).
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Vasco Ruseimy blak-blakan menyampaikan asal perolehan suara kemenangan paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, Rabu (8/5/2019). (Capture/YouTube/Macan Idealis)

Menanggapi hal itu, Vasco kembali bertanya kapan data itu didapat.

"Oh pas hari H itu ya prof ya?" tanya Vasco.

"Pas hari, sekian jam, kan sebetulnya model quick count atau exit poll saja itu sebenarnya" jawab Laode.

Sekali lagi, Laode menegaskan bahwa klaim perolehan suara kemenangan Prabowo-Sandi mulanya melalui sms.

"Tapi kan kita lihat itu, kemudian ketika dikemukakan itu memang seperti itu, yang jumlah 62 persen itu kan sms basisnya," beber Laode.

Lantas Laode menjelaskan langkah selanjutnya dalam mengumpulkan suara pilpres.

"Kemudian baru belakangan segera kita susuli dengan pekerjaan kita minta dari saksi-saksi, kemudian dari relawan satgas, relawan itu kan banyak, kemudian dari emak-emak juga, kemudian dari partai-partai," papar Laode.

"Semua segera mengumpulkan dan kita kumpulkan," imbuhnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa hingga kini pihaknya tetap mengumpulkan data C1 tersebut.

"Jangan lupa empat hari setelah 17 April 2019 itu, orang enggak sadar pentingnya C1," tutur Laode.

"Kami sudah sadari itu, kami kumpulin sampai hari ini kita kumpulin terus-menerus dan pengumpulan itu kita sortir juga tentunya," lanjutnya.

"Nah dari situlah datanya lengkap," tandasnya.

Simak videonya dari menit pertama:

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief__ menyebut bahwa ada kelompok tertentu yang memberikan informasi sesat ke calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Ia lantas menyebut bahwa Partai Demokrat ingin menyelamatkan Prabowo dari kelompok yang menyebut angka kemenangan 62 persen.

Kelompok tersebut disebut Andi Arief sebagai 'setan gundul'.

'Setan gundul', terang Andi Arief telah menyesatkan Prabowo dengan memberikan informasi perolehan suara tersebut.

"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," ujar Andi Arief seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (6/5/2019).

"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," kata dia.

"Gerakan rakyat itu hancur lebur karena setan gundul memberi info sesat 02 menang 62 persen. Tidak ada people power berbasis hoaks," tutur Andi Arief.

Klaim Menang 62 Persen

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberikan deklarasi kemenangan, dan menyatakan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2024.

Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Prabowo dalam konferensi pers yang tayang langsung di Facebook Prabowo Subianto, Kamis (18/4/2019) pukul 17.00 WIB.

Saat menyampaikan hal tersebut, Prabowo ditemani Sandiaga dan sejumlah tokoh yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur.

"Pada hari ini, Saya Prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Salahuddin Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden republik Indonesia tahun 2019-2024, berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen perhitungan real count dan C1," papar Prabowo.

"Kemenangan ini kami deklarasikan secara lebih cepat, karena kami punya bukti-bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota seluruh Indonesia," imbuh dia.

Prabowo lantas menyampaikan pesan pada para pendukung pasangan 02.

"Pada seluruh pendukung pasangan 02 Prabowo-Sandi yang berasal dari berbagai kalangan, dari partai-partai koalisi Indonesia Adil Makmur, para ulama, para relawan, tokoh-tokoh agama lainnya, dari semua agama, para pemuda pemudi millenial, seluruh emak-emak dan bapak-bapak di manapun berada, kami yakin hanya dengan rahmat, hidayat, dan berkah-Nya lah, perjuangan panjang kita untuk memenangkan perjuangan politik," papar dia.

"Dan Tuhan yang Maha Kuasa menjauhkan kita dari sikap yang jumawa dan sikap lain yang berlebihan," sambungnya.

Prabowo menilai, inilah saat yg tepat bagi seluruh anak bangsa untuk mempererat persaudaraan.

"Seperti dikatakan, saya dan pak Sandiaga Uno akan tetap bersahabat dengan pak Jokowi dan kiai Ma'ruf Amin dan semua dalam jajaran 01. Semua adalah saudara kita," tegas dia kemudian.

(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta,com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved