Bolehkah Istri yang ‘Minta’ Duluan untuk Berhubungan Intim pada Suami? Ternyata Begini Ganjarannya
Restu suami atas istri menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suaminya dalam bentuk perilaku keseharian
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang perempuan belum memenuhi kewajiban Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).
Meski seorang istri wajib berkhidmat, berbakti, dan melayani suaminya, seorang suami tidak bisa bersikap sewenang-wenang.
Seorang suami tidak boleh mengekploitasi istrinya atas nama kewajiban khidmat dan bakti yang diharuskan oleh Islam.
Batasan-batasan khidmat dan bakti lebih lanjut telah diatur dalam kitab fiqih yang perlu diketahui oleh pasangan suami dan istri agar satu sama lain tidak melanggar batasan tersebut.
Sama halnya dalam berhubungan intim atau hubungan seksual. Pasangan suami dan istri juga dituntut untuk saling menjaga hubungan baik.

Keduanya tidak boleh memaksakan kehendak dalam hal ini karena hubungan intim atau hubungan seksual pasangan suami dan istri bukan sekadar persoalan syahwat belaka, tetapi juga berkaitan dengan kesiapan fisik dan mental.
Adapun seorang perempuan yang menyiapkan diri terlebih dahulu dalam masalah hubungan seksual atau berhubungan intimn akan mendapat kemurahan Allah yang sangat besar.
Rasulullah SAW pernah berpesan kepada putrinya, Siti Fathimah RA, bahwa inisiatif seorang istri dengan senang hati untuk berhubungan intim atau berhubungan seksual memiliki ganjaran besar dari Allah SWT.
ﻭﺃﻳﻤﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓٍ ﻓﺮﺷﺖ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﺑﻄﻴﺐ ﻧﻔس ﻧﺎﺩﺍﻫﺎ ﻣناد ﻣﻦ ﺍﻟسماء اﺴﺘقبلي ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻦ ﺫﻧﺒﻚ ﻭﻣﺎ ﺗﺄﺧﺮ
Artinya, “Wahai Fatimah, Tiada seorang perempuan yang ‘menyiapkan’ diri untuk suaminya dengan senang hati kecuali seorang (malaikat) menyeru dari langit: ‘Mulailah beraksi!’ niscaya Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang terkemudian,’” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Uqudul Lujain fi Bayani Huquqiz Zaujain, [Semarang, Thaha Putra: tanpa catatan tahun], halaman 13).
Berhubungan intin suami dan istri memerlukan kesiapan fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya perlu memerhatikan kesiapan fisik dan mental satu sama lain agar interaksi tersebut berlangsung dalam suasana riang dan gembira, tanpa tekanan batin. Wallahu a’lam.
Adab Berhubungan Intim Suami Istri
Di antara adab-adab cara bersetubuh dalam islam adalah sebagai berikut sebagaimana dikutip POS-KUPANG.COM dari TribunJambi.com :
1. Senggama Harus Pakai Penutup
Seperti dijelaskan oleh Syaikh penadzam, bahwa sebagian adab senggama yaitu suami hendaknya menyuruh istrinya untuk melepas semua pakaiannya ada baiknya kalau suami yg melepaskan pakaian istrinya.