SEDANG BERLANGSUNG - Acara Pengganti ILC TVOne Malam Ini, Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras
SEDANG BERLANGSUNG - Acara Pengganti ILC TVOne Malam Ini, Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras, Tonton Di Sini
SEDANG BERLANGSUNG - Acara Pengganti ILC TVOne Malam Ini, Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras, Tonton Di Sini
POS-KUPANG.COM - Kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) mengkritisi sebutan 'garis keras' yang dilontarkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Mahfud telah menjelaskan maksud dari kata garis keras yang disampaikannya lewat penjelasannya di akun twitternya.
Bukan Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne mengangkat tema soal garis keras.
Namun masih di stasiun televisi yang sama, TVOne mencoba membahas soal garis keras dengan program acara Catatan Demokrasi Kita "Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?"
Program disiarkan secara langsung pada jam yang 'ditinggalkan' ILC TVOne, yakni pukul 20.00 WIB.
• ILC Selenggarakan Kompetisi Bercerita Dalam Bahasa Inggris
• Ini Nama 10 Artis Caleg yang Gagal Jadi Anggota DPR RI Senayan di Pemilu 2019
• Tuan Guru Bajang Beri Petuah Jelang Bulan Ramadhan, Kenapa Harus Berbuat Baik Terhadap Non Muslim?
Sementara dari kubu BPN ada Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang juga politisi Gerindra dan tim sukses Rizal Ramli.
ILC TVOne Cuti
Seperti diketahui Pecinta ILC TVOne tak bisa menyaksikan tayangan talkshow tersebut pada Selasa (23/4/2019), malam lalu.
Pasalnya, Karni Ilyas selaku Presiden ILC sekaligus pembawa acara kini mengambil cuti.
Dear Pencinta ILC: Selama hampir setahun ILC sudah bekerja memberikan informasi, pendidikan publik dan ikut mengawal dari kampanye sampai pemilu.
Karena itu mulai Senin besok, saya memutuskan untuk mengambil cuti.
Mohon maaf dan sampai ketemu ILC yad
Ternyata, pecinta ILC protes liburnya tayangan yang dianggap mencerahkan berkat sejumlah narasumber yang dihadirkan.
Karni menyampaikan bahwa dirinya adalah seorang peselancar.
Banyak yang kecewa karena ILC cuti. Saya pernah bilang saya surfer (peselancar).
Peselancar piawai tak pernah takut dengan gelombang besar.
Dia justru masuk digulung gelombang itu, tapi tetap berjaya di atas.
Perumpamaan yang disampaikan Karni Ilyas pun disambut sindiran dari Sekjen Demokrat, Hinca Pandjaitan.
Hinca juga mengambil perumpaan untuk 'menyentil' sikap Karni Ilyas yang memilih absen pasca pencoblosan suara.
jika tak ingin terpercik gelombang air mengapa mendirikan rumah di tepi pantai? kata orang bijak di Asahan.
Ambilah selancarmu, berselancarlah! bukankah peselancar membutuhkan ombak gelombang air besar?
Cuti berselancar saat gelombang besar dan indah datang tentu tak bijak ...
Karni Ilyas menjelaskan kenapa dirinya harus menarik diri (ILC TVone Tak Tayang) di saat puncak Pilpres 2019.
Ini comment yang paling benar.
Peselancar yang berpengalaman tahu kapan papan selancar harus ditarik pulang.
Ketika di langit sudah ada tanda-tanda badai dan topan akan datang. (*)
Karni Ilyas Skakmat Mahfud MD
Pembawa acara Indonesia lawyers Club (ILC), Karni Ilyas turut memberikan komentarnya terkait pernyataan Mahfud MD tentang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Karni Ilyas yang memiliki gelar datuk dan juga warga keturunan Minangkabau angkat bicara atas daerah yang disebut-sebut oleh Mahfud MD
Sebelumnya Mahfud MD memberikan jawaban kepada Said Didu.
"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.
Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan. Inikah yg dianggap keras ?" tulis Said Didu.
Kemudian Mahfud MD memberikan jawaban panjang kepada Said Didu.
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau.
Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik," tulis Mahfud MD.
Mahfud lantas juga memberi penjelasan panjang saat menjawab pernyataan dari seorang warganet yang ia sebut sebagai kawannya.
Mahfud bahkan sempat mengatakan bahwa warganet tersebut telah terprovokasi oleh Said Didu.
"Pak Refrizal, Krn Anda teman sy maka sy jelaskan. Anda blm melihat video yg sy katakan shg responnya buru2. Anda terprovokasi oleh @msaid_didu , hahaha.? Saya bilang, Pak Jkw kalah di provinsi yg "dulunya" adalah tempat garis keras dlm keagama. Makanya Pak Jkw perlu rekonsiliasi.
Sy katakan DULU-nya krn 2 alsn: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jabar, DULU PRRI di Sumbar, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel. Lht di video ada kata "dulu". Puluhan tahun terakhir sdh menyatu. Maka sy usul Pak Jkw melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka.
Pak Refrizal, generasi yg lahir sejak tahun 1970-an bnyk yg tdk tahu bhw "dulu" ada itu. Sekarang sih tidak. Dimana salahnya sy mengatakan itu? Itu kan sejarah? Makanya sy usul agar Pak Jkw merangkul mereka dgn rekonsiliasi segera agar pembelahan tdk berlanjut sampai 2024.
Isu tersebut menjadi panas dan digoreng ke-mana2 krn bnyk yg hanya membaca pertanyaan Pak @msaid_didu tanpa melihat videonya. Padahal VT diposting jg di situ. Pertanyaan dlm cuitan Pak Said itu tak memuat dua kata kunci yakni kata "DULU" dan usul "REKONSILIASI". Lht dong videonya," tulisnya.
Saat dihubungi Wartakotalive.com, Karni membenarkan cuitannya tersebut.
Ia mengatakan bahwa PRRI/Permesta bukan pemberontakan dengan ideologi agama seperti yang diungkapkan oleh Mahfud MD.
Dan menurutnya pemimpin perlawan Kol Simbolon (Medan), Letkol A.Husein (Padang), Letkol Ismail Lengah (Riau), Kol Kawilarang dan Lekol V. Samual (Sul-Ut) tidak ada hubungannya dengan daerah islam garis keras.
Hal tersebut ia ungkapkan melalui sebuah cuitan di akun Twitternya.
"Sekedar meluruskan Prof Mahfud. PRRI/Permesta bukan pemberontakan dg ideologi agama. Pemimpin perlawanan Kol Simbolon (Medan), Letkol A.Husein (Padang), Letkol Ismail Lengah (Riau), Kol Kawilarang dan Lekol V. Samual (Sul-Ut). Tidak ada hubungannya denga daerah Islam garis keras," tulis Karni Ilyas.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Bukan ILC TVOne, Karni Ilyas Tuliskan Topik 'Garis Keras' Tayang Pada Malam Ini Pada Pukul 20.00 WIB, http://pontianak.tribunnews.com/2019/04/30/bukan-ilc-tvone-karni-ilyas-tuliskan-topik-garis-keras-tayang-pada-malam-ini-pada-pukul-2000-wib?page=3.