Pilpres 2019
Jadwal Lengkap Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi, NTT Gelar Kampanye Terbuka di Enda Flores
Jadwal Lengkap Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi, NTT Gelar Kampanye Terbuka di Enda Flores
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Jadwal Lengkap Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi, NTT Gelar Kampanye Terbuka di Enda Flores
POS-KUPANG.COM - Kampanye Terbuka untuk Pemilihan Umum atau Pemilul Serentak 2019 akan berlangsung hingga 13 April 2019 mendatang.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi telah menyusun Jadwal Kampanye Terbuka yang mulai digelar 24 Maret hingga 13 April 2019.
Sementara untuk NTT, Ketua DPD Gerindra NTT, Esthon Foenay menegaskan, jadwal Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi di Provinsi NTT akan dilakukan pada 1 sampai 2 April 2019 mendatang.
"Kita punya jadwal di NTT, sesuai jadwal kampanye terbuka paslon no 02 dan parpol pendukung, direncanakan tanggal 1 April sampai 2 April. Itu untuk wilayah NTT," katanya kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu (23/3/2019).
Ia katakan, tanggal 26 Maret ini akan ada rapat koordinasi di Jakarta. "Salah satu butir pembahasannya adalah kampanye nasional di daerah dalam hal ini provinsi dan kabupaten kota," terangnya.
Rapat yang berlangsung pada 26 Maret tersebut, katanya, juga akan menentukan apakah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno hadir di NTT kembali atau tidak.
• BERITA POPULER: Ramalan Cinta Zodiak Minggu 24 Maret 2019 Renungan Katolik dan Kacamata Unik Jin BTS
• 6 Zodiak Ini Miliki Sikap Misterius dan Pendiam, Kamu Jangan Baper Ya!
• Waduh, Pak Guru Ini Nekat Nonton Film Bokep di Dalam Kelas, Para Siswa Pun Heboh
• Jadwal Liga Inggris! Manchester United vs Watford, Liverpool vs Tottenham, Live RCTI, MNCTV
Sebagai gambaran, katanya, Prabowo Subianto pada tanggal 26 Desember 2018 sudah datang, silahturahmi dan berdialog dengan masyarakat di daratan Timor, yakni di Atambua.
"Februari Pak Sandi datang berdialog dengan masyarakat Sikka, Kupang, dan Manggarai," ucapnya.

Esthon Foenay juga mengatakan bahwa Sukmawati Sukarno Putri, putri Presiden Soekarno bakal hadir pada acara Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi, pada awal bulan April 2019 mendatang di NTT.
"Ibu Sukmawati Sukarno Putri rencananya akan datang juga pada tanggal 1 dan 2 April di NTT. Selain itu, ada juga juru kampanye lain yang hadir, di antaranya Prof Dr Sudrajat Jiwandono bersama ibu. Dia seorang tokoh Katolik. Juga Letnan Jendral Purnawirawan akan hadir," ucapnya.
Dikatakannya, rencana Kampanye Terbuka itu akan digelar di Kota Ende.
"Dalam tanggal 1-2 itu rencana di Ende. Ini untuk mendalami sejarah. Di Kupang kan sudah 3 kali. Ende juga kan punya nilai sejarah tinggi. Merupakan ibukota pertama dari wilayah Flores, Provinsi Sunda Kecil. Posisinya juga di tengah-tengah," jelasnya.
Dijelaskan, pihaknya memiliki jadwal Kampanye Terbuka di NTT yang disiapkan dari Pusat.
Jadwal Lengkap Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi telah menyusun Jadwal Kampanye terbuka yang mulai digelar 24 Maret hingga 13 April 2019.
Lebih dari 15 titik Kampanye terbuka Prabowo sebelum pemungutan suara 17 April mendatang.
Berikut Jadwal lengkap Kampanye Prabowo:
24 Maret
-Manado
-Makasar (Kampanye Terbuka)
25 Maret
-Merauke
26 Maret
-Lombok
27 Maret
-Konsolidasi di Jakarta
28 Maret
-Bandung (Kampanye Akbar)
29 Maret
-Bogor
30 Maret
-Debat Capres
31 Maret
-Sidoarjo
1 April
-Purwokerto
-Pemalang
2 April
-Padang
3 April
-Medan (Kampanye Akbar)
4 April
-Bandar Lampung
5 April
-Konsolidasi Jakarta
6 April
-Cirebon
-Ciamis
7 April
-Jakarta (Kampanye Akbar)
8 April
-Yogyakarta
9 April
-Palembang
10 April
-Semarang (Kampanye Terbuka)
11 April
-Magelang
-Klaten
12 April
-Tulungagung
-Malang
13 April
-Tangerang (Kampaye Akbar)
-Debat Capres-Cawapres
Hasil Survei Litbang Kompas
Hasil survei terbaru Litbang Kompas pada 22 Februari 2019-5 Maret 2019 menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Sebaliknya, elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan.
Hasil survei dipublikasikan Harian Kompas pada edisi Rabu (20/3/2019) dan menjadi salah satu topik pembahasan Kompas TV, Rabu pagi.
Dilansir dari kompas.com, Rabu (20/3/201), elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam survei terakhir Litbang Kompas berada di angka 49,2 persen, Prabowo-Sandi 37,4 persen, dan 13,4 persen responden lainnya menyatakan rahasia.
Selisih suara di antara kedua pasangan menyempit menjadi 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandi 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
"Bersandar pada kedua periode hasil survei itu, dapat dikatakan momentum penguasaan politik enam bulan terakhir cenderung mengarah pada Prabowo-Sandi," tulis peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip dari harian Kompas, Selasa (20/3/2019).
"Sekalipun elektabilitas mereka masih tertinggal, hasil survei ini menunjukkan, dari Oktober 2018 hingga kini terjadi peningkatan hingga 4,7 persen atau rata-rata mendekati 1 persen setiap bulan. Sebaliknya, pada momen sama, rival politik mereka cenderung menurun hingga 3,4 persen," lanjut dia.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 2,2 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, mengungkapkan, setidaknya ada tiga indikasi yang menopang besaran dukungan ke Prabowo-Sandi.
Pertama, jika sebelumnya pendukung Prabowo-Sandi cenderung bertumpu pada kalangan menengah ke atas, pada survei kali ini penguasaan kalangan menengah atas itu semakin solid.
Prabowo-Sandi tidak hanya berhasil menjaga basis pendukung kalangan menengah ke atas, tetapi juga memperluas kuantitas dukungan dari karakteristik kelompok itu.
"Di sisi kategori pendidikan responden, misalnya, mereka yang berpendidikan menengah ke atas tampak semakin bertumpu pada Prabowo-Sandi. Saat ini, proporsi terbesar dari kalangan berpendidikan tinggi (46,1 persen) memilih Prabowo-Sandi. Pada survei sebelumnya, hanya 38,4 persen," ulas Bestian, seperti dikutip dari harian Kompas, Rabu (20/3/2019).
Kondisi demikian paralel dengan kategori sosial ekonomi responden.
Pada survei sebelumnya 34,5 persen responden berkategori sosial ekonomi menengah memilih Prabowo-Sandi, tetapi kali ini menjadi 40,5 persen.
Di kalangan atas, dari sebelumnya 32,6 persen menjadi 41,9 persen.
"Kedua, sekalipun tidak terlalu masif, perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi juga tampak di kategori responden lapis bawah sosial ekonomi. Di kalangan ini, mereka mampu meningkatkan dukungan dari 28,9 persen menjadi 32,5 persen," tulis Bestian.
Ketiga, perluasan dukungan terhadap Prabowo-Sandi juga ditopang oleh loyalitas dan agresivitas para pendukungnya.
Pemilih Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN semakin loyal dan terfokus pada Prabowo-Sandi.
Di antara keempat partai itu, hanya PAN yang terkecil. Sebanyak 63,2 persen pemilih PAN memilih Prabowo-Sandi.
Namun, proporsi itu masih relatif lebih besar dibandingkan dengan besaran loyalitas dukungan para pemilih partai pesaingnya.
Hasil survei juga menunjukkan, pendukung Prabowo-Sandi lebih aktif dan militan. Ekspresi dukungan pemilih pasangan ini tak hanya ditunjukkan dengan sekadar mengikuti pemberitaan terkait pasangan dukungannya.
Mereka juga lebih banyak bereaksi dalam membela sosok pilihan mereka jika terdapat informasi yang dipandang merugikan.
"Bahkan, dari sisi pengorbanan materi, para pemilih Prabowo-Sandi lebih banyak yang menyatakan siap memberikan sumbangan," tulis Bestian.
Sebaliknya, penurunan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf, menurut Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, bisa disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah perubahan pandangan atas kinerja pemerintahan.
Penurunan kepuasan masyarakat ini terjadi terhadap kinerja bidang politik-keamanan, hukum, dan sosial.

"Karena itu, meski tingkat kepuasan masyarakat berada di angka cukup tinggi, yakni 58,8 persen menyatakan puas, angka itu turun signifikan dibanding tahun lalu yang mencapai 72,2 persen," kata Bambang seperti dikutip dari harianKompas, Rabu (20/3/2019).
Penurunan elektabilitas Jokowi-Amin juga terjadi karena perubahan dukungan di sejumlah aspek demografis enam bulan terakhir.
Dari segi usia, perpindahan pilihan terjadi pada generasi tua (53-71 tahun) dan generasi milenial matang (31-40 tahun).
Generasi tua atau generasi baby boomers sebelumnya 58,1 persen mendukung Jokowi-Amin, tetapi kini turun menjadi 48,9 persen. Pada generasi milenial matang, elektabilitas turun 9,1 persen.
"Proporsi kedua generasi itu 48 persen dari total pemilih Jokowi-Amin sehingga cukup memengaruhi elektabilitas," ujarnya.
Selain itu, ada gejala sedikit beralihnya pendukung Jokowi-Amin ke Prabowo-Sandi, terutama pada kelompok berpendidikan menengah dan tinggi.
Pemilih berpendidikan rendah yang menjadi basis terbesar Jokowi-Amin juga berkurang, selain tersedot ke Prabowo-Sandi, juga terdorong menjadi responden yang menjawab rahasia.
Bertambahnya pemilih ragu, terutama di masyarakat kelas bawah, juga dinilai berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas Jokowi-Amin.
Jika enam bulan lalu masyarakat yang belum menentukan sikap di kelas bawah 14,4 persen, saat ini menjadi 15,6 persen.
"Kelompok ini perlu diyakinkan oleh pasangan Jokowi-Amin untuk mempertahankan suara," tulis Bambang.
Pasangan Jokowi-Amin juga menghadapi persoalan militansi pendukung yang sejauh ini lebih lemah dibandingkan pendukung Prabowo-Sandi.
Misalnya, 40,8 persen pendukung Prabowo-Sandi menyatakan menyebarkan hal-hal positif terkait pasangan calon pilihannya kepada orang lain.
Sementara hanya 35,5 persen pendukung Jokowi-Amin yang melakukan hal serupa.
Demikian pula dalam mengikuti kampanye capres-cawapres pilihan. Hal ini dilakukan 21,7 persen pendukung Prabowo-Sandi dan 15 persen pendukung Jokowi-Amin.
"Militansi yang cukup tinggi pendukung Prabowo-Sandi tampak berpengaruh secara geografis pada melebarnya dukungan bagi pasangan itu," kata Bambang. (POS-KUPANG.COM/Ambuga Lamawuran/kompas.com)
# Jadwal Lengkap Kampanye Terbuka Prabowo-Sandi, NTT Gelar Kampanye Terbuka di Enda Flores