Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 19 Maret 2019 Lukas 4:1-13 '' Makna Ketulusan Hati Yusuf''
Renungan Harian Katolik Selasa 19 Maret 2019 Lukas 4:1-13 '' Makna Ketulusan Hati Yusuf''
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 19 Maret 2019 Lukas 4:1-13 '' Makna Ketulusan Hati Yusuf''
Renungan Harian Katolik
Selasa 19 Maret 2019
Lukas 4:1-13
Oleh RD.Florens Maxi Un Bria
Rohaniwan Keuskupan Agung Kupang - NTT
MAKNA KETULUSAN HATI YUSUF
" Karena Yusuf suamiya seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya diam-diam", ( Mat 1 : 19)
Pikiran dan rencana Allah tidak dapat diselami manusia.
Penyelenggaraan dan rencana Allah atas hidup manusia pun penuh misteri.
Hanya oleh rahmat dan kasih-NYA yang memampukan manusia beriman memahami dan sanggup melakukan kehendak-NYA dalam hidup.
Yusuf tunangan Maria tidak paham sepenuhnya dengan rencana keselamatan Allah dalam diri Maria.
Sebagai manusia ia bergumul dan tidak memahami bahwa tunangannya mengadung dari Roh Kudus.
Bagaimana mungkin hal itu terjadi?
Menurut logika insani tidak dapat dipahami.
Namun dalam terang iman, Tidak Mustahil bagi Allah.
Yusuf, suami yang tulus hati.
Dalam permenungan yang mendalam, ketulusan hatinya sebagai kualitas manusia ditegaskan.
Ia tidak mau mencemarkan nama baik istrinya.
Ia memilih untuk bersikap diam dan dengan diam-diam menceraikan istrinya.
Tetapi Allah Yang Maha Tahu membaca pergumulan dan niat Yusuf.
Karena itu dalam mimpi ia diperingatkan Malaikat Tuhan , agar tidak takut mengambil Maria sebagai istrinya.
"Sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Dialah yang menyelamatkan umat-NYA dari dosa mereka."( Mat 1: 20-21)
Yusuf bangun dari tidurnya.
Ia telah mendapatkan jawaban atas permenungan dan pergumulan yang dialami.
Lalu dengan sikap iman ia dengan rela hati melakukan apa yang disampaikan Malaikat Tuhan.
Contoh terbaik dari Yusuf bagi hidup kita adalah Ketulusan hati.
Orang yang tulus hati tidak mungkin mau mencemarkan nama sesama apalagi menjadi penyebar hoax.
Yusuf juga pribadi yang mencintai refleksi dan pertimbangan.
Ia tidak ingin bersikap gegabah.
Ketulusan hati juga terpancar dari keheningan dan sikap diam dalam merenungkan setiap pristiwa hidup.
Yusuf setia mengikuti bimbingan dan kehendak Tuhan.
Karena Ia pribadi yang gemar mendengarkan dan sedikit berkata-kata.
Kiranya karakter Yusuf yang tulus hati, diam dan reflektif, suka mendengarkan dan mempertimbangkan dengan bijaksana setiap kejadian mudah-mudahan jadi karakter kita pula.
Berbahagialah orang yang tulus hati karena mereka akan mendapatkan ketenangan, hikmat dan sukacita dari Allah.
Doa: Ya Tuhan rahmati hati kami dengan hikmat-MU agar kami sanggup bersikap tulus seperti Yusuf yang tulus hati. Amin.