FPPN Sebut Bupati dan Wabup Nagekeo Bohongi Rakyatnya Sendiri

Forum Pemuda Peduli Nagekeo ( FPPN ) Sebut Bupati dan Wabup Nagekeo Bohongi Rakyatnya Sendiri

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Anggota FPPN saat gelar demonstrasi terkait perekrutan THL di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, Selasa (12/3/2019). 

Forum Pemuda Peduli Nagekeo ( FPPN ) Sebut Bupati dan Wabup Nagekeo Bohongi Rakyatnya Sendiri

POS-KUPANG.COM | MBAY - Ratusan lebih orang yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Nagekeo ( FPPN ) kembali menggelar Demonstrasi di Kota Mbay Kabupaten Nagekeo, Selasa (12/3/2019) sekitar pukul 12.00 Wita.

Sebelumnya FPPN juga menggelar aksi yang sama, Selasa (26/2/2019) sekitar pukul 10.00 Wita di Kota Mbay.

Aksi demonstrasi yang dilakukan terkait pemberhentian dan perekrutan baru Tenaga Harian Lepas (THL) tahun 2019 oleh Pemda Nagekeo yang menurut FPPN syarat kepentingan.

BREAKING NEWS: Trans Utara Flores NTT Lumpuh Total, Jembatan Dagemage Diterjang Banjir

Aksi demonstrasi tersebut dimulai pukul 11.00 Wita dengan rute jalan L.B Moerdani- Jalan Jendral Soeharto- Jalan Abdullrahman Wahid, Jalan Jakarta, Jalan Pramuka dan antor Bupati Nagekeo

Peserta aksi dikawal ketat pihak kepolisian dari Polres Ngada dan dari Polsek Aesesa. Mereka tampak berkonvoi dan menyampaikan tuntutan mereka kepada bupati Nagekeo.

Dapat Nilai Ujian Jelek, Anak 12 Tahun Ditinggalkan Ibunya di Jalan, Begini Komentar Netizen

Pantauan POS-KUPANG.COM, mereka tampak menyampaikan tuntutan mereka dari atas mobil yang ditumpangi saat demo.

Selain itu para anggota forum lainnya berkonvoi menggunakan kendaraan roda dua dikawal aparat kepolisian.

Mereka menyebutkan keadilan di Nagekeo sudah mati dan membawa spanduk yang bertuliskan: Kami Juga Putra-Putri Nagekeo, Dimanakah Janjimu? No Pengangguran, No Korupsi. Kami Korban Perubahan, Transparansi, Arogansi, Diskriminasi.

Koordinator aksi Gusti Bebi Daga, mengatakan, sudah hampir tiga bulan Tenaga Harian Lepas (THL) tidak bekerja menanti jawaban dari pemerintah daerah.

Namun tidak ada kejelasan dan membuat para THL sakit hati karena Pemda Nagekeo yaitu Bupati dan wakil Bupati merekrut secara diam-diam THL baru.

"Bupati Nagekeo dr. Johanes Don Bosco Do, lagi-lagi membohongi rakyatnya sendiri. Seorang bupati tidak pantas menipu rakyatnya," Gusti.

Gusti menambahkan seorang bupati harus mempunyai hati, punya perasaan terhadap anak-anaknya.

"Jangan hanya berlandaskan regulasi tapi abaikan sisi kemanusiaan, norma-norma adat yang orang tua bahkan pemimpin-pemimpin lama baik bapak elias maupun bapak Nani Aoh membangun komunikasi secara baik dengan semua akar rumput. Karena apa karena dia tau pemda tidak punya uang untuk membeli hektaran tanah untuk kantor," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya juga ikut membangun Nagekeo dan tidak ada yang istimewa. Tidak boleh membeda-bedakan.

"Kami sudah membangun Nagekeo dengan cara kami. Kami mengabdi sebagai tukang sapu, sebagai jaga malam, sebagai pengantar surat. Tapi kok seorang bupati yang baru dilantik satu setengah bulan, bahkan mau masuk bulan ketiga sudah merusak tatanan kami dan meciptakan konflik diantara kami," ungkap Agustinus.

Anggota FPPN lainnya, Elias Mau, mengatakan dirinya sangat kecewa terhadap kebijakan Bupati dan wakil Bupati Nagekeo yang tidak transparan merekrut THL.

Baginya perekrutan THL mesti dilaksanakan secara terbuka. Bukan dengan cara diam-diam.

"Apa bedanya kami dengan mereka yang di dinas PUPR dan Sat Pol.PP yang direkrut baru itu?" tanya Elias.

Ia meminta kebijakan bupati terkait THL. Bahwa pengorbanan dan kontribusi untuk membangun Nagekeo itu sudah menjadi tanggungjawab bersama.

"Kami juga berkontribusi untuk Nagekeo. Tanah kami serahkan waktu itu. Apa bedanya kami dengan mereka itu," ujarnya.

Sementara Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do saat bertemu Forum FPPN menyampaikan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan lembaga DPRD dalam rapat kerja.

"Dalam rapat kerja bersama DPRD yang lalu saya sudah bicara bahwa THL akan kembali direkrut pada bulan Mei nanti. Tetapi kita sharing lagi yang terbaik sesuai dengan beban kerja berdasarkan ajuan setiap pimpinan OPD yang ada," ujarnya.

Ia meminta para THL tetap bersabar karena masih dalam taraf kajian. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved