Puasa Ramadhan, Ustadz Yusuf Mansur: Orang yang Benci Gak Dapat Ampunan
Puasa Ramadhan, Ustadz Yusuf Mansur: Orang yang Benci Gak Dapat Ampunan
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
POS-KUPANG.COM - Puasa Ramadhan, Ustadz Yusuf Mansur: Orang yang Benci Gak Dapat Ampunan.
Unggahan Ustadz Yusuf Mansur ini berupa video tausiah yang menerangkan tentang Puasa Ramadhan di hari pertama.
Pada unggahan ini Ustadz Yusuf Mansur menuliskan:
Semoga semua diampunin. Tanpa kecuali.
Unggahan Ustadz Yusuf Mansur ini berkaitan dengan Puasa Ramadhan yang telah memasuki hari kedua ini.
• Imsakiyah Ramadhan Hari Ini, Berikut Bacaan Niat Puasa, Serta Tata Cara Bagi yang Lupa Baca Niat
• Cantiknya Adelia, Istri Pasha Ungu Dalam Balutan Baju Syari, Sahur Pertama Pecel Ayam Bandung
• Meghan Markle Lahirkan Bayi Laki-laki, Namanya Segera Diumumkan
• Spider-Man Far From Home, Sosok Spiderman Terbaru, Tayang 2 Juli 2019
Belum jelas maksud apakah unggahan Ustadz Yusuf Mansur ini juga ditujukan pada para Netizen yang selalu berkomentar nyinyir padanya. Maupun pada ustadz-ustadz dan ulama-ulama lain pada Pilpres 2019 ini.
Seperti diketahui, dalam Pilpres 2019 sejumlah ulama kondang memberikan dukungan terhadap masing-masing kubu yang menjadi peserta Pilpres 2019, baik di kubu Jokowi maupun kubu Prabowo.
Hampir setiap unggahan dari para ustadz-ustadz ini mendapatkan komentar nyinyir dari Netizen dari kubu lawan.
Tak hanya Ustadz Yusuf Mansur, sejumlah ustadz lain, seperti Tuan Guru Bajang, Ustadz Abdul Somad, dan Ustadz Adi Hidayat, serta Aa Gym juga mendapat serangan para Netizen nyinyir tersebut.
Meskipun yang diunggah para ustadz tersebut merupakan postingan yang adem dan bukan terkait dengan Pilpres 2019, namun tetap saja diserbu komentar- komentar nyinyir.
Meski begitu, banyak pula para Netizen yang membela para guru ini.
Anehnya, banyak Netizen yang berkomentar nyinyir ini menggunakan akun yang patut dicurigai sebagai akun palsu.
Baik yang menyerang ulama di kubu Jokowi-KH Maruf Amin, maupun ulama yang berada di barisan Prabowo-Sandiaga Uno.
Perang Tagar
Perang Tagar atau Hastag di sejumlah sosial media pasca Pilpres 2019, 17 April 2019 masih saja berlangsung.
Bahkan menjelang bulan Ramadhan 2019 ini, perang tagar ini juga masih terlihat.
Budayawan Sujiwo Tejo sempat mengingatkan akan perang tagar atau hastag di media sosial. Dalam acara talkshow kebudayaan yang digelar oleh UKM Teater Fataria Institut Agama Islam negeri (IAIN) Madura pada Sabtu (23/2/2019), Sutjiwo Tejo mengatakan, perang hastag di Twitter sama halnya memperdebatkan persoalan yang bias.
"Lihat mereka yang perang hashtag di Twitter, mereka adalah contoh orang-orang yang lupa akan dirinya, dari mana asalnya dan ke mana nanti mereka akan kembali. Kalau saya lebih baik menjadi anak kecil yang abadi," ujar Sujiwo Tejo.
Menurut Sujiwo Tejo, menjadi anak kecil yang abadi akan membuat manusia menjadi tenang tanpa ada yang saling membenci dan memperdebatkan persoalan Pilpres 2019.
"Bagi saya lebih enak jadi anak kecil yang abadi. Loh iya, kenapa harus begitu? Karena menjadi anak kecil, ketika hari ini kita bertengkar dengan teman kita, esoknya pasti kita akur lagi dan bermain lagi. Teman kita secara tidak langsung sudah memaafkan," terang Sujiwo Tejo.
"Lah coba sekarang kita pikir, kalau mereka yang berdebat diTwitter, perang soal hashtag, saya jadi curiga, apakah mereka akan bisa saling memaafkan setelah Pilpres 2019 selesai?" ucapSujiwo Tejo.
Ketua DPR Ajak Hentikan Kegadungan
Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengajak kubu yang bersaing di Pemilu 2019 untuk menghentikan kegaduhan menjelang Ramdhan.
Menurut Bambang, bulan Suci ini sebaiknya dijadikan momentum pemulihan hubungan baik antarkomunitas yang selama ini berseberangan lantaran beda pilihan politik.
"Pemulihan hubungan baik itu hendaknya diawali dengan kesadaran bersama untuk berhenti menyemburkan ujaran kebencian, berhenti saling tuduh, berhenti saling ancam dan tidak lagi membuat pernyataan provokatif," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (5/5/2019), seperti dikutip Antara.
ia menilai selama Ramadhan, semua kekuatan politik harus peduli dan menghormati masyarakat yang sedang melaksanakan ibadah puasa.
• Ini 11 Tips Jalani Puasa Ramadan bagi Penderita Maag
• Pesta di Puncak Bogor, 32 Anak Muda Ditangkap di Sebuah Vila, 13 Orang Positif Narkoba
• KPK Tahan 3 Tersangka Suap Perkara PN Balikpapan, Ini Peran Ketiganya
Karena itu, dia mengatakan, ruang publik hendaknya bersih dari segala sesuatu yang berpotensi menganggu atau merusak kesakralan bulan suci Ramadhan.
"Dua pekan lebih setelah pemungutan suara Pemilu 2019, sebagian masyarakat merasa tidak nyaman, karena ruang publik masih terasa sangat bising," ujarnya.
Pilpres Tergaduh dan Terseru
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, pemilihan presiden ( Pilpres ) 2019 adalah pilpres yang tergaduh dan terseru.
Hal itu terlihat dalam kampanye yang dilakukan kedua paslon, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam menggunakan media sosial.
"Pada Pilpres 2014, pertarungannya masih terlihat konvensional dalam berkampanye. Sedangkan pada Pilpres 2019, kampanyenya lebih modern dengan cara menggunakan media sosial," ujar Ujang kepada Kompas.com, Rabu (27/2/2019).
Dia menjelaskan, media sosial tidak hanya menjadi alat kampanye untuk mempublikasikan visi, misi, program, dan janji kedua paslon, tetapi juga menjadi media menyebar hoaks dalam berkampanye. Media sosial tidak terlalu banyak digunakan pada Pilpres 2014.
Sedangkan di Pilpres 2019, media sosial telah menjadi kekuatan tersendiri untuk kampanye politik yang dapat digunakan kedua paslon. Tak pelak, Ujang memprediksi Pilpres 2019 ini akan mengarah pada sengketa pemilu. Untuk itu, aparat hukum wajib bertindak adil guna menyelesaikan kegaduhan tersebut.
"Faktor terjadinya sengketa Pilpres 2019, salah satunya adalah bahwa kedua kubu curiga dengan hasil pemilu yang dianggap banyak kecurangan. Padahal belum tentu curang," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Ujang, masa kampanye yang terlalu panjang juga menjadi faktor adanya sengketa pemilu. Sebab, kedua paslon sama-sama lelah dan akhirnya memunculkan kampanye yang tidak substantif, saling serang dan fitnah, serta menjatuhkan.
"Bahkan potensi konflik pun ada. Itu terjadi karena adanya polarisasi kedua kubu yang masih bersikap emosional, belum rasional. Konflik bisa saja akan diciptakan oleh salah satu kubu yang kalah, atau bisa juga dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab," tutur Ujang.
Buya Yahya AlBahjah: Berbuat Baiklah
Sementara itu, Buya Yahya Al Bahjah dalam akun Instagramnya mengunggah 'Bekal Hati Memasuki Bulan Suci Ramadhan'.
Buya Yahya mengatakan, "Ramadhan bulan mulia, mari kita siap menyambut Ramadhan dengan melipatgandakan amal baik.
Ayuk kita niatkan untuk mulai berpikir bagaimana kita harus berbuat baik di bulan Ramadhan.
Mulai berbuka bersama, sahur bersama, dan lainnya," ujarnya.
Selengkapnya silakan mendengarkan langsung dari unggahan Buya Yahya di Instagram berikut ini:
Sedang Tuan Guru Bajang dalam unggahannya menjelaskan tentang kata Takwa yang terdiri dari tawaduk, kona'ah, warok, yakin.
Selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang mulia.
.
Belajar Taqwa dari Imam Qusyairi.
Indahnya Ramadhan Bersama UAS
Ramadhan 1440 H, Ustadz Abdul Somad & Ustadz Adi Hidayat Ceramah di TV Ini Tiap Hari, Catat Jamnya! Jangan sampai ketinggalan.
Pada puasa Ramadhan ini, Ustadz Abdul Somad ( UAS ) dan Ustadz Adi Hidayat ( UAH ) akan tampil memberikan pengajaran di sejumlah televisi swasta.
Kedua ustadz kondang ini mengisi acara selama puasa Ramadhan bulan penuh berkah.
Ustadz Abdul Somad akan mengisi program Indahnya Ramadhan bersama UAS di TV One.
Acara ini akan tayang setiap hari pada pukul 03.30 WIB dini hari, usai sahur.
Selain itu Ustadz Abdul Somad juga akan memberikan kultum menjelang buka puasa Ramadhan yang tayang setiap hari pada pukul 17.45 WIB.
Seperti POS-KUPANG.COM kutip dari unggahan Ustadz Abdul Somad di Instagramnya:
• Andre Taulany Sambangi MUI Pusat Ustadz Yusuf Mansur Posting Kalimat Hati-hati dalam Berlisan
• Ustadz Adi Hidayat Singgung Tarif Ceramah, Bandingan Dengan Ustadz Abdul Somad, Aa Gym
• Belum Niat Puasa Ramadhan di Malam Hari Karena Tertidur, Apakah Sah Puasanya?
Insya Allah program Tadabbur Ayat-ayat Pilihan tayang setiap hari selama bulan Ramadhan pukul 03.30 WIB dini hari di @tvonenews dan pukul 04.00 WIB di channel Youtube Tafaqquh Video @tafaqquhonline
Kultum menjelang berbuka puasa tayang setiap hari pukul 17.45 WIB di tvOne.
Load more comments
• Bulan Puasa Sebentar Lagi, Inilah Doa untuk Menyambut Ramadhan 1440 H Lengkap dengan Artinya
• 5 Tips Praktis Agar Tubuh Tidak Dehidrasi Selama Berpuasa, Yuk Kepoin!
Ustadz Adi Hidayat di Salam Ramadhan
Sedang Ustadz Adi Hidayat akan tampil mengisi pengajian selama puasa Ramadhan di Trans TV.
Tausiah Ustadz Adi Hidayat ini akan berlansung setiap hari selama bulan puasa Ramadhan menjelang buka puasa.
POS-KUPANG.COM mengutip dari unggahan Instagram Ustadz Adi Hidayat. Ada tiga kali unggahan yang menegaskan akan rencana program tausiahnya di Trans TV tersebut.
Pada unggahan itu, Ustadz Adi Hidayat memberikan judul Salam Ramadhan 1440 H.
Jadikan Ramadhan kita lebih bermakna... simak tausiah Ustadz Adi Hidayat setiap hari selama bulan Ramadhan di Trans TV menjelang berbuka puasa.
• Berkumur Saat Puasa Ternyata Boleh, Ini Penjelasannya
• Mimpi Basah Saat Puasa Ternyata Tidak Batalkan Puasa, Ini Alasannya Menurut Ustadz Abdul Somad

Siapa Ustadz Adi Hidayat?
POS-KUPANG.COM mengutip dari wikipedia, Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA. lahir di Pandeglang, Banten, 11 September 1984 adalah Ulama' asal Indonesia yang memiliki kecerdasan intelektual sangat tinggi, salah satunya dapat menguasai isi kitab suci Al-Qur'an beserta letak barisnya.
Selain itu, ia juga menguasai ilmu hadist dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.
Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute, dan tiga tahun berikutnya ia bersama dua sahabatnya mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Saat ini Ustadz Adi aktif menjadi nara sumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.
Beliau memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.
Di dua sekolah dasar ini juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.
Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orangtuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.
Di Ponpes inilah mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utamanya Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan Ustad Adi HIdayat terhadap Al-Quran dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini Ustadz Adi Hidayat telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an.
Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ. Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta.
Ustadz Adi Hidayat juga seringkali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Ustadz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M Yunan Yusuf.
Tahun 2003, Ustadz Adi Hidayat mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ. al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.
Tahun 2005, Ustadz Adi Hidayat mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan Ustadz Adi Hidayat mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.
Selain pendidikan formal, Ustadz Adi Hidayat juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.
Ustadz Adi Hidayat belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Ustadz Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya).
Adapun di antara guru tafsir Ustadz Adi Hidayat ialah syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya Ustadz Adi Hidayat pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).
Ustadz Adi Hidayat mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya.
Adapun ilmu tarikh Ustadz Adi Hidayat pelajari di antaranya dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 Ustadz Adi Hidayat diangkat menjadi amînul khutabâ, ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Ustadz Adi Hidayat juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 Ustadz Adi Hidayat kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus.
Dua tahun kemudian Ustadz Adi Hidayat berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.
Pada November 2016, Ustadz Adi Hidayat bersama dua sahabatnya Heru Sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ustadz Adi Hidayat juga giat mengukir pena dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
Pendidikan:
Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003)
UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005)
Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
(Kompas.com/Tribunnews/ POS-KUPANG.COM)