Melihat Keberadaan Pesanggaran Belanda, Kalau Masuk Pintu Jangan Ditutup Agar Tidak Hilang

agak angker maka para komponi tidak berani untuk tinggal di pesanggrahan di kelimutu

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/ROMOALDUS PIUS
Inilah Pesanggrahan Belanda di Kelimutu yang tinggal tembok saja. 

Menurut cerita Joseph bahwa kalau masuk, pintu depan pesanggrahan jangan ditutup kalau ditutup bisa hilang didalam pesanggrahan tersebut entah kemana.

Menurutnya karena tempatnya agak angker maka para komponi tidak berani untuk tinggal di pesanggrahan di kelimutu. Karena itu Pemerintahan Hindia Belanda mengangkat seorang pribumi untuk bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda dalam menjaga pesanggrahan tersebut.

Pangeran Harry dan Meghan Markle Perkenalkan Anak, Pangeran Charles Tak Sabar Bertemu Cucu

Calon Anggota DPD Angelo Wake Kako Unggul Telak di Ende

Nama penjaga yang diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda adalah Warkebasya biasanya disebut dengan nama mandor Warkebas. Karena sendirian Warkebas mengajak Istrinya untuk menemani di Kelimutu.

Pesanggrahan yang ada di Kawasan Taman Nasioanal Kelimutu dinamakan pesanggrahan Sokoria.

Pesanggrahan tersebut dibangun sebagai tempat Pesanggrahan Peristirahatan Pemerintahan Hindia Belanda waktu berkunjung ke Danau kelimutu, dan tempat transit dari arah timur ke arah barat atau pada saat menuju Ende.

Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Dari Mabar Sudah Selesai

Akreditasi Institusi B, Unipa Dinilai Mampu Kelola PT Sesuai Standar Mutu

Jalur yang dipakai Pemerintah Kolonial Belanda adalah jalur pintas pejalan kaki menuju Ende dengan melalui Sokoria, Puutuga dan Ndona , selain itu jalur tersebut dekat dengan pasar Do.

Sedangkan menurut Yohanes Lengo (Tetua Adat Wologai), pesanggrahan yang ada wilayah sekitar Kawasan Taman Nasional Kelimutu terdapat dua Pesanggrahan, yaitu pesanggrahan yang ada di Kelimutu dan pesanggrahan yang ada di Detusoko yang sekarang menjadi Kantor Camat Detusoko.

Yohanes mengatakan bahwa di belakang pesanggarahan Belanda yang ada di Kelimutu terdapat 3 buah tengkorak manusia (sekarang sudah tidak dilihat lagi dikarenakan tertutup tanah)

Praktis hingga sekarang, reruntuhan pesanggarhan dengan sejarah panjang ini hanya sekedar tampak berdiri kokoh. Menjadi pelengkap bagi sejuta misteri di danau Kelimutu.

Keterbatasan data dan minimnya penelitian, membuat jejak peninggalan rumah Belanda di Kawasan Danau Kelimutu jadi terbaikan.

Padahal, di kawasan ini masih menyisakan reruntuhan bangunan yang masih orisinal dan khas arsitektur Belanda. Sulit menelistik tahun pembangunan Pesanggarahan Belanda ini.

Rumah ini menjadi saksi jejak arsitektur bangunan Belanda di pulau Flores.

Bangunan Peninggalan Belanda ini memiliki arsitektur “Eklestisme” (gaya campuran) yaitu arsitektur Belanda dikolaborasikan dengan kebudayaan arsitektur Tradisional Indonesia.

Pukul Pegawai Hotel di Surabaya, Pilot Lion Air Ditahan Polisi

Karakter khas rumah Belanda ini,memiliki pilar di beranda bagian depan dan belakang, sisi ujung atap sekolah menjadi serambi mengelilingi bangunan untuk mengantisipasi hujan dan sinar matahari.

Karakteristik lain dari rumah itu, adanya koridor yang mengubah serambi belakang dengan daerah servis (dapur,ruang tidur pembantu).

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved