UGM: Indonesia Belum Bebas DBD, Ini Penyebabnya

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan ( FKKMK ) Universitas Gadjah Mada ( UGM ) menggelar Seminar Nasional tentang DBD

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Dok. UGM
Dalam rangkaian dies natalis ke-73, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Seminar Nasional Demam Berdarah Dengue dalam Perspektif Sistem Kesehatan (2/3/2019). 

Akan tetapi, Ida menyebut saat ini di Indonesia masih memiliki beberapa kesulitan dalam mendeteksi kasus DBD.

Ia mengugkapkan saat ini di Indonesia hanya bisa mendeteksi DBD simtomatik saja atau yang menunjukkan gejalanya saja.

"Padahal, terdapat penderita DBD yang asimtomatik. Hal ini cukup mengkhawatirkan," keluhnya.

Meski begitu, Ida tetap mengingatkan pentingnya masyarakat umum untuk mengetahui warning sign DBD.

Berdasarkan WHO, tanda-tanda tersebut adalah demam hingga 40 C yang disertai pusing, nyeri di belakang mata, otot, dan persendian, mual, muntah-muntah, serta bintik-bintik merah atau ruam.

"Jika tanda-tanda tersebut sudah muncul, segera saja dibawa untuk perawatan klinis, tidak perlu lagi dibawa ke laboratorium untuk dicek," pungkasnya. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved