4 Kasus Cabul di NTT, dari Ulah Kepala Sekolah, Penjaga Toko, Hingga Ayah Tak Tau Diri
Kasus-kasus pencabulan, perkosaan, atau kekerasan seksual mencuat amat kuat di Kupang dan sekitarnya dalam sebulan terakhir
4 Kasus Cabul di NTT, dari Ulah Kepala Sekolah, Penjaga Toko, Hingga Ayah Tak Tau Diri
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kasus-kasus pencabulan, perkosaan, atau kekerasan seksual mencuat amat kuat di Kupang dan sekitarnya dalam sebulan terakhir.
Dari yang menimpa kalangan pelajar, hingga umum.
Berikut beberapa kasus kekerasan seksual yang berhasil dihimpun POS-KUPANG.COM:
1. Dihamili Penjaga Toko
Pelajar Kelas II SMA Kota Kupang, VMN (17) akhirnya mengakui kalau dirinya hamil.
Ia mengaku dihamili DT, seorang Penjaga toko di Kupang.
Saat itu, VMN mengaluh sakit dan berobat ke Puskesmas Sikumana karena ada luka.
Jawaban petugas medis Puskesmas Sikumana memebuat sang ibunda terkejut.
Rupanya, VMN sudah hamil empat bulan.
Keluarga pun naik pitam dan melaporkan kasus tersebut ke Polsek Oebobo Kota Kupang pada Sabtu (30/3/2019) siang.
Kapolsek Oebobo Polres Kupang Kota Kompol I Ketut Saba melalui Kanit Reskrim Iptu Komang Sukamara mengatakan persetubuhan terjadi di Kelurahan Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang pada November 2018.
Sampai saat ini, pelaku melarikan diri. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)
2. Diperkosa Saat Pacaran
Aksi perkosaan terjadi di Kota Kupang. Kali ini korbannya mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Kupang.
Mahasiswi Kupang ini berusia 19 tahun, diperkosa dua lelaki tak dikenal, Minggu (24/3/2019) malam.
Saat itu, ia sedang berduaan bersama pacarnya di sebuah lokasi yang sepi di pinggiran Kota Kupang.
KC, mahasiswi Kupang yang berusia 19 tahun Minggu malam itu sedang berpacaran dengan kekasih hatinya, IS.
Keduanya berpacaran di tempat sepi, yakni di sebuah kebun di samping jalan baru Kelurahan Penkase-Oeleta menuju Kelurahan Manutapen, Kota Kupang, sekitar pukul 20.30 Wita.
"Lokasi TKP sangat sepi dan gelap," ujar Kapolsek Alak Polres Kupang Kota, Kompol I Gede Sucitra SH ketika ditemui POS-KUPANG.COM, Selasa (26/3/2019).
Saat asyik berduaan di tempat sepi tersebut, tiba-tiba kedua sejoli ini didatangi tiga pria tak dikenal.
Berdalih melakukan penggerebekan, KC dan IS diancam karena tertangkap berduaan di tempat sepi.
Ketiga lelaki tak dikenal ini pun meminta ponsel dan dompet sang mahasiswi Kupang, KC dan IS
Mendapat ancaman ini, IS mencoba melakukan perlawanan. Adu mulut pun terjadi.
Namun akhirnya tak berdaya, ketika satu di antara tiga lelaki tak dikenal tersebut mengeluarkan parang dan mengancam korban.
"Pacar si mahasiswi Kupang ini (IS) saat itu sempat memberikan perlawanan, tapi tidak berdaya. Saat ada kesempatan dia melarikan diri untuk melapor di Mapolsek Alak," ujar Gede Sucitra.
Saat melarikan diri untuk melapor ke Polsek Alak itulah, KC, mahasiswi Kupang, yang sendirian mendapat perlakuan tak senonoh dari tiga lelaki tak dikenal tersebut.
Di kebun yang sepi dan gelap itu, KC diperkosa bergilir oleh para lelaki tak dikenal tersebut.
Namun, saat lelaki ketiga hendak memperkosa KC, tiba-tiba polisi dari Polsek Alak tiba di TKP.
"Saat korban sendiri di TKP terjadi perkosaan oleh dua orang pelaku secara bergantian. Giliran pelaku ketiga mau perkosa korban tidak jadi, karena saat itu anggota Polsek Alak datang bersama pacar korban, IS," ujar Kapolsek Alak Gede Sucitra.
3. Siswi SD Dicabuli
Kapolres Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) AKBP. Rishian Krisna Budhiaswanto membenarkan bahwa pihak telah menerima laporan dari masyarakat terkait dengan adanya dugaan pencabulan salah seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di salah satu desa di wilayah Kecamatan Noemuti.
Dijelaskan Rishian, laporan dari masyarakat tersebut telah diterima oleh pihaknya, dibagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolres TTU.
"Ada laporan masuk," kata AKBP Rishian Krisna Budhiaswanto kepada Pos Kupang melalui pesan singkat WhatsApp pada, Jumat (29/3/2019) sore.
Ia mengatakan saat ini dugaan kasus pencabulan terhadap siswi SD yang masih berumur 12 tahun itu dalam penyelidikan pihak penyidik Mapolres TTU.
"Dan sekarang masih dalam penyelidikan lebih dalam untuk memastikan benar tindak pidana atau bukan," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswi Sekolah Dasar (SD) yang ada di salah satu desa di Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dilaporkan ke Polres Kabupaten TTU karena diduga menjadi korban pencabulan.
Siswi berinisial IKS yang masih berumur 12 tahun itu merupakan siswa sekolah dasar kelas VI yang dilaporkan keluargannya karena diduga dicabuli oleh pelaku berinisial GB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Pos Kupang di lapangan menyebutkan, peristiwa pilu itu pada Kamis (28/3/2019).
Saat itu, korban IKS sedang tidur di kamar depan rumahnya, karena sedang sakit.
Pelaku secara diam-diam kemudian menyelinap masuk ke dalam kamar korban yang sedang tertidur pulas.
Tanpa adanya rasa malu, pelaku lalu tidur bersama-sama dengan korban satu tempat tidur
Karena korban sudah tertidur pulas, pelaku kemudian melancarkan aksi bejatnya.
Merasa ada yang aneh, korban kemudian sadar dan bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya korban ketika melihat bajunya sudah terangkat.
Pada saat itu pula, korban IKS berteriak dengan keras memanggil ibundanya sebanyak tiga kali untuk memberitahukan perihal kejadian yang menimpa dirinya itu.
Mendengar IKS memanggil, Ibunda korban pun terbangun dari tidurnya.
Ibunda korban kemudian langsung mendatangi kamar korban untuk mengecek apa yang terjadi.
Namun apa daya, karena mendengar korban IKS berteriak keras manggil ibudanya, pelaku kemudian melarikan diri sehingga ibunda korban tidak melihat pelaku.
Atas kejadian tersebut, pelapor yang berinisial PAL (55) kemudian mendatangi Polres Kabupaten TTU untuk melaporkan kasus tersebut guna di proses sesuai hukum yang berlaku. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)
4. Oknum Kepala Sekolah
Setelah melakukan aksi cabulnya BS oknum kepala sekolah di salah satu SMP di Kota Ende lantas memberi korban uang Rp 10 ribu.
Aksi pencabulan selain dilakukan di ruang kerjanya juga dilakukan di kamar WC yang menyatu dengan ruangan kerja dari oknum kepala sekolah tersebut.
Kasat Reskrim Polres Ende, Iptu Sujud Alif mengatakan hal itu kepada Pos Kupang.Com, Sabtu (23/3/2019) ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan penanganan kasus pencabulan yang diduga dilakukan oleh BS oknum kepala sekolah salah satu SMP di Kota Ende.
Iptu Sujud Alif mengatakan dalam kasus tersebut polisi selain memeriksa korban dan pelaku juga memeriksa para saksi yang diantaranya para guru di sekolah tersebut.
Dari keterangan saksi menyebutkan bahwa aksi dugaan pencabulan oleh oknum Kepsek kepada salah satu korban terjadi di kamar WC yang menyatu dengan ruang kerja dari kepala sekolah.
"Saat itu saksi hendak ke ruangan kepala sekolah namun saksi tidak melihat kepala sekolah didalam ruangan dan saksi keluar lagi. Saat diluar saksi melihat pelaku bersama korban keluar dari kamar WC,"kata Iptu Sujud Alif.
Melihat hal tersebut lalu saksi menceritakan kepada para guru lainnya serta menimbulkan kehebohan di sekolah tersebut.
Korban lalu dimintai keterangan oleh saksi dan mengakui menjadi korban aksi tidak senonoh oknum kepala sekolah.
Iptu Sujud Alif mengatakan bahwa pihaknya sempat mendengar cerita dari istri pelaku yang
mengatakan bahwa sang istri sudah berulang kali memperingatkan pelaku.
"Iya saya sudah berulang kali nasihat namun entah mengapa kembali terjadi,"kata Iptu Sujud Alif menirukan apa yang dikatakan istri dari pelaku.
Terhadap kasus tersebut, Iptu Sujud Alif mengatakan bahwa pihaknya akan bersikap sangat hati-hati menyikapinya karena menyangkut nama baik dan kehormatan para korban yang masih dibawah umur.
Oleh karena itu pihaknya tidak akan menceritakan secara gamblang tentang kronologis kasus.
"Kalau ditanya tentang adanya kasus pencabulan yang memang benar ada dan sedang ditangani oleh kepolisian,"kata Iptu Sujud Alif.
Saat diminta ijin untuk bertemu dengan pelaku, Iptu Sujud Alif mengatakan bahwa hal itu belum memungkinkan karena masih dalam proses pemeriksaan oleh kepolisian.
Namun menurut Iptu Sujud Alif sesuai keterangan yang didapatkan dari para saksi menyatakan bahwa pelaku memang terkenal dekat dengan para siswa. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Romualdus Pius)