Breaking News

Renungan Jumaat 22 Maret 2019

Renungan Jumat: Jangan Kamu Membunuh Diri Kalian "Walaa Taqtulu Anfusakum"

Renungan Jumat: Jangan Kamu Membunuh Diri Kalian "Walaa Taqtulu Anfusakum"

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
H. Marhaban Adhang, S.HI 

"Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula." (HR. Bukhari no. 6047 dan Muslim no. 110).

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu `Alaihi Wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan mencekik lehernya, maka ia akan mencekik lehernya pula di neraka. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara menusuk dirinya dengan benda tajam, maka di neraka dia akan menusuk dirinya pula dengan cara itu." (HR. Bukhari no. 1365)

Dalam lainnya, dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi Shallallahu `Alaihi Wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalamnya. Barangsiapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan merasai racun itu dalam neraka jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalam neraka tersebut untuk selama-lamanya. Begitu juga, barangsiapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung, maka dia akan terjun ke dalam neraka jahanam secara terus-terusan untuk membunuh dirinya dan dia akan dikekalkan dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya." (HR. Muslim no. 109).

Imam Nawawi rahimahullah membuat judul bab untuk hadits tersebut, "Bab: Larangan keras seseorang yang membunuh dirinya sendiri. Siapa saja yang membunuh dirinya sendiri, maka ia akan disiksa di neraka. Ia tidak akan masuk surga kecuali jika ia masih muslim."

Perkataan Imam Nawawi itu menunjukkan bahwa orang yang melakukan bunuh diri diancam keras di neraka, namun ia masih muslim.

Kisah seorang Sahabat Nabi yang melakukan Bunuh Diri diberitakan dengan Neraka walaupun dia sedang dalam Puncak amalan jihad

Dari Sahl bin Saad As-Saidi radiyallohu `anhu. berkata: Rasulullah shallallohu alayhi wa sallam. berhadapan dengan kaum musyrikin dalam perang, kemudian ketika Rasulullah shallallohu alayhi wa sallam telah berkumpul dengan pasukannya, demikian pula kaum musyrikin kini telah kembali kepada pasukannya, sedang ada seorang dari sahabat Nabi shallallohu alayhi wa sallam yang sangat hebat perjuangannya pada hari itu sehingga serbuannya benar-benar mengagumkan sahabat-sahabat lainnya, mengejar musuh ke sana kemari, memenggal dengan pedangnya, sehingga sahabat berkata: "Hari ini tiada seorang yang sehebat Fulan", tiba-tiba Rasulullah shallallohu alayhi wa sallam bersabda: "Ingatlah dia seorang ahli neraka" Maka seorang sahabat berkata: "Aku akan menyelidiki keadaannya."

Lalu sahabat ini selalu mengikutinya jika lari maupun berhenti. Tiba-tiba orang itu terkena luka yang sangat parah, lalu ia tidak tahan menderita dan meletakkan pedangnya di tanah sedang tajamnya di letakkan di dada antara kedua teteknya, lalu ditekannya sehingga mati bunuh diri. Maka segera sahabat itu lari kepada Rasulullah shallallohu alayhi wa sallam dan berkata: "Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah"!! Ditanya oleh Nabi shallallohu alayhi wa sallam.: "Mengapakah"? Jawabnya: "Orang yang tuan sebut ahli neraka itu, karena orang-orang ragu dan bingung menerimanya, maka aku selidiki keadaannya, kemudian setelah ia luka parah, ia ingin segera mati dan meletakkan pedangnya di tanah dan tajamnya di antara kedua teteknya, kemudian ditekan sehingga mati bunuh diri."

Maka sabda Nabi shallallohu alayhi wa sallam: Sesungguhnya ada kalanya seorang berbuat amal ahli surga pada lahirnya yang terlihat pada orang, padahal ia ahli neraka, dan adakalanya seorang mengerjakan amal ahli neraka dalam pandangan orang, padahal ia ahli surga." (HR.Bukhari, Muslim).

Sebab yang menentukan surga dan neraka ialah husnul khatimah atau su'ul khatimah, jika sampai mati dalam amal yang diridhai Allah maka ahli surga, tetapi jika mati dalam murka Allah pasti neraka. Na'udzubillahi min dzalik.
Wallohu A'lam Bish-Showaab.. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved